Halaman Terbaru

Saturday 8 April 2017

Pengelolaan Sistem Informasi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Dewasa ini persaingan antara sumber daya manusia semakin hari semakin terasa sangat ketat, hal ini tidak terlepas dari perkembangan dunia yang menuntut tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh berapa lama manusia tersebut mengenyam pendidikan formal maupun pendidikan non formal, sebab melalui pendidikan manusia akan menjadi tahu apa yang mereka belum mereka ketahui. Jenjang pendidikan di negara kita sudah sangat memadai mulai dari sekolah dasar sampai keperguruan tinggi, tinggal bagaimana para peserta didik bersedia mengikuti serta mentaati semua kurikulum yang ada pada lembaga pendidikan, setelah para peserta didik bersedia untuk dididik dan dibina maka kesiapan lembaga pendidikanlah yang pada akhirnya menentukan kualitas peserta didiknya setelah mereka selesai mengenyam pendidikan pada lembaganya masing-masing. Persaingan antara lembaga pendidikan kian hari kian kuat saja, hal ini memaksa sekolah-sekolah yang ada berlomba-lomba menawarkan pelayanan terbaik bagi calon peserta didiknya. Sejalan dengan perkembangan dunia teknologi setiap sekolah dituntut untuk memasukkan sistem khususnya sistem informasi sebagai bagian dari pengelolaan manajemen di sekolah, dengan masuknya sistem informasi ke dalam sekolah diharapkan lulusannya kelak memiliki keterampilan lain disamping pengetahuan-pengetahuan inti yang mereka dapatkan selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Masuknya sistem informasi pada setiap sekolah juga dapat meningkatkan daya saing sekolah bersangkutan dengan sekolah lain, dengan adanya sistem informasi segala informasi yang berkaitan dengan sekolah akan mudah dan cepat diakses bagi mereka yang membutuhkan khususnya calon peserta didik baru. Sistem informasi untuk pendidikan sangat diperlukan untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga siswa mampu meningkatkan prestasinya. Berdasarkan pemaparan di atas kami akan membahas tentang penyusunan sistem informasi untuk pendidikan untuk sekolah dan melalui makalah ini diharapkan akan dihasilkan suatu kajian tentang penyusunan sistem informasi untuk pendidikan untuk sekolah.


B.   Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Sistem Informasi Pendidikan ?
2.      Apa komponen sistem informasi dalam sekolah?
3.      Bagaimana langkah menyusun sistem informasi pendidikan untuk sekolah?
4.      Apa saja kendala dalam penyusunan sistem informasi pendidikan di sekolah?
5.      Bagaimana manfaat sistem informasi pendidikan di sekolah?
6.      Apa Pengertian Komunikasi Nonverbal?




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Sistem Informasi Pendidikan
Sistem Informasi menurut Wikipedia Indonesia, 2010 adalah:
1.      Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
2.      Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lain yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Sedangkan dari sumber lain, ada beberapa pengertian sistem informasi, yaitu:
3.      Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya.
4.      Menurut Lani Sidharta, sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, memproses data, dan menghasilkan informasi.
5.      Menurut Gelinas, sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakainya
6.      Dalam buku Sistem Informasi Pendidikan yang ditulis oleh Hamid Al Jufri dikatakan bahwa sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah, dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau perlengkapan sistem lainnya. Sistem informasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan pihak lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
7.      Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi untuk pendidikan adalah suatu sistem yang merupakan kombinasi yang terdiri dari manusia, fasilitas, teknologi dan pengendalian yang berfungsi untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam proses mendidik atau membimbing dari guru kepada peserta didik.
B.     Komponen Sistem Informasi dalam Sekolah
Sistem informasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer atau lebih dikenal dengan computer based information system (CBIS).
Komponen-komponen Sistem informasi berbasis komputer terdiri dari sumber daya-sumber daya sebagai berikut:
1.      Manusia Manusia mengambil peranan penting dalam sistem informasi. Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi.
2.      Hardware Hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya hardware tidak hanya sebatas komputer saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dll.
3.      Software Software adalah semua rangkaian perintah yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya software tidak hanya sekedar program saja, tetapi juga berupa prosedur.
4.      Data Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata, data merupakan material atau bahan baku ynag belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermakna.
5.      Jaringan Jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan computer, pemroses komunikasi dan peralatan lainnya, sumber daya jaringan dapat berupa kabel, satelit, dan dukungan jaringan seperti modem, software pengendali dll. Kelima komponen tersebut digunakan oleh sistem informasi untuk menjalankan aktivitas input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian yang mengubah sumber daya data menjadi produk informasi. Komponen sistem informasi dapat digambarkan sebagai berikut.
