Halaman Terbaru

Thursday 7 September 2017

Renaissance Di Eropa (Barat)




Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir Islam yang rasional. Di anatar saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah Perang Salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika Islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana, kemudian menerjemahkan karya-karya umat Islam. Hal ini dimulai sejak abd ke-12M. Dalam perkembangan selanjutnya, keadaan ini melahirkan renaissance, reformasi dan rasionalisme di Eropa. (Badri Yatim, 2004: 169)
            Renaissance merupakan gerakan pemikiran dan kebangkitan kembali kebudayaan klasik di Eropa melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke bahasa Latin; dan dari terjemahan-terjemahan inilah orang-orang Eropa menegtahui kebudayaan Yunani. (Fatah Syukur, 2009: 161)
            Gerakan-gerakan renaissance melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17M merupakan abad yang paling penting bagi Eropa, sementara pada akhir abad ke-17 itu pula dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Dengan lahirnya renaissance, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan.
            Banyak penemuan-penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang mereka peroleh. Christoper Columbus menemukan Benua Amerika (1492M), Vasco da Gama menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan (1498M). Dengan temuan ini, Eropa memperoleh kemajuan dalam dunai perdagangan, karena tidak tergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam.
            Melalui jalur laut Eropa mengembangkan dan meluaskan pengaruhnya di dunia. Eropa menginginkan kekuasaan terhadap daerah yang disinggahinya dalam rangka mendapatkan devisa bagi negara mereka yang saat itu membutuhkan banyak dana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka mulai saat itu pula mereka melakukan ekspansi dan berusaha menjajah daerah lain, terutama daerah/ negara muslim.
            Perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka baginya. Tak lama setelah itu, mulailah kemajuan Barat melampaui kemajuan Islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. (Badri Yatim, 2004: 175)
            Dengan organisasi dan persenjataan modern pasukan peang Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti kerajaan Usmani dan Mughal. Daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya juga mulai berjatuhan ke tangan Eropa; seperti Asia Tenggara dan di Anak Benua India, bahkan Mesir oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis pada tahun 1798M. Sementara, negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Usmani, baru diduduki Eropa pada masa berikutnya.
Imperialisme Dunia Barat Ke Dunia Islam
1. Penjajahan dunia Barat terhadap dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
            India, pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Hal ini mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611M, Inggris mendapat izin menanamkan modal; dan pada tahun 1617M Belanda mendapat izin yang sama. (Badri Yatim, 2004: 176)
            Kongsi dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai berusaha menguasai wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat. Penguasa setempat mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris. Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan kekuatan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Inggris. Pada tahun 1842M, Keamiran Muslim Sind di India dikuasai. Tahun 1857M, kerajaan Mughal dikuasai secara penuh, dan raja yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879M, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899M, Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.
            Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal itu mungkin karena, dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan.
            Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511M. Sejak itu peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar. Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah.
            Pada tahun 1521M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu. Akhir abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis, datang ke Asia Tenggara. Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang. Belanda dating tahun 1592M dan dengan segera dapat memonopoli perdaganagn di kepulauan Nusantara. Sedangkan kekuasaan Inggris tertancap di Semenajung Malaya, termasuk Singapura sekarang, dan Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Inggris bahkan sempat menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal abad ke-19 M.
            Sebagaimana di India, di Asia Tenggara politik negara-negara Eropa itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M.
2. Ekspansi Barat ke Timur Tengah
            Ketika Perang Dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman yang kemudian mengalami kekalahan. Akibatnya, kekuasaan kerajaan Turki Usmani semakin ambruk. Peperangan-peperangan melawan Barat di Eropa Timur terus berkecamuk, memakan dan menguras tenaga, yang berakhir dengan kekalahan di pihak Turki. (Badri Yatim, 2004: 180)
            Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah di Asia dan Afrika yang sebelumnya dikuasai Turki Usmani, melepaskan diri dari Konstantinopel. Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan kemunduran Turki Usmani itu, yang tak kalah pentingnya ialah timbulnya perasaan nasionalisme pada bangsa-bangsa yang berada di bawah kekuasaannya. Bangsa Armenia dan Yunani yang beragama Kristen berpaling ke Barat, memohon bantuan Barat untuk kemerdekaan tanah airnya. Bangsa Kurdi di pegunungan dan Arab di padang pasir dan lembah-lembah juga bangkit untuk melepaskan diri dari cengkeraman penguasa Turki Usmani.
            Demikianlah, keadaan dunia Islam pada abad ke19 M, sementara Eropa sudah jauh meningalkannya. Eropa dipersenjatai dengan ilmu modern dan penemuan yang membuka rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat. Dalam waktu yang tidak lama, kerajaan-kerajaan besar Eropa sudah membagi-bagi seluruh dunia Islam. Inggris merebut India dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan menguasai Asia Tengah. Perancis menaklukkan Afrika Utara, dan bangsa-bangsa Eropa lainnya mendapat bagiannya dari warisan itu.
            Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis, yang memang sudah bersaing. Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India. Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh Karena itu pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di bawah kekuasaannya. Mesir dapat ditaklukkan Perancis tahun 1987M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki, Syiria hingga ke timur jauh.
            Persaingan antara Inggris dan Perancis di Timur Tengah memang sudah lama dan terus berlangsung. Persaingan ini terlihat dari penaklukkan wilayah Islam di Timur Tengah dan Afrika, yakni: (Karen Armstrong, 2002: 200)
  • 1820M : Oman dan Qatar, oleh Inggris
  • 1830-1857M : Aljazair, oleh Perancis
  • 1839M : Aden, oleh Inggris
  • 1881-1883M : Tunisia, oleh Perancis
  • 1882M : Mesir, oleh Inggris
  • 1898M : Sudan, oleh Inggris
  • 1900M : Chad, oleh Perancis
Pada abad ke-20M, Italia dan Spanyol ikut bersama Inggris dan Perancis memperebutkan wilayah-wilayah di Afrika, yaitu:
  • 1906M : Kesultanan Muslim Nigeria Utara, oleh Inggris
  • 1912-1913M : Kesultanan Tripoli dan Cyrenaica, oleh Italia
  • 1912M : Maroko, oleh Perancis dan Spanyol
  • 1912-1915M : Maroko, oleh Spanyol
  • 1914M : Kuwait, oleh Inggris
  • 1919-1921M : Sisilia, oleh Perancis
  • 1920M : Irak, oleh Inggris
  • 1920M : Syiria dan Libanon, oleh Perancis
  • 1926-1927M : Somalia, oleh Italia
Sedangkan negeri-negeri muslim yang jatuh ke tangan Rusia, diantaranya:
  • 1834-1859M : Kaukasus, oleh Rusia
  • 1853-1865M : Khoakand dan jatuhnya Tashkent, oleh Rusia
  • 1866-1872M : Daerah sekitar Samarkand dan Bukhara, oleh Rusia
  • 1873-1887M : Uzbekistan, oleh Rusia
  • 1941-1946M : Pendudukan Anglo-Rusia di Iran
            Dari sisi ekonomi, kedatangan bangsa Barat bertujuan untuk berdagang, menjual produk yang mereka hasilkan, selain mencari bahan-bahn mentah yang sebagin besar terdapat di negara-negara Islam di Timur. Tapi lama-kelamaan, tujuan mereka berubah, yang merambah pada masalah politik. Perubahan orientasi ini disebabkan adanya persaingan di anatar bangsa-bangsa Barat itu sendiri yang ingin memonopoli sistem perdagangan. Selain itu terdapat pula motif lain yakni Spanyol dan Portugis dalam menyebarkan agama Kristen. Portugis membawa tiga misi, yaitu: Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), dan Gospel (menyebarkan agama Kristen).
            Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara muslim adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang industri menyebabkannya membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah. Mereka juga membutuhkan negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri mereka. Untuk menunjang perekonomian tersebut, kekuatan politik diperlukan sekali. Akan tetapi persoalan agama seringkali terlibat dalam proses politik penjajahan barat atas negeri-negeri muslim. Trauma Perang Salib masih membekas pada sebagian orang barat, terutama Portugis dan Spanyol, karena kedua negara ini dalam jangka waktu lama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Islam. (Badri Yatim, 2004: 183)
            Menurut Fatah Syukur (2009: 166) motif utama Eropa menjelajah dan menjajah wilayah Islam, yaitu:
  • Menyebarkan Kristen dan sekaligus untuk menghambat serta menaklukkan Islam sebagai kekuatan yang dapat mengancam Eropa
  • Membuka lahan baru untuk memasarkan komoditi mereka dengan cara memonopoli perdagangan
  • Mengambil aset negara jajahan, untuk memberikan devisa kepada Eropa
  • Mengeksploitasi rakyat negara jajahan untuk kepentingan mereka
Dampak Penjajahan Bangsa Barat atas Dunia Islam
Bahaya Bidang Politik
  • Penjajahan itu menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajahnya.
  • Politi kapitalisme membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk keuntungan tanpa menghiraukan penderitaan orang lain, rakyat kecil jadi tertindas.
  • Paham komunisme yang menumbuhkan sikap yangg menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan hingga merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta umat Islam.
Bahaya Bidang Ekonomi
  • Dengan berkembangnya sistem kapitalisme, kemiskinan akan terus bertambah. Kesengsaraan Umat Islam akan makin parah.
  • Sistem kapitalisme ini akan menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara besar-besaran.
Bidang Sosial Pendidikan
  • Penjajah senantiasa membuat jurang pemisah antara kaum bangsawan dengan rakyat kecil, sehingga diantara mereka tidak ada persatuan.
  • Kaum agamis tidak diperbolehkan berpolitik. Penjajah khawatir jika ada orang-orang Islam menggerakkan organisasi untuk kemajuan umatnya. Rakyat kecil tidak diberi hak untuk sekolah, yang boleh sekolah hanya anak-anak pejabat saja.
Bahaya Bidang Budaya
  • Budaya yang disebarkan penjajah dapat merusak agama yang dimiliki bangsa yang dijajahnya; seperti minum arak, berjudi, pergaulan bebas dan budaya negatif lainnya yang disebarkan.
  • Pelajar jauh dari agama, mereka dijauhkan dari agama.
  • Di Indonesia, adanya PKI atas pengaruh paham komunisme.
Fakta Sejarah yang Dapat Diambil sebagai Ibrah
  • Ibrah yang dapat diambil dari peristiwa imperialisme dunia Barat ke dunia Islam, diantaranya:
  • Kita harus dapat menata perekonomian bangsa dengan kuat. Kondisi perekonomian yang rapuh akan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya dan imperialisme akan dengan mudah menjajah bangsa kita.
  • Kita harus membendung segala bentuk imperialisme dan mempertahankan tanah air kita.
  • Kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Islam.


DAFTAR PUSTAKA
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam II, Pustaka Riski Putra, Semarang,2009
Karen Amstrong, Islam Sejarah Singkat, Jendela, Yogyakarta, 2002
Murodi, SKI MA kelas XII, Karya Toha Putra, Semarang, 2009
https://garisbawahku.wordpress.com/2013/05/23/imperialisme-dunia-barat-ke-dunia-islam/

No comments: