Allah Ta'ala berfirman:
"Dan setengah daripada tanda-tanda -
kekuasaan Tuhan - ialah tidurmu semua di waktu malam dan siang." (ar-Rum: 23)
835. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidak ada yang tertinggal dari kenubuwatan
itu melainkan hal-hal yang menggembirakan." Para sahabat sama bertanya: "Apakah
hal-hal yang menggembirakan itu?" Beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu impian yang
baik." (Riwayat Bukhari)
836. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya
Nabi s.a.w. bersabda:
"Jikalau zaman sudah dekat - yakni dekat
dengan datangnya hari kiamat, maka impian seseorang mu'min itu hampir tidak
dusta dan impian seseorang mu'min itu adalah sebagian dari empat puluh enam
bagian dari kenubuwatan." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan: "Nabi s.a.w.
bersabda:
"Dan yang terbenar di antara engkau semua
tentang impiannya ialah yang terbenar pembicaraannya."
837. Dari Abu Hurairah r.a. puta, katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang bermimpi melihat saya
dalam tidur, maka ia akan melihat saya di waktu jaga - yakni melek dan. ini
ditakwilkan sewaktu di akhirat nanti - atau seolah-olah ia melihat saya di waktu
jaga, karena syaitan itu tidak dapat menyerupakan dirinya dengan diriku,"
maksudnya tidak dapat menjelmakan diri seperti beliau s.a.w. itu." (Muttafaq
'alaih)
838. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya
ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda:
"Jikalau seseorang di antara engkau semua
bermimpi melihat sesuatu impian yang ia menyukainya maka hanyasanya impian itu
adalah dari Allah Ta'ala. Maka dari itu hendaklah mengucapkan pujian kepada
Allah atas impian tadi -yakni membaca Alhamdulillah -dan hendaklah
memberitahukan impiannya itu - pada orang lain." Dalam suatu riwayat lain
disebutkan: "Maka janganlah memberitahukan impiannya tersebut, kecuali kepada
orang yang ia mencintainya. Tetapi jikalau bermimpi melihat impian yang selain
demikian - yaitu impian buruk dan tidak disukai, maka hanyasanya impian tadi
adalah dari syaitan. Oleh karena itu hendaklah ia memohonkan perlindungan kepada
Allah daripada keburukannya-yakni membaca ta'awwudz - dan janganlah
menyebut:nyebutkannya kepada orang lain, sebab sesungguhnya impian sedemikian
itu tidak akan membahayakan dirinya." (Muttafaq 'alaih)
839. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Nabi
s.a.w. bersabda: "Impian yang baik, dan dalam riwayat lain disebutkan: Impian
yang indah itu berasal dari Allah dan impian buruk itu dari syaitan. Maka
barangsiapa yang melihat sesuatu impian yang ia tidak menyukainya, hendaklah ia
meniup di sebelah kirinya sebanyak tiga kali dan hendaklah pula memohonkan
perlindungan kepada Allah dari syaitan - yakni membaca ta'awwudz yaitu A'udzu
billahi minasy syaithanir rajim, karena sesungguhnya impian buruk tadi tidak
akan membahayakan dirinya."
'Annaftsu artinya tiupan-yang dilakukan
tiga kali kesebelah kiri itu ialah suatu hembusan nafas yang halus tanpa
mengeluarkan ludah.
840. Dari Jabir r.a. dari Rasulullah s.a.w.,
sabdanya: "Jikalau seseorang di antara engkau semua melihat impian yang ia tidak
menyukainya, maka hendaklah ia berludah di sebelah kirinya tiga kali dan
hendaklah pula ia memohonkan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan -
yakni membaca ta'awwudz -sebanyak tiga kali dan lagi baiklah ia beralih dari
sebelah yang ia tidur di atasnya tadi - yaknr kalau tadinya miring kiri
hendaklah beralih ke kanan dan demikian pula sebaliknya." (Riwayat Muslim)
841. Dari Abul Asqa' yaitu Watsilah bin
al-Asqa' r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya termasuk sebesar-besar
kedustaan ialah apabila seseorang itu mengaku-aku pada orang yang selain ayahnya
- yakni bukan keturunan si Fulan, tetapi ia mengatakan keturunannya, atau orang
yang mengatakan ia bermimpi melihat sesuatu yang sebenar- nya tidak
memimpikannya* atau ia mengucapkan atas Rasulullah s.a.w. sesuatu yang tidak
disabdakan olehnya - yakni bukan sabda Nabi s.a.w. dikatakan sabdanya." (Riwayat
Bukhari)
Keterangan:
Dalam Hadis di atas disebutkan bahwa di
antara sebesar-besar kedustaan ialah:
a. Mengaku kepada seseorang yang bukan
ayahnya sebagar avahnya sendiri adalah termasuk dusta terbesar, karena membuat-
buat sesuatu atas nama Allah Ta'ala, seolah-olah orang yang ber dusta itu
mengatakan: "Allah membuat aku dari mani si Fulan itu," padahal sebenarnya bukan
orang yang ditunjuk itu yang menyebab- kan kejadiannya. Orang yang berbuat
demikian itu ada kalanya ingin dihormati atau diagung-agungkan sebab yang diakui
sebagai ayah nya adalah seorang pembesar yang berkedudukan tinggi atau orang
hartawan, ada kalanya pula karena ingin dianggap keturunan ningrat karena yang
diakui sebagai ayahnya adalah seorang bang- sawan dan ada kalanya sebab yang
Iain-Iain. Tetapi pada pokoknya disebabkan oleh kesombongan dan menginginkan
penghormatan untuk dirinya.
b. Mengatakan bermimpi apa yang tidak
dimimpikan, inipun dusta yang amat besar. Adapun sebabnya adalah sebagaimana
yang diterangkan sebagai penjelasan yang tertera di bawah ini.
Sehubungan dengan dusta dalam hal impian
ini, Rasulullah s.a.w. pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari
Ibnu Abbas r.a., yaitu:
"Barangsiapa yang mengaku bermimpi dengan
sesuatu impian yang sebenarnya tidak diiihatnya, maka - pada hari kiamat nanti
-akan dipaksa duduk di antara dua butir biji gandum, tetapi ia tidak mungkin
dapat melakukannya."
c. Mengucapkan sesuatu dusta atas nama Nabi
Muhammad s.a.w., maksudnya sesuatu yang bukan sabda Nabi s.a.w. dikatakan
sabdanya, atau sesuatu yang disabdakan oleh beliau s.a.w. itu haram, tetapi
dikatakan halal dan demikian pula sebaliknya. Orang semacam itu diancam akan
dilemparkan dalam nerakadan diperintah-kan mencari tempat kediamannya dalam
neraka itu, sebagai tempat tedudukannya. Sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh
Imam-imam Bukhari, Muslim, Termidzi dan Iain-Iain dari Anas r.a. menyebutkan:
"Barangsiapa yang berdusta atas namaku (Nabi
Muhammad) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya atau
tempat kediamannya daripada neraka."
No comments:
Post a Comment