Kitab Almantsurat Dan Almulah
Beberapa Hadis Yang Berserakan - Tidak Termasuk Dalam Bab Tertentu - Dan Yang
Sedap-sedap Dirasakan
1805. Dari Annawwas bin
Sam'an r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan perihal Dajjal pada
suatu pagi. Beliau s.a.w. menghuraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya
direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan - dan Dajjal itu sendiri oleh beliau
s.a.w. kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang-kadang di-perbesarkan hal-ehwalnya
sebab amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita
semua mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah
pada suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah
mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: "Ada persoalan
apakah engkau semua ini?"
Kita menjawab: "Ya
Rasulullah,Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan
serta mengeraskan suara - dan Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan
peristiwanya kerana besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita
semua mengira bahawa ia sudah ada di kelompok pohon kurma." Beliau s.a.w. lalu
bersabda: "Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas
dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua,
maka sayalah penentangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia
keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia
adalah sebagai penentang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah
penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim.
Sesungguhnya Dajjal adalah
seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah
saya menyamakan-nya dengan Abul 'Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat
bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat
al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara
Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga
membuat kerosakan di bahagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah,
tetapkanlah keimananmu semua." Kita para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah,
berapa lama ia menetap di bumi?" Beliau s.a.w. menjawab: "Empat puluh hari, yang
sehari - hari pertama - itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi - hari
kedua - lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga - seperti
sejum'at - yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah
sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini." Kita bertanya lagi: "Ya
Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah
kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja - yakni lima waktu?" Beliau
s.a.w. menjawab: "Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya
masing-nasing." Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang.
Kita bertanya pula: "Ya
Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?" Beliau s.a.w.
bersabda: "Iaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya.
Dajjal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka
itu beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. la menyuruh
langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya
menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Se-lanjutnya kembalilah
ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul - atau berpunuk
- sepanjang - atau sebesar yang pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang
pernah ada - yakni penuh air susu - dan terpanjang pantatnya - sebab semuanya
kenyang.
Seterusnya datanglah Dajjal
itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi
mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang
menolak ini - kerana ketetapan keimanannya -pada keesokan harinya telah menjadi
kering daerahnya - seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali
dari rumput dan tanaman Iain-Iain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda
sedikitpun. Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing - bekas istana yang
rosak-rosak, kemudian ia berkata: "Keluarkanlah harta-harta simpananmu,"
tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu
sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang
pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya - menurut riwayat yang dimaksudkan ialah
Al-Hidhr, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah
tubuhnya menjadi dua bahagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada
sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia
hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa.
Dalam keadaan sebagaimana di
atas itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. la turun
di menara - atau rumah tinggi - putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan
Damsyik, iaitu mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan
kedua tapak tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya,
maka mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka
berjatuhan-lah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada
seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya
itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya
pandangan matanya. Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat
menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya.
Seterusnya Isa a.s.
mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu
ia mengusap wajah-wajah mereka - maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang
mereka alami selama kekuasaan Dajjal tersebut - dan ia memberitahukan kepada
mereka bahawa mereka akan memperolehi darjat yang tinggi dalam syurga. Dalam
keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s.
bahawasanya Aku - Allah - telah mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada
kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan mereka
itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu - yang menjadi kaum mu'minin - itu ke
gunung Thur. Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya'juj dan
Ma'juj. Mereka itu mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi.
Kemudian berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu
minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka
ini berkata: "Danau ini tentunya tadi masih ada airnya - dan kini sudah habis."
Nabiullah Isa a.s. serta
sekalian sahabat-sahabatnya dikurung -yakni dikepung dari segala jurusan
sehingga tidak dapat keluar, sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi
seseorang di antara mereka itu adalah lebih berharga dari seratus wang dinar
emas bagi seseorang di antara engkau semua pada hari ini. Nabiullah Isa a.s. dan
sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum semuanya merendahkan diri kepada Allah
Ta'ala memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan. Allah Ta'ala lalu
menurunkan ulat atas bangsa Ya'juj dan Ma'juj tadi di leher-leher mereka,
kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu
sekaligus, seperti kematian seseorang manusia.
Nabiullah Isa a.s. serta
sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan
sejengkal tanah pun di bumi itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin
mayat-mayat bangsa-bangsa Ya'juj dan Ma'juj tadi. Selanjutnya Nabiullah Isa a.s.
dan sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum sama merendahkan diri lagi kepada
Allah Ta'ala sambil memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta'ala
menurunkan burung sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang
membawa mereka lalu meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah
dikehendaki oleh Allah. Seterusnya Allah 'Azza-wajalla lalu menurunkan hujan
yang tidak tertutup daripadanya tempat yang bertanah keras atau pun yang lunak -
yakni semuanya pasti terkena siraman hujan itu, kemudian hujan itu membasuh
merata di bumi sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca.
Kepada bumi itu lalu
dikatakan: "Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu." Maka pada
saat itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja -kerana
amat besarnya. Mereka pun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi
dan dikurniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta
yang mengandung air susu nescayalah dapat mencukupi segolongan besar dari para
manusia, seekor lembu yang mengandungi air susu dapat mencukupi sekabilah
manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa
manusia. Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba
Allah Ta'ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa
kaum mu'minin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa
setiap orang mu'min dan setiap orang Muslim. Kini yang tertinggal adalah
golongan manusia yang jahat-jahat yang saling bercampur-baur - antara lelaki dan
perempuan - sebagaimana bercampur-baurnya sekelompok keledai. Maka di atas
mereka inilah menjelang tibanya hari kiamat." (Riwayat Muslim)
Sabdanya: Khallatan bainas
syami wal 'iraqi, ertinya jalanan yang terletak antara kedua negeri itu.
Sabdanya: 'Aatsa dengan 'ain muhmalah dan tsa' bertitik
tiga dan juga Al'aitsu ialah sangatnya kerosakan. Adzdzura,
punggung-punggung unta - yakni gumbul. Alya'asib ialah lebah-lebah
lelaki. Jazlataini ertinya dua potong dan Algharadh ialah sasaran
yang kepadanya dilemparkanlah anak panah, yakni ia melemparkannya sebagai
lemparannya anak panah kepada sasaran. Almahrudah dengan dal
muhmalah atau mu'jamah, iaitu pakaian yang disumba. Sabdanya: La yadani
iaitu tidak mempunyai kedua tangan yakni tidak mempunyai kekuatan atau
kekuasaan. Annaghafu ialah ulat. Farsa jamaknya faris iaitu orang
yang terbunuh. Azzalaqatu dengan fathahnya zai, lam dan qaf
dan ada yang mengatakan Azzulfatu, dengan dhammahnya zai,
sukunnya /am dan dengan fa' ialah kaca atau cermin.
Al'ishabah yakni jama'ah. Arrislu ertinya air susu. Allaqhatu
ertinya binatang yang me-ngandung air susu. Alfi-aam dengan kasrahnya
fa' dan sesudah itu ada hamzah iaitu segolongan manusia dan Alfakhdzu
ialah yang di bawah kabilah dari para manusia.
1806. Dari Rib'iy bin Hirasy,
katanya: "Saya berangkat dengan Abu Mas'ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah
al-Yaman radhiallahu 'anhum, lalu Abu Mas'ud berkata kepadanya: "Beritahukanlah
kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. perihal Dajjal."
Hudzaifah lalu berkata: "Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu keluar
dan sesungguhnya beserta Dajjal itu ada air dan api. Ada pun yang dilihat oleh
para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang
apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air
yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menemui Dajjal di antara engkau
semua, hendaklah masuk dalam benda yang dilihatnya sebagai api, kerana
sesungguhnya ini adalah air tawar dan nyaman sekali." Setelah itu Abu Mas'ud
berkata: "Saya pun benar-benar pernah mendengar yang seperti itu." (Muttafaq
'alaih)
1807. Dari Abdullah bin 'Amr
bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dajjal
itu akan keluar kepada ummatku kemudian menetap sealam empat puluh lamanya;
tetapi saya tidak mengerti apakah itu empat puluh hari atau empat puluh bulan
atau empat puluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa putera Maryam a.s. lalu ia
mencari Dajjal kemudian merosakkannya - yakni membunuhnya. Kemudian para manusia
itu menetap selama tujuh tahun di saat itu tidak ada permusuhan sama sekali
antara dua orang manusia pun. Selanjutnya Allah 'Azza wa jalla mengutus angin
yang dingin dari arah Syam (Palestina).
Maka tidak ada seorang pun
yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu ada timbangan
seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan, melainkan pasti akan dicabut
nyawanya sehingga andai kata salah seorang dari engkau semua ada yang masuk di
dalam perut gunung, juga pasti akan dimasuki oleh angin tadi, sampai dapat
tercabut nyawanya. Akhirnya yang ketinggalan adalah manusia-manusia yang buruk
kelakuannya yang suka cepat-cepat melakukan keburukan dan kezaliman sampai dapat
diumpamakan sebagai keringanan burung yang sedang terbang atau angan-angan
binatang buas yang hendak memangsa. Orang-orang tersebut tidak mengerti apa-apa
yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang buruk - yakni kemungkaran dibiarkan
belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan yang menjelma sebagai manusia lalu
berkata: "Alangkah baiknya kalau engkau semua suka mengikuti perintahku?"
Orang-orang sama berkata: "Apakah yang engkau perintahkan kepada kita?" Kemudian
syaitan tersebut mengajak mereka menyembah berhala-berhala.
Keadaan para manusia di saat
itu adalah sangat luas rezekinya, senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah
dalam sangkakala, maka tiada seorang pun yang mendengarnya melainkan ia
menurunkan leher-nya yang sebelah dan mengangkat yang sebelah lainnya.
Pertama-tama orang yang mendengarnya itu ialah seseorang yang sedang memperbaiki
pelur kolam untanya, lalu ia tidak sedarkan diri dan semua manusia di sekitarnya
pun tidak sedarkan diri - terus mati. Kemudian Allah mengirimkan atau sabdanya:
Menurunkan hujan bagaikan rintik-rintik atau bagaikan bayangan, lalu dari air
itu tumbuhlah seluruh tubuh para manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi
sangkakala tersebut tiba-tiba orang-orang itu sama berdiri bangun sambil
memperhatikan keadaan di waktu itu, kemudian ada yang mengucapkan: "Hai sekalian
manusia, marilah sama mendekat di hadapan Tuhanmu semua," dan kepada semua
malaikat di-perintahkan: "Hentikan dulu orang-orang itu, sebab sesungguhnya
mereka akan ditanya lebih dulu." Kemudian dikatakan pula: "Keluarkan olehmu
semua orang-orang itu perlu dikirim ke neraka."
Selanjutnya ditanyakan: "Dari
berapa?" Lalu dijawab: "Dari setiap-tiap seribu sebanyak sembilan ratus sembilan
puluh sembilan orang." Sabdanya: "Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil
menjadi beruban dan itulah hari dibukanya betis manusia, kerana amat kebingungan
sekali." (Riwayat Muslim) Alliitu ialah batang leher, ertinya ialah
merendahkan lehernya yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya.
1808. Dari Anas r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu negeri pun melainkan akan
diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu
lorong-pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para
malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah
di suatu tanah yang berpasir - di luar Madinah - lalu kota Madinah bergoncanglah
sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan
akan setiap orang kafir dan munafik." (Riwayat Muslim)
1809 Dari Anas r.a. pula
bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yang mengikuti Dajjal dari golongan
kaum Yahudi Ashbihan itu ada sebanyak tujuh puluh ribu orang. Mereka itu
mengenakan pakaian kependetaan." (Riwayat Muslim)
1810. Dari Ummu Syarik
radhiallahu 'anha bahawasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Nescayalah
sekalian manusia itu sama melarikan diri dari gangguan Dajjal iaitu ke
gunung-gunung." (Riwayat Muslim)
1811. Dari Imran bin Hushain
radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada
suatu peristiwa pun antara jarak waktu semenjak Allah menciptakan Adam sampai
datangnya hari kiamat nanti, yang lebih besar daripada perkara Dajjal." (Riwayat
Muslim)
1812. Dari Abu Said al-Khudri
r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Dajjal keluar lalu ada seseorang dari golongan
kaum mu'minin, ia ditemui oleh beberapa orang penyelidik yakni para penyelidik
dari Dajjal. Mereka berkata kepada orang itu: "Ke mana engkau bersengaja pergi?"
la menjawab: "Saya sengaja akan pergi ke tempat orang yang keluar - yakni yang
baru muncul dan yang dimaksudkan ialah Dajjal." Mereka berkata: "Adakah engkau
tidak beriman dengan Tuhan kita." la menjawab: "Tuhan kita tidak samar-samar
lagi sifat-sifat keagungannya - sedangkan Dajjal itu tampaknya saja menunjukkan
kedustaannya." Orang-orang itu sama berkata: "Bunuhlah ia." Sebahagian orang
berkata kepada yang lainnya: "Bukankah engkau semua telah dilarang oleh Tuhanmu
kalau membunuh seseorang tanpa memperoleh persetujuannya." Mereka pun pergilah
dengan membawa orang itu ke Dajjal.
Setelah Dajjal dilihat oleh
orang mu'min itu, lalu orang mu'min tadi berkata: "Hai sekalian manusia,
sesungguhnya inilah Dajjal yang disebut-sebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Dajjal
memerintah pengikut-pengikutnya menangkap orang mu'min itu lalu ia
ditelentangkan pada perutnya. Dajjal berkata: "Ambillah ia lalu lukailah -
kepala dan mukanya." Seterusnya ia diberi pukulan bertubi-tubi pada punggung
serta perutnya. Dajjal berkata: "Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?"
Orang mu'min itu berkata: "Engkau adalah al-Masih maha pendusta." la diperintah
menghadap kemudian digergajilah ia dengan gergaji dari pertengahan tubuhnya,
iaitu antara kedua kakinya - maksudnya dibelah dua. Dajjal lalu berjalan antara
dua potongan tubuh itu, kemudian berkata: "Berdirilah." Orang mu'min tadi terus
berdiri lurus-lurus, kemudian Dajjal berkata padanya. "Adakah engkau tidak suka
beriman kepadaku." la berkata: "Saya tidak bertambah melainkan kewas-padaan
dalam menilai siapa sebenarnya engkau itu." Selanjutnya orang mu'min itu
berkata: "Hai sekalian manusia, janganlah ia sampai dapat berbuat sedemikian
tadi kepada seseorang pun dari para manusia, setelah saya sendiri mengalaminya."
la diambil lagi oleh Dajjal untuk disembelih. Kemudian Allah membuat tabir
tembaga yang terletak antara leher sampai ke tengkuknya, maka tidak ada jalan
bagi Dajjal untuk dapat membunuhnya. Seterusnya Dajjal lalu mengambil orang
tadi, iaitu kedua tangan serta kedua kakinya, lalu melemparkannya. Orang-orang
sama mengira bahawa hanyasanya orang itu dilemparkan olehnya ke neraka, tetapi
se-benarnya ia dimasukkan dalam syurga." Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Orang itulah sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidannya - yakni
kematian syahidnya - di sisi Allah yang menguasai semesta alam ini."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayat-kan sebahagiannya
dengan huraian yang semakna dengan di atas itu. Almasalihu iaitu para
pengintai atau penyelidik.
1813. Dari al-Mughirah bin
Syu'bah r.a., katanya: "Tiada seorang pun yang lebih banyak pertanyaannya
mengenai hal Dajjal daripada saya sendiri. Sesungguhnya Dajjal itu tidak akan
membahayakan dirimu." Saya berkata: "Orang-orang sama berkata bahawa Dajjal itu
mempunyai segunung tompokan roti dan sungai air." Beliau s.a.w. bersabda: "Hal
itu adalah lebih mudah bagi Allah daripada yang dapat dilakukan oleh Dajjal."
(Muttafaq 'alaih)
1814. Dari Anas r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Nabi pun yang diutus oleh
Allah, melainkan ia benar-benar memberikan peringatan kepada ummatnya tentang
makhluk yang buta sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah sesungguhnya
Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu 'Azza wa jalla semua
itu tidaklah buta sebelah mata seperti Dajjal. Di antara kedua matanya itu
tertulislah huruf-huruf kaf, fa', ra' - yakni kafir." (Muttafaq 'alaih)
1815. Dari Buraidah r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka saya beritahu
perihal Dajjal,iaitu yang belum pernah diberitahukan oleh seseorang Nabi pun
kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya ia
datang dengan sesuatu sebagai perumpamaan syurga dan neraka. Maka yang ia
katakan bahawa itu adalah syurga, sebenarnya adalah neraka." (Muttafaq 'alaih)
1816. Dari Ibnu Umar
radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan Dajjal di
hadapan orang banyak, lalu berkata: "Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah
matanya. Ingatlah bahawa sesungguhnya al-Masih Dajjal itu buta sebelah matanya
yang sebahagian kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah biji anggur yang
menonjol." (Muttafaq 'alaih)
1817. Dari Abu Hurairah r.a.
bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah akan terjadi hari kiamat,
sehingga kaum Muslimin sama memerangi kaum Yahudi dan sehingga kaum Yahudi itu
bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: "Hai orang
Islam, inilah orang Yahudi ada di belakang saya. Ke marilah, lalu bunuhlah ia,"
kecuali pohon gharqad - semacam pohon yang berduri dan tumbuh di Baitul Maqdis,
kerana sesungguhnya pohon ini adalah dari pohon kaum Yahudi - dan oleh sebab itu
suka melindunginya." (Muttafaq'alaih)
1818. Dari Abu Hurairah r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam
genggaman kekuasaanNya, dunia ini tidak akan lenyap - yakni timbul hari kiamat,
sehingga seseorang lelaki berjalan melalui makam, lalu ia mundar-mandir di situ,
kemudian berkata: "Aduhai diriku, alangkah baiknya kalau saya yang menempati
kubur ini." la mengharap sedemikian itu bukan kerana tertekan oleh urusan
agamanya. Tidak ada lain yang menyebabkan ia berkata sedemikian tadi, kecuali
kerana adanya bencana duniawiyah yang menimpa dirinya." (Muttafaq 'alaih)
1819. Dari Abu Hurairah r.a.
pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat,
sehingga sungai Furat itu terbuka, nampak tompokan gunung emas - kerana airnya
telah kering - yang diperebutkan sehingga terjadi peperangan, kemudian
terbunuhlah dalam berebutan itu dari setiap seratus tentera ada sembilan puluh
sembilan orang, sehingga setiap orang yang mengikuti pertempuran itu berkata:
"Barangkali saja, semogalah saya yang selamat - yakni termasuk satu dari seratus
tadi." Dalam riwayat lain disebutkan: "Hampir sekali sungai Furat itu terbuka
lalu menampakkan simpanan gudang emasnya, maka barangsiapa yang hadhir di situ,
janganlah sampai mengambil sesuatu pun dari harta itu." (Muttafaq 'alaih)
1820. Dari Abu Hurairah r.a.,
katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang-orang sama
meninggalkan Madinah dalam sebaik-baiknya keadaan yang pernah ada dan tidak ada
yang mendiami itu melainkan binatang 'Awafi (yang dimaksudkan dengan binatang
'Awafi yakni burung dari golongan binatang buas serta burung). Ada pun manusia
yang terakhir sekali dikumpulkan ialah dua orang penggembala dari suku Mizainah
yang keduanya itu hendak menuju ke Madinah. Keduanya berteriak-teriak dengan
menggembala kambing. Tiba-tiba Madinah ditemukannya penuh binatang buas belaka -
sebab penghuninya sudah habis sama sekali. Setelah keduanya sampai di
Tsaniyyatul Wada' lalu tersungkurlah pada mukanya." (Muttafaq 'alaih)
1821. Dari Abu Said al-Khudri
r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Ada seorang khalifah dari beberapa
khalifah yang memerintah engkau semua pada akhir zaman nanti, ia
menyebar-nyebarkan harta dan sama sekali tidak menghitung-hitung berapa
banyaknya." (Riwayat Muslim)
1822. Dari Abu Musa r.a.
bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Nescayalah akan datang pada sekalian manusia
suatu zaman yang seseorang itu berkeliling dengan membawa harta yang akan
disedekahkan berupa emas, tetapi ia tidak menemukan seseorang-pun yang suka
mengambil sedekah itu daripadanya. Juga akan datanglah suatu zaman yang di situ
seorang lelaki dapat dilihat oleh orang banyak, ia diikuti oleh empat puluh
orang perempuan yang semua ini menggantungkan nasibnya pada lelaki tersebut. lni
disebabkan kerana sedikitnya kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita. (Riwayat
Muslim)
1823. Dari Abu Hurairah r.a.
dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Ada seorang lelaki membeli sebidang tanah dari
lelaki lain, kemudian orang yang membeli sebidang tanah tadi menemukan sebuah
kendil yang di dalamnya terdapat emas dalam tanah itu. Orang yang membeli tanah
itu berkata kepada penjualnya: "Ambillah emasmu, sebab hanyasanya yang saya beli
daripadamu itu adalah tanahnya saja dan saya tidak merasa membeli emasnya."
Tetapi orang yang mempunyai tanah-yakni penjualnya- berkata: "Hanya-sanya yang
saya jual kepadamu itu adalah tanah beserta apa yang ada di dalamnya - jadi
termasuk emas itu pula." Keduanya berselisih lalu meminta hukum kepada seseorang
lain. Kemudian orang yang dimintai pertimbangan hukum ini berkata: "Apakah salah
seorang dari engkau berdua ini ada yang mempunyai anak lelaki?" Seorang di
antara keduanya berkata: "Saya mempunyai seorang anak lelaki. Yang seorang lagi
berkata: "Saya mempunyai seorang anak perempuan." Orang tadi lalu berkata:
"Kahwinkan sajalah anak lelaki dengan anak perempuan itu dan belanjakanlah untuk
kepentingan kedua anak itu dari emas ini dan bersedekahlah engkau berdua dengan
harta itu." (Muttafaq 'alaih)
1824. Dari Abu Hurairah r.a.
bahawasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada dua orang wanita yang
disertai oleh anaknya masing-masing. Lalu datanglah seekor serigala, kemudian
serigala ini pergi membawa anak salah seorang dari keduanya itu. Yang seorang
berkata kepada kawannya: "Hanyasanya serigala tadi pergi dengan membawa anakmu,"
sedang lainnya berkata: "Hanyasanya yang dibawa pergi olehnya tadi adalah
anakmu." Keduanya meminta keputusan hukum kepada Nabi Dawud a.s., lalu
memutuskan untuk diberikan kepada yang tertua di antara kedua wanita tadi.
Keduanya keluar untuk meminta keputusan hukum kepada Nabi Sulaiman bin Dawud
a.s., lalu keduanya memberitahukan hal- ihwalnya. Sulaiman berkata: "Bawalah ke
mari pisau itu, agar saya dapat membelahnya untuk dibahagikan kepada keduanya."
Tiba-tiba yang kecil - yakni yang muda - di antara kedua wanita itu berkata:
"Jangan anda kerjakan itu, semoga Allah memberikan kerahmatan kepada anda.
Memang itu adalah anak sahabatku ini." Tetapi Sulaiman a.s. lalu memutuskan
bahawa anak itu adalah milik yang muda." (Muttafaq 'alaih)
1825. Dari Mirdas al-Aslami
r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Orang-orang yang shalih itu pergi - yakni
habis kerana meninggal dunia, seangkatan demi seangkatan dan akhirnya
tertinggallah sisa-sisa yang buruk dari ummat manusia itu bagaikan hampas buah
sya'ir atau seperti sisa-sisa kurma - yakni tinggal yang buruk-buruk setelah
dipilih-pilih waktu memakannya. Allah tidak menghargai sedikitpun nilai mereka
ini." (Riwayat Bukhari)
1826. Dari Rifa'ah bin Rafi'
az-Zuraqiy r.a., katanya: "Jibril datang kepada Nabi s.a.w., lalu berkata: "Anda
masukkan golongan apakah para ahli Badar - yakni orang-orang yang mengikuti
peperangan Badar - di kalangan anda sekalian - yakni kaum Muslimin?" Beliau
s.a.w. bersabda: "Mereka termasuk golongan seutama-utama kaum Muslimin." Atau
semakna dengan itulah yang disabdakan oleh Nabi s.a.w. itu. Kemudian Jibril
berkata: "Begitu pulalah yang menyaksikan perang Badar dari golongan malaikat."
(Riwayat Bukhari)
1827. Dari Ibnu Umar
radhiallahu 'anhuma, katanya: ''Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau Allah
Ta'ala menurunkan siksa kepada sesuatu kaum, maka siksa itu mengenai semua orang
yang termasuk dalam kalangan kaum itu, kemudian mereka dibangkitkan -
diba'ats pada hari kiamat - menurut masing-masing keniatannya." (Muttafaq
'alaih)
1828. Dari Jabir r.a.,
katanya: "Ada sesuatu batang pohon kurma yang digunakan oleh Nabi s.a.w. untuk
berdiri (yakni di waktu berkhutbah). Setelah mimbar sudah diletakkan - sebagai
ganti batang pohon tersebut dan batang itu tidak digunakan lagi, kita semua
mendengar dari arah batang tadi seperti suara unta yang sakit kerana akan
mengeluarkan kandungannya, sehingga Nabi s.a.w. turun lalu meletakkan tangannya
di atas batang tersebut, kemudian berdiamlah ia." Dalam riwayat lain disebutkan:
"Ketika datang hari Jum'at, Nabi s.a.w. duduk di atas mimbar lalu berteriaklah
batang pohon yang biasa digunakan oleh Nabi s.a.w. untuk berdiri waktu
berkhutbah, sehingga hampir-hampir ia belah." Dalam riwayat lain lagi
disebutkan: "Batang pohon kurma itu lalu menjerit bagaikan jeritan anak kecil,
lalu Nabi s.a.w. turun sehingga dapat memegangnya kemudian memeluknya. la
merintih bagaikan rintihan anak kecil yang perlu didiamkan, sehingga akhirnya
tenanglah ia." Nabi s.a.w. lalu bersabda: la menangis kerana mendengar
peringatan - dalam khutbah itu." (Riwayat Bukhari)
1829. Dari Abu Tsa'labah
al-Khusyani iaitu Jurtsum bin Nasyir r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mewajibkan kepadamu semua akan beberapa
kewajiban, maka janganlah engkau semua menyia-nyiakannya dan memberikan batas
akan beberapa ketentuan batas, maka janganlah engkau semua melampauinya, juga
mengharamkan beberapa hal, maka janganlah engkau semua melanggarnya dan
mendiamkan - yakni tidak menyebutkan akan halal atau haramnya, beberapa hal
kerana belas kasihan padamu, bukannya yang sedemikian itu kerana kelupaan, maka
dari itu janganlah engkau semua mempertajam pembahasannya mengenai hal-hal itu."
Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Daraquthni dan lain-lainnya.
1830. Dari Abdullah bin Abu
Aufa radhiallahu 'anhuma, kata-nya: "Kita semua berperang bersama Rasulullah
s.a.w. sebanyak tujuh kali peperangan dan kita makan belalang." Dalam riwayat
lain disebutkan: "Kita semua bersama Nabi s.a.w. juga, sama makan belalang."
(Muttafaq 'alaih)
1831. Dari Abu Hurairah r.a.
bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah seseorang mu'min itu disengat dari
lubang satu sampai dua kali." Maksudnya janganlah tertipu dari satu orang sampai
dua kali. (Muttafaq 'alaih)
1832. Dari Abu Hurairah r.a.
pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada tiga macam orang yang tidak
diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat - dengan pembicaraan yang menunjukkan
keredhaan, tidak pula mereka itu dilihat olehNya - dengan pandangan kerah-matan
-dan mereka akan memperoleh siksa yang pedih sekali, iaitu: Seseorang yang
mempunyai kelebihan air di suatu padang tandus, lalu ia menolak memberikannya
itu kepada ibnus sabil -yakni orang yang sedang mengadakan perjalanan. Juga
seseorang yang menjual kepada seseorang dengan sesuatu benda dagangan sesudah
shalat Ashar, lalu ia bersumpah dengan menyebutkan nama Allah bahawa ia
nescayalah mengambil dagangan
1833. Dari Abu Hurairah r.a.
dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala itu adalah
selama empat puluh." Orang-orang sama bertanya kepada Abu Hurairah: "Apakah
empat puluh hari?" Abu Hurairah menjawab: "Saya tidak dapat menentukan." Mereka
bertanya lagi: "Apakah empat puluh tahun?" la menjawab: "Saya tidak dapat
menentukan." Mereka sekali lagi bertanya: "Apakah empat puluh bulan?" la
menjawab: "Saya tidak dapat menentukan." Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda:
"Semua anggota tubuh manusia itu rosak binasa, kecuali tulang punggung yang
terbawah sekali - atau 'ajbadz dzanab. Di situlah nanti tumbuhnya
kejadian manusia - setelah diba'ats dari kubur. Kemudian Allah menurunkan
air dari langit, lalu tumbuhlah para manusia itu bagaikan tumbuhnya
sayur-mayur." (Muttafaq 'alaih)
1834. Dari Abu Hurairah r.a.,
katanya: "Pada suatu ketika Nabi s.a.w. dalam sesuatu majlis, sedang memberikan
pembicaraan kepada kaum - yakni orang banyak, lalu datanglah seorang A'rab
-iaitu penduduk negeri Arab bahagian pedalaman, kemudian orang ini bertanya:
"Bilakah tibanya hari kiamat." Rasulullah s.a.w. terus saja dalam berbicara itu,
sehingga sementara kaum ada yang berkata: "Beliau s.a.w. sebenarnya mendengar
ucapan orang itu, tetapi beliau benci kepada isi pembicaraannya." Sementara kaum
lagi berkata: "Ah, beliau s.a.w. tidak mendengarnya." Selanjutnya setelah beliau
s.a.w. selesai pembicaraannya lalu bertanya: "Manakah orang yang menanyakan
perihal hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "Ya, sayalah itu ya Rasulullah."
Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Iaitu apabila amanat sudah disia-siakan, maka
nantikan sajalah tibanya hari kiamat." Orang itu bertanya lagi: "Bagaimanakah
cara menyia-nyiakan amanat itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Jikalau sesuatu
perkara sudah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka nantikanlah
tibanya hari kiamat itu - ada yang menafsiri: Maka nantikanlah saat
kehancurannya sesuatu perkara yang diserahkan tadi." (Riwayat Bukhari)
1835. Dari Abu Hurairah r.a.
pula, bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Para imam - yakni
pemimpin-pemimpin - itu bersembahyang sebagai imammu semua. Maka jikalau amalan
mereka itu benar, maka pahalanya adalah untukmu - dan untuk mereka pula, tetapi
jikalau amalan mereka itu salah, maka pahalanya adalah untukmu semua dan dosanya
atas mereka sendiri." (Riwayat Bukhari)
1836. Dari Abu Hurairah r.a.
dalam menafsiri ayat yang ertinya: "Adalah engkau semua itu sebaik-baik ummat
yang dikeluarkan untuk para manusia," ia berkata: "Sebaik-baik para manusia
untuk ummat manusia ialah mereka yang datang membawa para manusia itu dalam
keadaan tertawan, dengan diikatkan rantai-rantai pada leher mereka, sehingga
orang-orang yang tertawan itu dengan senang hati masuk dalam Agama Islam."
1837. Dari Abu Hurairah r.a.
dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Allah 'Azzawajalla merasa hairan dari sesuatu kaum
yang sama masuk syurga dalam keadaan mereka itu terbelenggu dengan
rantai-rantai." Kedua Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Maknanya
ialah bahawa mereka itu asalnya menjadi tawanan dalam peperangan, lalu diikat,
tetapi kemudian mereka masuk Agama Islam dan akhirnya masuk syurga - sebab
sampai matinya tetap sebagai seorang Muslim.
1838. Dari Abu Hurairah r.a.
dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Yang paling dicintai oleh Allah di antara segala
sesuatu yang ada dalam negeri-negeri itu ialah masjid-masjidnya, sedang yang
paling dibenci di antara segala sesuatu yang ada dalam negeri itu ialah
pasar-pasarnya." (Riwayat Muslim)
1839. Dari Salman al-Farisi
r.a., dari salah satu ucapannya, ia berkata: "Janganlah engkau sekali-kali
menjadi orang yang paling pertama kali masuk pasar, jikalau engkau dapat, juga
janganlah menjadi orang yang paling akhir keluar daripadanya, sebab sesungguhnya
pasar itu adalah tempat pergulatan syaitan - maksudnya tempat keburukan seperti
menipu, mengicuh, sumpah palsu dan Iain-Iain - dan di pasar itu pulalah syaitan
itu menegakkan benderanya." Diriwayatkan oleh Imam Muslim sedemikian. Imam
al-Barqani meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Salman, katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau menjadi orang yang pertama kali masuk pasar
dan jangan pula menjadi orang yang akhir sekali keluar dari pasar itu. Di pasar
itulah syaitan bertelur dan menetaskan anaknya," - ini adalah sebagai kiasan
bahawa pasar itulah tempat berbagai kemaksiatan dilakukan.
1840. Dari Ashim al-Ahwal
dari Abdullah bin Sarjis r.a., katanya: "Saya berkata kepada Rasulullah s.a.w.:
"Ya Rasulullah, semoga Allah memberikan pengampunan kepada Tuan." Beliau s.a.w.
lalu bersabda: "Juga kepadamu - semoga Allah memberikan pengampunan." Ashim
berkata: "Saya berkata kepada Abdullah bin Sarjis: "Apakah Rasulullah s.a.w.
memohonkan pengampunan untukmu?" la menjawab: "Ya dan juga untukmu." Kemudian ia
membacakan ayat ini - yang ertinya: "Dan mohonlah pengampunan - kepada Allah -
untuk melebur dosamu dan juga untuk sekalian orang-orang mu'min, baik lelaki
atau pun perempuan." (Riwayat Muslim)
1841. Dari Abu Mas'ud
al-Anshari r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sebahagian dari
apa-apa yang ditemukan oleh para manusia dari ucapan kenubuwatan yang pertama
ialah: "Jikalau engkau tidak mempunyai rasa malu - untuk mengerjakan keburukan,
maka berbuatlah menurut kehendakmu." (Riwayat Bukhari)
1842. Dari Ibnu Mas'ud r.a.,
katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Pertama-tama persoalan yang diputuskan di
antara sekalian manusia pada hari kiamat ialah dalam soal darah - yakni bunuh
membunuh." (Muttafaq 'alaih)
1843. Dari Aisyah radhiallahu
'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Malaikat itu diciptakan dari nur -
yakni cahaya - dan jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, sedang Adam
diciptakan dari apa yang sudah diterangkan kepadamu semua - yakni dari tanah."
(Riwayat Muslim)
1844. Dari Aisyah radhiallahu
'anha pula, katanya: "Budi pekerti Nabi s.a.w. itu adalah sesuai dengan ajaran
al-Quran." Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam serangkaian Hadis yang panjang.
1845. Dari Aisyah radhiallahu
'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang ingin bertemu
Allah, maka Allah juga ingin bertemu dengannya dan barangsiapa yang tidak senang
untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga tidak senang untuk bertemu
dengannya." Saya lalu berkata: "Ya Rasulullah, apakah ertinya tidak senang untuk
bertemu dengan Allah itu ialah benci kepada kematian. Kalau begitu kita semua
pun benci akan kematian itu?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Bukan demikian yang
dimaksudkan. Tetapi seseorang mu'min itu apabila diberi kegembiraan dengan
kerahmatan Allah serta keredhaanNya, juga syurgaNya, maka ia ingin sekali
bertemu dengan Allah, maka itu Allah juga ingin bertemu dengannya, sedang
sesungguhnya orang kafir itu apabila diberi ancaman perihal siksa-nya Allah dan
kemurkaanNya, maka ia tidak senang untuk bertemu dengan Allah itu dan oleh sebab
itu Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya." (Riwayat Muslim)
1846. Dari Ummul mu'minin
Shafiyah binti Huyay radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. pada suatu saat
beri'tikaf, lalu saya datang untuk menengoknya di waktu malam, lalu saya
berbicara dengannya, kemudian saya berdiri untuk kembali ke rumah. Tiba- tiba
beliau s.a.w. juga berdiri beserta saya untuk menghantarkan saya pulang.