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa komponen sistem informasi dalam sekolah diantaranya yaitu sumber daya manusia (kepala sekolah, Guru, karyawan, dan peserta didik), sumber daya software (program), sumber daya hardware (mesin dan media), sumber daya jaringan (dukungan jaringan), dan sumber daya data (dasar data dan pengetahuan). Komponen-komponen di atas bersenergi melakukan aktivitas sistem, yaitu menginput sumber daya data, memproses data, dan menghasilkan output produk informasi sehingga informasi dalam sekolah dapat diterima dengan baik oleh warga sekolah, khususnya siswa. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen sistem informasi pendidikan untuk sekolah terdiri dari manusia sebagai operator dan fasilitas teknologi (komputer) yang dihubungkan dalam suatu jaringan kerja yang efektif untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah .
C.     Langkah penyusunan Sistem Informasi untuk Pendidikan untuk Sekolah
Tahap-tahap untuk menyusun sistem informasi untuk pendidikan untuk sekolah adalah sebagai berikut:
1.      Tahap masukan Langkah yang pertama dilakukan adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dimulai dengan penangkapan data (data capture), data ditarik ke dalam sistem, langkah selanjutnya adalah mencatat data (recorder) pada formulir-formulir yang disebut sebagai sumber dokumen. Data kemudian diklasifikasikan untuk dimasukkan dalam kategori-kategori yang telah ditentukan. Selanjutnya data dapat ditransmisikan/dipindahkan dari titik tangkapan ke titik pemrosesan.
2.      Tahap pemrosesan atau pengolahan Data yang sudah dikumpulkan kemudian diproses melalui tahap-tahap validasi dan diklasifikasikan menurut bagian-bagiannya masing-masing, selanjutnya diproses oleh manusia sebagai pengguna teknologi. Data yang telah diproses kemudian disimpan, data dapat disimpan secara permanen/sementara untuk menunggu proses selanjutnya.
3.      Tahap keluaran Tahap yang terakhir adalah tahap keluaran yaitu menyediakan informasi ke pengguna. Informasi yang telah diolah kemudian menghasilkan data yang dapat diserap atau disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan, dalam hal ini yaitu oleh siswa untuk tujuan pendidikan.
D.    Kendala dalam penyusunan Sistem Informasi Pendidikan untuk Sekolah
Ada beberapa kendala dalam penyusunan Sistem Informasi untuk Pendidikan untuk Sekolah, diantaranya:
1.      Masih belum memadainya sarana/prasarana sekolah.
2.      Masih kurangnya SDM yang memahami dan menguasai konsep dan implementasi sistem dan teknologi informasi.
3.      Belum adanya aturan yang jelas dari pemerintah.
4.      Etika dan moralitas masih belum mendapat tempat yang memadai.
5.      Sulitnya mengubah perilaku siswa yang cenderung pasif untuk menghadapi pola siswa aktif.
E.     Manfaat Sistem Informasi untuk Pendidikan untuk Sekolah
Beberapa manfaat dari adanya sistem informasi pendidikan di sekolah antara lain:
1.      Keberadaan teknologi informasi dirasakan sangat perlu dan sangat membantu    dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
2.      Dengan adanya sistem infomasi berbasis komputer juga akan meningkatkan daya saing sekolah juga dapat meningkatkan pelayanan bagi para peserta didik di lingkungan sekolah bersangkutan.
3.      Dapat memberikan contoh langsung salah satu penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Menyederhanakan dan mempermudah kegiatan belajar mengajar di sekolah.
5.      Mempercepat pelayanan terhadap siswa maupun pihak-pihak yang terkait dengan sekolah.
6.      Tujuan dari sistem informasi adalah agar pengelolaan data dan informasi sebuah organisasi dapat menyeluruh, terintegrasi, terpadu dan menghasilkan informasi cepat dan akurat.
7.      Para siswa yang ingin mendapatkan ilmu tak harus bertatap muka dengan pengajar, cukup dengan mengakses internet, maka kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan meskipun tidak 100% menggantikan sistem konvensional. Para siswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan bantuan komputer yang dilengkapi dengan fasilitas multimedia.
F.      Komunikasi  Nonverbal
Kita mengkomunikasikan begitu banyak informasi secara nonverbal dalam percakapau,sjnuhjn-percakapan sehingga sering kali aspek verbal percakapan terabaikan. Terutama ini berlaku bagi fungsi-fungsi bahasa interaktif dimana kontak sosial sangat penting, di mana bukan apa yang Anda katakan yang diperhitungkan tetapi bagaimana Anda mengatakannya-apa yang Anda sampaikan dengan bahasa tubuh, gerak tubuh, kontak mata, jarak fisik, dan pesan-pesan nonverbal lainnya. Bagaimanapun komunikasi nonverbal sedemikian subtil dan spontan dalam diri penutur asli sehingga bahas verbal, jika diperbandingkan, tanpak sangat mekanis dan sistematis. Bahasa menjadi amat manusiawi berkat dimensi nonverbalnya, atau apa yang oleh Edward Hall (1959) disebut “bahasa diam” ekspresi budaya begitu terikat dengan  komunikasi nonverbal hingga rentangan bagi pembelajaran budaya lebih bersifat nonverbal ketimbang verbal. Bahasa verbal mensyaratkan penggunaan hanya satu dari lima modalitas indra: pendengaran. Tetapi masih ada tiga indra lain dalam perbendaharaan kita yang kita pakai berkomunikasi setiap hari, jika untuk sesaat kita mengesampingkan indra perasa ke dalam sebuah kategori komunikatif (walaupun pesan sebetulnya dikirimkan dan diterima melalui indra perasa). Kita telaah masing-masing modalitas itu.
a.      Kinesik
Setiap budaya dan bahasa menggunakan bahasa menggunakan bahasa tubuh, atau Kinesik, dbalam cara-cara unik tetapi bisa ditafsirkan dengan jelas. “Ada bicara dalam bisu mereka, bahasa dalam gerak tubuh mereka,” tulis Shakespeare dalam The Winter’s Tale. Semua kebudayaan di sepanjang sejarah.
b.      Kontak Mata
Kapan diperbolehkan tidak mempertahankan Kontak Mata? Apa yang diisyaratkan oleh kontak mata atau tidak adanya kontak mata? Berbagai budaya sangat berbeda-beda dalam modalitas visual komunikasi nonverbal ini. Dalam budaya Amerika diperbolehkan, misalnya, bagi dua orang partisipan bersetatus sederajat untuk mempertahankan kontak mata yang lain. Bahkan. Orang Amerika akan menafsirkan tidak adanya kontak mata sebagai tidak adanya perhatian yang tidak sopan, sedangkan dalam budaya jepang kontak mata bisa dianggap kasar. Interferensi antar budaya dalam kategori nonverbal ini bisa mengakibatkan kesalah pahaman.
Bahkan hanya kontak mata itu sendiri yang merupakan sebuah kategori penting, tetapi gerak mata dalam beberapa hal merupakan kunci komunikasi. Mata bisa mengisyaratkan minat, kebosanan, empati, permusuhan, ketertarikan, pemahaman, kesalah pahaman, dan pesan-pesan lain. Sebuah aspek penting dari percakapan yang leluasa dan tidak ambigu dalam bahasa kedua adalah pemerolehan konvensi-konvensi untuk menyampaikan pesan dengan isyarat mata.
c.       Proksemik
Keadaan fisik, atau proksemik, juga merupakan sebuah kategori komunikatif yang penting. Berbagai kebudayaan memiliki gaya yang berbeda mengenai jarak yang bisa diterima untuk percakapan. Edward Hall (1966) memperhitungkan jarak yang bisa diterima bagi wacana publik, sosial-konsutatif, personal dan akrab. Dia mengatakan, misalnya bahwa orang-orang Amerika merasa bahwa sebuah “gelembung” ruang personal tertentu sudah dilanggar ketika seorang asing berdiri lebih dekat dari 20 hingga 24 inci kecuali ruangan terbatas, seperti di dalam lift.
d.      Artefak
Pesan-pesan nonverbal Artefak, seperti, pakaian dan perhiasan juga merupakan aspek penting komunikasi dan informasi. Pakaian sering mengisyaratkan kesan harga diri, kelas sosial-ekonomi, dan karakter umum seseorang. Perhiasan juga menyampaikan pesan-pesan tertentu. Dalam sebuah kelompok percakapan miltikiltural, artefak-artefak semacam itu bersama isyarat-isyarat nonverbal lain, bisa menjadi sebuah  faktor
Signifikan dalam menyingkirkan rintangan, mengidentifikasi karakteristik personalitas tertentu, dan menetapakan suasana umum.
e.      Kinestetik
Menyentuh, kadang-kadang disebut sebagai kinestrik, adalah aspek lain yang bermuatan budaya komunikasi nonverbal. Bagaimana kita menyentuh orang lain dan dimana menyentuh mereka kadang-kadang merupakan aspek komunikasi nonverbal yang paling banyak disalah pahami. Dalam beberapa budaya sentuhan mengisyaratkan gaya sangat personal atau akrab, sementara dalam budaya-budaya yang lain bersentuhan dalam arti luas adalah hal lumrah. Mengetahui batas konvensi adalah penting bagi komunikasi yang jelas dan tak-ambigu.
