BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini persaingan
antara sumber daya manusia semakin hari semakin terasa sangat ketat, hal ini
tidak terlepas dari perkembangan dunia yang menuntut tersedianya sumber daya
manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan
oleh berapa lama manusia tersebut mengenyam pendidikan formal maupun pendidikan
non formal, sebab melalui pendidikan manusia akan menjadi tahu apa yang mereka
belum mereka ketahui. Jenjang pendidikan di negara kita sudah sangat memadai
mulai dari sekolah dasar sampai keperguruan tinggi, tinggal bagaimana para
peserta didik bersedia mengikuti serta mentaati semua kurikulum yang ada pada
lembaga pendidikan, setelah para peserta didik bersedia untuk dididik dan
dibina maka kesiapan lembaga pendidikanlah yang pada akhirnya menentukan
kualitas peserta didiknya setelah mereka selesai mengenyam pendidikan pada
lembaganya masing-masing. Persaingan antara lembaga pendidikan kian hari kian
kuat saja, hal ini memaksa sekolah-sekolah yang ada berlomba-lomba menawarkan
pelayanan terbaik bagi calon peserta didiknya. Sejalan dengan perkembangan
dunia teknologi setiap sekolah dituntut untuk memasukkan sistem khususnya
sistem informasi sebagai bagian dari pengelolaan manajemen di sekolah, dengan masuknya
sistem informasi ke dalam sekolah diharapkan lulusannya kelak memiliki
keterampilan lain disamping pengetahuan-pengetahuan inti yang mereka dapatkan
selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Masuknya sistem informasi pada
setiap sekolah juga dapat meningkatkan daya saing sekolah bersangkutan dengan
sekolah lain, dengan adanya sistem informasi segala informasi yang berkaitan
dengan sekolah akan mudah dan cepat diakses bagi mereka yang membutuhkan
khususnya calon peserta didik baru. Sistem informasi untuk pendidikan sangat
diperlukan untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di
sekolah sehingga siswa mampu meningkatkan prestasinya. Berdasarkan pemaparan di
atas kami akan membahas tentang penyusunan sistem informasi untuk pendidikan
untuk sekolah dan melalui makalah ini diharapkan akan dihasilkan suatu kajian
tentang penyusunan sistem informasi untuk pendidikan untuk sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem
Informasi Pendidikan ?
2. Apa komponen sistem
informasi dalam sekolah?
3. Bagaimana langkah
menyusun sistem informasi pendidikan untuk sekolah?
4. Apa saja kendala dalam
penyusunan sistem informasi pendidikan di sekolah?
5. Bagaimana manfaat
sistem informasi pendidikan di sekolah?
6. Apa Pengertian
Komunikasi Nonverbal?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Informasi Pendidikan
Sistem Informasi
menurut Wikipedia Indonesia, 2010 adalah:
1.
Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur
atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi
informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
2.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lain yang bertujuan
menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Sedangkan dari sumber
lain, ada beberapa pengertian sistem informasi, yaitu:
3.
Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling
terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga
bagi yang menerimanya.
4.
Menurut Lani Sidharta, sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang
berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan
komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data,
memproses data, dan menghasilkan informasi.
5.
Menurut Gelinas, sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang
terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk
menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran
kepada para pemakainya
6.
Dalam buku Sistem Informasi Pendidikan yang ditulis oleh Hamid Al Jufri
dikatakan bahwa sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi
tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah,
dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem
informasi atau perlengkapan sistem lainnya. Sistem informasi juga dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan
kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan
pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,
memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan
pihak lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting
dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
7.
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia
berkembang secara maksimal
Dari
pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi untuk
pendidikan adalah suatu sistem yang merupakan kombinasi yang terdiri dari
manusia, fasilitas, teknologi dan pengendalian yang berfungsi untuk mengolah
data menjadi informasi yang bermanfaat dalam proses mendidik atau membimbing
dari guru kepada peserta didik.
B.
Komponen Sistem Informasi dalam Sekolah
Sistem informasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi
berbasis komputer atau lebih dikenal dengan computer based information system
(CBIS).
Komponen-komponen
Sistem informasi berbasis komputer terdiri dari sumber daya-sumber daya sebagai
berikut:
1.
Manusia Manusia mengambil peranan penting dalam sistem informasi. Manusia
dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi.
2.
Hardware Hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam pemrosesan
informasi. Sumber daya hardware tidak hanya sebatas komputer saja, melainkan
semua media data seperti lembaran kertas dll.
3.
Software Software adalah semua rangkaian perintah yang digunakan untuk
memproses informasi. Sumber daya software tidak hanya sekedar program saja,
tetapi juga berupa prosedur.
4.
Data Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan
yang nyata, data merupakan material atau bahan baku ynag belum mempunyai makna
atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih bermakna.
5.
Jaringan Jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan computer,
pemroses komunikasi dan peralatan lainnya, sumber daya jaringan dapat berupa
kabel, satelit, dan dukungan jaringan seperti modem, software pengendali dll.
Kelima komponen tersebut digunakan oleh sistem informasi untuk menjalankan
aktivitas input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian yang mengubah
sumber daya data menjadi produk informasi. Komponen sistem informasi dapat
digambarkan sebagai berikut.
Dari gambar di atas
dapat diketahui bahwa komponen sistem informasi dalam sekolah diantaranya yaitu
sumber daya manusia (kepala sekolah, Guru, karyawan, dan peserta didik), sumber
daya software (program), sumber daya hardware (mesin dan media), sumber daya
jaringan (dukungan jaringan), dan sumber daya data (dasar data dan
pengetahuan). Komponen-komponen di atas bersenergi melakukan aktivitas sistem,
yaitu menginput sumber daya data, memproses data, dan menghasilkan output
produk informasi sehingga informasi dalam sekolah dapat diterima dengan baik
oleh warga sekolah, khususnya siswa. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
komponen sistem informasi pendidikan untuk sekolah terdiri dari manusia sebagai
operator dan fasilitas teknologi (komputer) yang dihubungkan dalam suatu
jaringan kerja yang efektif untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah .
C.
Langkah penyusunan Sistem Informasi untuk Pendidikan untuk Sekolah
Tahap-tahap untuk
menyusun sistem informasi untuk pendidikan untuk sekolah adalah sebagai
berikut:
1.
Tahap masukan Langkah yang pertama dilakukan adalah pengumpulan data.
Pengumpulan data dimulai dengan penangkapan data (data capture), data ditarik
ke dalam sistem, langkah selanjutnya adalah mencatat data (recorder) pada
formulir-formulir yang disebut sebagai sumber dokumen. Data kemudian
diklasifikasikan untuk dimasukkan dalam kategori-kategori yang telah
ditentukan. Selanjutnya data dapat ditransmisikan/dipindahkan dari titik
tangkapan ke titik pemrosesan.
2.
Tahap pemrosesan atau pengolahan Data yang sudah dikumpulkan kemudian diproses
melalui tahap-tahap validasi dan diklasifikasikan menurut bagian-bagiannya
masing-masing, selanjutnya diproses oleh manusia sebagai pengguna teknologi.
Data yang telah diproses kemudian disimpan, data dapat disimpan secara
permanen/sementara untuk menunggu proses selanjutnya.
3.
Tahap keluaran Tahap yang terakhir adalah tahap keluaran yaitu menyediakan
informasi ke pengguna. Informasi yang telah diolah kemudian menghasilkan data
yang dapat diserap atau disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan, dalam
hal ini yaitu oleh siswa untuk tujuan pendidikan.
D. Kendala
dalam penyusunan Sistem Informasi Pendidikan untuk Sekolah
Ada beberapa kendala
dalam penyusunan Sistem Informasi untuk Pendidikan untuk Sekolah, diantaranya:
1. Masih belum memadainya sarana/prasarana sekolah.
2. Masih kurangnya SDM yang memahami dan menguasai konsep dan implementasi
sistem dan teknologi informasi.
3. Belum adanya aturan yang jelas dari pemerintah.
4. Etika dan moralitas masih belum mendapat tempat yang memadai.
5. Sulitnya mengubah perilaku siswa yang cenderung pasif untuk menghadapi pola
siswa aktif.
E. Manfaat Sistem Informasi untuk Pendidikan untuk Sekolah
Beberapa manfaat dari
adanya sistem informasi pendidikan di sekolah antara lain:
1. Keberadaan teknologi informasi dirasakan sangat perlu dan sangat
membantu dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah.
2. Dengan adanya sistem infomasi berbasis komputer juga akan meningkatkan daya
saing sekolah juga dapat meningkatkan pelayanan bagi para peserta didik di
lingkungan sekolah bersangkutan.
3. Dapat memberikan contoh langsung salah satu penerapan dan pemanfaatan
teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menyederhanakan dan mempermudah kegiatan belajar mengajar di sekolah.
5. Mempercepat pelayanan terhadap siswa maupun pihak-pihak yang terkait dengan
sekolah.
6. Tujuan dari sistem informasi adalah agar pengelolaan data dan informasi
sebuah organisasi dapat menyeluruh, terintegrasi, terpadu dan menghasilkan
informasi cepat dan akurat.
7. Para siswa yang ingin mendapatkan ilmu tak harus bertatap muka dengan
pengajar, cukup dengan mengakses internet, maka kegiatan belajar mengajar dapat
dilakukan meskipun tidak 100% menggantikan sistem konvensional. Para siswa
dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan bantuan komputer yang
dilengkapi dengan fasilitas multimedia.
F.
Komunikasi Nonverbal
Kita mengkomunikasikan
begitu banyak informasi secara nonverbal dalam percakapau,sjnuhjn-percakapan
sehingga sering kali aspek verbal percakapan terabaikan. Terutama ini berlaku
bagi fungsi-fungsi bahasa interaktif dimana kontak sosial sangat penting, di
mana bukan apa yang Anda katakan yang diperhitungkan tetapi bagaimana
Anda mengatakannya-apa yang Anda sampaikan dengan bahasa tubuh, gerak tubuh,
kontak mata, jarak fisik, dan pesan-pesan nonverbal lainnya. Bagaimanapun
komunikasi nonverbal sedemikian subtil dan spontan dalam diri penutur asli
sehingga bahas verbal, jika diperbandingkan, tanpak sangat mekanis dan
sistematis. Bahasa menjadi amat manusiawi berkat dimensi nonverbalnya, atau apa
yang oleh Edward Hall (1959) disebut “bahasa diam” ekspresi budaya begitu
terikat dengan komunikasi nonverbal
hingga rentangan bagi pembelajaran budaya lebih bersifat nonverbal ketimbang
verbal. Bahasa verbal mensyaratkan penggunaan hanya satu dari lima modalitas
indra: pendengaran. Tetapi masih ada tiga indra lain dalam perbendaharaan kita
yang kita pakai berkomunikasi setiap hari, jika untuk sesaat kita
mengesampingkan indra perasa ke dalam sebuah kategori komunikatif (walaupun
pesan sebetulnya dikirimkan dan diterima melalui indra perasa). Kita telaah
masing-masing modalitas itu.
a.
Kinesik
Setiap budaya dan
bahasa menggunakan bahasa menggunakan bahasa tubuh, atau Kinesik, dbalam
cara-cara unik tetapi bisa ditafsirkan dengan jelas. “Ada bicara dalam bisu
mereka, bahasa dalam gerak tubuh mereka,” tulis Shakespeare dalam The
Winter’s Tale. Semua kebudayaan di sepanjang sejarah.
b.
Kontak Mata
Kapan diperbolehkan
tidak mempertahankan Kontak Mata? Apa yang diisyaratkan oleh kontak mata atau
tidak adanya kontak mata? Berbagai budaya sangat berbeda-beda dalam modalitas
visual komunikasi nonverbal ini. Dalam budaya Amerika diperbolehkan, misalnya,
bagi dua orang partisipan bersetatus sederajat untuk mempertahankan kontak mata
yang lain. Bahkan. Orang Amerika akan menafsirkan tidak adanya kontak mata
sebagai tidak adanya perhatian yang tidak sopan, sedangkan dalam budaya jepang
kontak mata bisa dianggap kasar. Interferensi antar budaya dalam kategori
nonverbal ini bisa mengakibatkan kesalah pahaman.
Bahkan hanya kontak
mata itu sendiri yang merupakan sebuah kategori penting, tetapi gerak mata
dalam beberapa hal merupakan kunci komunikasi. Mata bisa mengisyaratkan minat,
kebosanan, empati, permusuhan, ketertarikan, pemahaman, kesalah pahaman, dan
pesan-pesan lain. Sebuah aspek penting dari percakapan yang leluasa dan tidak
ambigu dalam bahasa kedua adalah pemerolehan konvensi-konvensi untuk
menyampaikan pesan dengan isyarat mata.
c.
Proksemik
Keadaan fisik, atau
proksemik, juga merupakan sebuah kategori komunikatif yang penting. Berbagai
kebudayaan memiliki gaya yang berbeda mengenai jarak yang bisa diterima untuk
percakapan. Edward Hall (1966) memperhitungkan jarak yang bisa diterima bagi
wacana publik, sosial-konsutatif, personal dan akrab. Dia mengatakan, misalnya
bahwa orang-orang Amerika merasa bahwa sebuah “gelembung” ruang personal
tertentu sudah dilanggar ketika seorang asing berdiri lebih dekat dari 20
hingga 24 inci kecuali ruangan terbatas, seperti di dalam lift.
d.
Artefak
Pesan-pesan nonverbal
Artefak, seperti, pakaian dan perhiasan juga merupakan aspek penting komunikasi
dan informasi. Pakaian sering mengisyaratkan kesan harga diri, kelas
sosial-ekonomi, dan karakter umum seseorang. Perhiasan juga menyampaikan
pesan-pesan tertentu. Dalam sebuah kelompok percakapan miltikiltural,
artefak-artefak semacam itu bersama isyarat-isyarat nonverbal lain, bisa
menjadi sebuah faktor
Signifikan dalam
menyingkirkan rintangan, mengidentifikasi karakteristik personalitas tertentu,
dan menetapakan suasana umum.
e.
Kinestetik
Menyentuh,
kadang-kadang disebut sebagai kinestrik, adalah aspek lain yang
bermuatan budaya komunikasi nonverbal. Bagaimana kita menyentuh orang lain dan
dimana menyentuh mereka kadang-kadang merupakan aspek komunikasi nonverbal yang
paling banyak disalah pahami. Dalam beberapa budaya sentuhan mengisyaratkan
gaya sangat personal atau akrab, sementara dalam budaya-budaya yang lain
bersentuhan dalam arti luas adalah hal lumrah. Mengetahui batas konvensi adalah
penting bagi komunikasi yang jelas dan tak-ambigu.
f.
Dimensi olfaktori
Hidung kita juga
menerima pesan-pesan nonverbal indrawi. Modalitas olfaktori tentu saja penting
bagi dunia satwa, tetapi bagi manusia pun budaya-budaya berbeda membangun
dimensi-dimensi berbeda komunikasi olfaktori. Abad kedua puluh menciptakan,
dalam kebanyakan masyarakat maju, kecenderungan pada farfum,losin, krim, dan
bedak sebagai bisa diterima dan bahkan perlu; bau alami alami manusia, terutama
keringat, di anggap tidakdikehendaki. Dalam beberapa masyarakat tertentu, tentu
saja, bau keringat manusia sangat bisa diterima dan malah memikat. Para
pembelajar bahasa kedua dan khususnya budaya kedua perlu mengerti adat istiadat
yang bisa diterima budaya-budaya lain dalam modalitas olfaktori.
KONEKSI KELAS
1. Temuan
Penelitian:
Pengamatan dan
penelitian umum sama-sama menu jukkan bahwa komunikasi nonverbal adalah aspek
sangat penting, kalau bukan krusial, komunikasi tatap muka. Edward Hall (1966),
Julius Fast (1970), dan Norine Dresser (1996) mengakui komponen kritis
komunikasi ini.
2.
Implikasi Pengajaran:
Sejauh mana anda diajar
secara khusus tentang bahasa nonverbal seperti gerak tubuh, kontak mata, dan
proksemik/ banyak kursus bahasa yang gagal memperhatikan mode signifikan
komunikasi ini, dengan asumsi keliru bahwa bentuk-bentuk verbal-bunyi, kata,
frase, dan kalimat-kalimat cukup bagi seorang pembelajar untuk berhasil dalam
sebuah bahasa asing.
Kita tidak bisa
meremehkan pentingnya komunikasi verbal dalam pembelajaran bahasa kedua dan
dalam analisis percakapan (decapua dan Wintergerst, 2004; Matsumoto,2000;
kellerman, 1992). Kompetensi Komunikatif meliputi kompetensi
nonverbal-pengetahuan tentang semua ragam semantik nonverbal budaya kedua, dan
kemampuan untuk mengirim maupun menerima isyarat-isyarat verbal secara jelas.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Sistem informasi
pendidikan adalah suatu sistem dalam sekolah yang merupakan kombinasi yang
terdiri dari manusia, fasilitas, teknologi dan pengendalian yang berfungsi
untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat untuk sekolah. Komponen
sistem informasi pendidikan dalam sekolah diantaranya yaitu sumber daya manusia
(kepala sekolah, Guru, karyawan, dan peserta didik), sumber daya software,
sumber daya hardware, sumber daya jaringan, dan sumber daya data (dasar data
dan pengetahuan). Tahap-tahap untuk menyusun sistem informasi untuk pendidikan
untuk sekolah adalah tahap masukan, tahap pengolahan dan tahap keluaran. Contoh
aplikasi penggunaan sistem informasi untuk pendidikan diantaranya: E-Education,
E-Learning, E-Qari, dan Virtual gamelan. Kendala dalam penyusunan Sistem
Informasi Pendidikan untuk Sekolah, diantaranya adalah masih belum memadainya
sarana/prasarana sekolah, masih kurangnya SDM yang memahami dan menguasai
konsep dan implementasi sistem dan teknologi informasi, sulitnya mengubah
perilaku siswa yang cenderung pasif untuk menghadapi pola siswa aktif, dll.
Manfaat dari adanya sistem informasi pendidikan di sekolah antara lain membantu
dalam pelaksanaan manajerial sekolah, menyederhanakan dan mempermudah
administrasi sekolah, mempercepat pelayanan terhadap siswa maupun pihak-pihak
yang terkait dengan sekolah, dll. Saran
Kita sebagai calon pendidik harus terus belajar, menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai teknologi informasi agar dapat menjadi operator sistem
informasi pendidikan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad.
2011 Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung
Elis Ratna Wulan.
2010 Komunikasi dan Teknologi Informasi, Batic Press, Bandung.
Lani Sidharta.
1995 Pengantar Sistem Informasi Bisnis, PT. ELEX Media
Komputindo, Jakarta
Muhyuzir T.D
2001 Analisa Perancangan Sistem
Pengolahan Data, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Agus Mulyanto.
2009 Sistem Informasi (Konsep dan Aplikasi), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Nasution.
2009 Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Pt. Jakarta.
James A O’Brein.
2005 Pengantar Sistem Informasi, Salemba Empat. Tafsir, Jakarta.
No comments:
Post a Comment