Selanjutnya ada dua orang lelaki dari kaum Anshar radhiallahu 'anhuma berjalan
melalui tempat itu. Setelah keduanya melihat Nabi s.a.w. lalu keduanya pun
bercepat-cepat menyingkir. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Perlahan-lahanlah
berjalan, hai saudara berdua. Ini adalah Shafiyah binti Huyay." Keduanya lalu
berkata:"Subhanallah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya
syaitan itu berjalan dalam tubuh anak Adam - yakni manusia - sebagaimana aliran
darah. Sesungguhnya saya takut kalau-kalau dalam hatimu berdua itu timbul
sesuatu yang jahat atau mengatakan sesuatu yang tidak baik." (Muttafaq 'alaih)
1847. Dari Abul Fadhl yaitu
al-Abbas bin Abdul Muththalib r.a., katanya: "Saya menyaksikan pada hari
peperangan Hunain bersama Rasulullah s.a.w. Saya dan Abu Sufyan bin al-Harits
bin Abdul Muththalib senantiasa tetap mengawani Rasulullah s.a.w. itu. Jadi kita
tidak pernah berpisah dengannya. Rasulullah s.a.w. menaiki seekor baghal -
sebangsa keldai, miliknya sendiri yang putih warnanya. Setelah kaum Muslimin dan
kaum musyrikin bertemu, lalu kaum Muslimin sama menyingkir ke belakang
mengundurkan diri. Mulailah Rasulullah s.a.w. melarikan baghalnya menuju ke muka
orang-orang kafir, sedang saya memegang kendali baghalnya, RasuluIlah s.a.w.,
yang saya tahan-tahanlah kendalinya itu agar tidak terlampau cepat larinya. Abu
Sufyan memegang sanggurdi Rasulullah s.a.w.
Kemudian Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Hai Abbas, panggillah orang-orang yang mengikut Bai'atur Ridhwan di
Samurah dulu." Al-Abbas berkata dan ia adalah seorang lelaki yang keras sekali
suaranya: "Saya berseru dengan sekeras-keras suara saya: "Mana orang-orang yang
ikut berbai'at di Samurah dulu." Maka demi Allah, seolah-olah penerimaan mereka
ketika mendengar suara saya itu adalah bagaikan lembu yang menerima dengan
senang hati akan anak-anaknya. Mereka berkata: "Ya labbaik, ya labbaik -
ertinya: Kita akan datang." Seterusnya mereka itu lalu berperang
berhadap-hadapan dengan orang-orang kafir. Ada pun undangan yang disampaikan
kepada kaum Anshar ialah mereka berkata: "Hai seluruh kaum Anshar, hai seluruh
kaum Anshar." Seterusnya terbataslah undangan itu kepada keluarga al-Harits bin
al-Khazraj. Rasulullah s.a.w. yang di waktu itu sedang menaiki baghalnya melihat
kepada jalannya peperangan itu sebagai seorang yang merasa terlampau lama
saatnya pertempuran tadi. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Inilah saatnya
berkecamuknya peperangan yang sedahsyat-dahsyatnya." Seterusnya Rasulullah
s.a.w. lalu mengambil beberapa batu kerikil kemudian melemparkannya pada
muka-muka kaum kafirin itu, terus berkata: "Hancur leburlah mereka semua demi
Tuhannya Muhammad." Saya mulai memperhatikan suasana-nya tiba-tiba peperangan
itu berlangsung terus sebagaimana keadaannya yang saya saksikan itu. Tetapi demi
Allah, tiada lain hanyalah lemparan Rasulullah s.a.w. dengan kerikil-kerikil itu
- yang menyebabkan suasana berubah sama sekali. Akhirnya sedikit demi sedikit,
tidak henti-hentinya saya melihat bahawa kekuatan mereka menjadi lemah dan
perkara mereka pun membelakang - yakni bahawa mereka kalah dalam keadaan yang
hina-dina." (Riwayat Muslim)
Alwathis, arti asalnya
ialah dapur api. Maknanya ialah bahawa peperangan itu berkecamuk dengan dahsyat
sekali. Ucapannya: haddahum, dengan ha' muhmalah, ertinya ialah
kekuatan mereka.
1848. Dari Abu Hurairah r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya Allah
itu adalah Maha Baik, maka Allah tidak menerima kecuali yang baik-baik saja.
Sesungguhnya Allah menyuruh kaum mu'minin sebagaimana yang diperintahkan kepada
para Rasul. Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian para Rasul, makanlah engkau
semua dari apa-apa yang baik - yakni halal bendanya dan halal pula cara
mengusahakannya serta beramal shalihlah engkau semua." (al-Mu'minun: 51).
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Hai sekalian orang yang beriman, makanlah engkau semua akan yang baik-baik -
yakni halal bendanya dan halal pula cara mengusahakannya - dari apa-apa yang
Kami rezekikan kepadamu semua." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. menyebutkan
seseorang lelaki yang lama sekali menempuh perjalanan, keadaannya kusut masai,
penuh debu. la mengangkatkan kedua tangannya ke langit sambil memohon: "Ya
Tuhanku, ya Tuhanku," tetapi yang dimakannya haram, yang diminumnya haram, juga
dulunya diberi makanan yang haram - oleh kedua orang tuanya, maka bagaimanakah
orang sedemikian itu dapat dikabulkan doanya." (Riwayat Muslim)
No comments:
Post a Comment