f.        Dimensi olfaktori
Hidung kita juga menerima pesan-pesan nonverbal indrawi. Modalitas olfaktori tentu saja penting bagi dunia satwa, tetapi bagi manusia pun budaya-budaya berbeda membangun dimensi-dimensi berbeda komunikasi olfaktori. Abad kedua puluh menciptakan, dalam kebanyakan masyarakat maju, kecenderungan pada farfum,losin, krim, dan bedak sebagai bisa diterima dan bahkan perlu; bau alami alami manusia, terutama keringat, di anggap tidakdikehendaki. Dalam beberapa masyarakat tertentu, tentu saja, bau keringat manusia sangat bisa diterima dan malah memikat. Para pembelajar bahasa kedua dan khususnya budaya kedua perlu mengerti adat istiadat yang bisa diterima budaya-budaya lain dalam modalitas olfaktori.
KONEKSI KELAS
1.      Temuan Penelitian:
Pengamatan dan penelitian umum sama-sama menu jukkan bahwa komunikasi nonverbal adalah aspek sangat penting, kalau bukan krusial, komunikasi tatap muka. Edward Hall (1966), Julius Fast (1970), dan Norine Dresser (1996) mengakui komponen kritis komunikasi ini.
2.      Implikasi Pengajaran:
Sejauh mana anda diajar secara khusus tentang bahasa nonverbal seperti gerak tubuh, kontak mata, dan proksemik/ banyak kursus bahasa yang gagal memperhatikan mode signifikan komunikasi ini, dengan asumsi keliru bahwa bentuk-bentuk verbal-bunyi, kata, frase, dan kalimat-kalimat cukup bagi seorang pembelajar untuk berhasil dalam sebuah bahasa asing.
Kita tidak bisa meremehkan pentingnya komunikasi verbal dalam pembelajaran bahasa kedua dan dalam analisis percakapan (decapua dan Wintergerst, 2004; Matsumoto,2000; kellerman, 1992). Kompetensi Komunikatif meliputi kompetensi nonverbal-pengetahuan tentang semua ragam semantik nonverbal budaya kedua, dan kemampuan untuk mengirim maupun menerima isyarat-isyarat verbal secara jelas.



BAB III
PENUTUP
Simpulan
Sistem informasi pendidikan adalah suatu sistem dalam sekolah yang merupakan kombinasi yang terdiri dari manusia, fasilitas, teknologi dan pengendalian yang berfungsi untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat untuk sekolah. Komponen sistem informasi pendidikan dalam sekolah diantaranya yaitu sumber daya manusia (kepala sekolah, Guru, karyawan, dan peserta didik), sumber daya software, sumber daya hardware, sumber daya jaringan, dan sumber daya data (dasar data dan pengetahuan). Tahap-tahap untuk menyusun sistem informasi untuk pendidikan untuk sekolah adalah tahap masukan, tahap pengolahan dan tahap keluaran. Contoh aplikasi penggunaan sistem informasi untuk pendidikan diantaranya: E-Education, E-Learning, E-Qari, dan Virtual gamelan. Kendala dalam penyusunan Sistem Informasi Pendidikan untuk Sekolah, diantaranya adalah masih belum memadainya sarana/prasarana sekolah, masih kurangnya SDM yang memahami dan menguasai konsep dan implementasi sistem dan teknologi informasi, sulitnya mengubah perilaku siswa yang cenderung pasif untuk menghadapi pola siswa aktif, dll. Manfaat dari adanya sistem informasi pendidikan di sekolah antara lain membantu dalam pelaksanaan manajerial sekolah, menyederhanakan dan mempermudah administrasi sekolah, mempercepat pelayanan terhadap siswa maupun pihak-pihak yang terkait dengan sekolah, dll.  Saran Kita sebagai calon pendidik harus terus belajar, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teknologi informasi agar dapat menjadi operator sistem informasi pendidikan yang berkualitas.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad.
2011    Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung
Elis Ratna Wulan.
2010    Komunikasi dan Teknologi Informasi, Batic Press, Bandung.
Lani Sidharta.
1995    Pengantar Sistem Informasi Bisnis, PT. ELEX Media Komputindo, Jakarta
Muhyuzir T.D
2001    Analisa Perancangan Sistem Pengolahan Data, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Agus Mulyanto.
2009    Sistem Informasi (Konsep dan Aplikasi), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Nasution.
2009    Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Pt. Jakarta.
James A O’Brein.
2005    Pengantar Sistem Informasi, Salemba Empat. Tafsir, Jakarta.

No comments: