Halaman Terbaru

Sunday 3 September 2017

Riyadhus Shalihin Bab 100 -_- Kitab Adab-adab Makanan Mengucapkan Bismillah Pada Permulaan Makan Dan Alhamdulillah Pada Penghabisannya

Keterangan:
Setiap manusia hidup pasti memerlukan makan minum. Ini sudah menjadi keharusan, sebab tanpa itu tentu mati. Tetapi makan dan minum itupun wajib menurut aturan nya.jangan asal suka, terus dimasukkan saja, sehingga perut menjadi sesak dan padat, penuh dan tidak ada kelonggarannya sama sekali.

Dalam Hadis-hadis di bawah ini Rasulullah s.a.w. memberikan tuntunan kepada kita:

1. Tidak satu wadahpun yang diisi oleh seseorang sampai penuh yang lebih buruk daripada ia mengisi perutnya. Ini adalah sebagai anjuran secara halus bahawa kita kalau makan jangan terlampau penuh dan padat isi perut itu. Oleh sebab itu Nabi s.a.w. pernah bersabda:

"Kita - kaum Muslimin - adalah suatu kaum yang tidak akan makan sehingga kita merasa lapar dan apabila kita makan tidak sampai kekenyangan."

Kegemaran makan sampai padat adalah sesuatu yang amat dikhawatirkan oleh Rasulullah s.a.w. atas ummatnya, sebagaimana sabdanya:

"Yang paling saya takuti di antara hal-hal yang saya takuti atas ummatku ialah besarnya perut, gendut kerana banyak makan, terus menerus tidur, kegemaran tidur yang melampaui batas, malas-malasan dan lemahnya keyakinan, tidak mempunyai pendirian yang tegas dan mantap."

2.  Makan  itu secukupnya saja asalkan tulang dapat berdiri untuk dapat digunakan  bekerja, yakni tidak sampai kehilangan semangat sebab lapar.

3.   Isi perut hendaklah dibahagi tiga macam, yakni sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas serta letak udara yang perlu dikosongkan, sehingga jiwa menjadi baik dan bersih.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sehubungan dengan urusan makan minum ini, iaitu:
a.   Perut besar itu adalah rumah penyakit, sedang menjaga diri sebelum sakit adalah pokok pangkal pengubatan, kerana jikalau telah  sakit tentu  sukar diubati dan  tentu  makan waktu  untuk kesembuhannya.   Oleh   sebab   itu   berlaku   sederhanalah   dalam makan minum,
b.  Bukan  banyaknya  makanan  yang  menyebabkan  kuatnya tubuh,  tetapi  makan  secukupnya  itulah  yang  membuat  tubuh menjadi bersemangat dan menyebabkan kecerdikan dan berfikir.
c.  Jikalau perut sudah terisi banyak makanan, maka sempitlah jadinya untuk isi minuman. Jikalau sudah di isi terlampau banyak dengan minuman, maka sempitlah jadinya untuk diisi udara. Kalau demikian itu, terjadi, maka kelesuan, kemalasan, kelelahan akan menghinggapi orang yang berbuat semacam itu.  Hal ini sangat membahayakan  kesihatannya, sebab akhirnya akan sering sakit-sakitan   tubuhnya   dan   jiwanya   menjadi   pemalas   dan   gemar menganggur, fikirannya tumpul dan hilanglah semangat kerjanya.

Akibatnya timbullah berbagai angan-angan yang buruk dalam fikirannya.

Menilik hal-hal di atas itu, maka dapatlah kita menilai, betapa tinggi ajaran yang diberikan oleh Rasulullah s.a.w. itu kepada ummatnya. Selanjutnya terserahlah kepada kita sendiri untuk melaksanakan atau mengabaikannya. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita agar kita dapat selalu mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya itu. Amin.

Apa yang dihuraikan dalam nombor tiga di atas adalah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad s.a.w. kepada seluruh ummatnya dan disabdakan dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam-imam Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i serta Ibnu Majah yang oleh Imam Tirmidzi dikatakan sebagai Hadis hasan. Hadis ini diterima dari sahabat Almiqdam bin Ma'dikariba r.a.

Adapun sabda Rasulullah yang dimaksudkan ialah:

"Tiada seorang anak Adam (manusia)pun yang memenuhi sesuatu wadah yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah anak Adam (manusia) itu makan beberapa suap saja yang dapat mendirikan (menguatkan) tulang belakangnya. Oleh sebab itu, apabila perut itu mesti diisi, cukuplah sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk pernafasannya (jiwanya)."

725. Dari 'Amr bin Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku:

"Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang ada di dekatmu." (Muttafaq 'alaih)

726. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila seseorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah Ta'ala - yakni mengucapkan Bismillah. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah Ta'ala pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan: "Bismillahi awwalahu wa akhirahu," ertinya: Dengan nama Allah pada permulaan makan dan pada penghabisannya.

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dari Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

727. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila seseorang itu masuk rumahnya, lalu ia berzikir kepada Allah di waktu masuknya dan ketika makannya, maka syaitan berkata kepada kawan-kawannya: "Engkau semua tidak dapat memperolehi tempat bermalam serta makanan. Tetapi jikalau orang itu masuk lalu tidak berzikir kepada Allah Ta'ala ketika masuknya, maka syaitan berkata: "Engkau semua dapat memperolehi tempat bermalam." Selanjutnya jikalau orang tadi tidak pula berzikir kepada Allah Ta'ala ketika makannya, maka syaitan tadi berkata: "Engkau semua dapat memperolehi tempat bermalam serta makanan." (Riwayat Muslim)

728. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Kita semua itu apabila mendatangi makanan bersama Rasululiah s.a.w., maka kita tidak akan meletakkan tangan-tangan kita lebih dulu sebelum Rasulullah s.a.w. memulainya, lalu beliau meletakkan tangannya. Sesungguhnya kita semua pernah mendatangi makanan pada suatu ketika bersama beliau s.a.w., lalu datanglah seorang jariah - wanita, mungkin seorang hamba sahaya atau seorang merdeka, seolah-olah ia dijorokkan - kerana amat cepat jalannya, lalu ia maju untuk meletakkan tangannya pada makanan, kemudian Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya - dilarang makan dulu. Seterusnya datang pulalah seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab, seolah-olah ia dijorokkan, lalu tangannya diambil pula oleh beliau s.a.w. Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu mencari halalnya makanan itu apabila tidak disebutkan nama Allah Ta'ala atasnya - yakni tidak dibacakan Bismillah lebih dulu. Sebenarnya syaitan itu datang dengan membawa jariah ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, tetapi saya telah mengambil - yakni menahan - tangannya. Kemudian datang pulalah syaitan tadi dengan membawa orang A'rab ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, lalu saya ambil pula tangannya. Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya tangan syaitan itu ada di dalam genggaman tanganku int bersama kedua tangan orang yang kupegang ini."

Sesudah itu beliau s.a.w. menyebutkan nama Allah Ta'ala - yakni membaca Bismillah - lalu makan." (Riwayat Muslim)

729. Dari Umayyah bin Makhsyi as-Shahabi r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. - pada suatu ketika - duduk di situ ada seorang lelaki yang makan lalu tidak mengucapkan Bismillah, sehingga makanannya tidak tertinggal melainkan sesuap saja. Setelah orang itu mengangkatkan sesuatu yang tertinggal tadi di mulutnya, tiba-tiba ia mengucapkan: Bismillahi awwalahu wa akhirahu." Kemudian Nabi s.a.w. ketawa latu bersabda: "Tidak henti-hentinya syaitan tadi makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk mengucapkan nama Allah - yakni setelah membaca Bismillah, maka syaitan tadi memuntahkan seluruh makanan yang telah ada dalam perutnya. (Riwayat Abu Dawud dan nasa'i)

730.  Dari Aisyah radhiallahu'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika - hendak makan sesuatu makanan bersama enam orang sahabat-sahabatnya. Lalu datanglah seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab, kemudian makan makanan itu dalam dua kali suap saja. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saja andaikata orang ini suka membaca Bismillah - sebelum makannya tadi - nescaya makanan itu dapat mencukupi engkau semua pula -kerana adanya keberkahan dalam makanan itu."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

731. Dari Abu Umamah r.a. bahawasanya nabi s.a.w. apabila mengangkat hidangannya - yakni setelah selesai makan - beliau s.a.w. mengucapkan - yang ertinya: "Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, makanan yang suci serta diberkahi, tidak diremehkan serta tidak pula dianggap kurang berguna, ya Tuhan kita." (Riwayat Bukhari)

732. Dari Mu'az bin Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang setelah selesai makan sesuatu makanan lalu mengucapkan - yang ertinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini padaku dan memberikan rezeki itu padaku tanpa adanya daya serta kekuatan daripadaku, maka diampunkanlah untuknya apa-apa yang telah terdahulu dari dosanya."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

No comments: