Halaman Terbaru

Wednesday 29 March 2017

Makalah SPI Sejarah Pendidikan Islam Di Madinah



BAB III
PEMBAHASAN

A.   LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI MADINAH
Masalah pertama yang dihadapi oleh Nabi Muhammad dan kaum muhajirin adalah tempat tinggal, maka untuk sementara kaum Muhajirin bisa menginap di rumah-rumah kaum Anshor, tetapi beliau sendiri memerlukan suatu tempat khusus di tengah-tengah umatnya sebagia pusat kegiatan, sekaligus sebagai lambing persatuan dan kesatuan diantara kedua kelompok masyarakat yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda itu. 

Oleh karenanya ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah salah satu program pertama yang beliau lakukan adalah pembangunan sebuah masjid. Setelah  selesai pembangunan masjid, maka nabi Muhammad Saw pindah menempati sebagian ruangannya yang memang khusus disediakan untuknya. Demikian pula di antara kaum Muhajirin yang miskin yang tidak mampu membangun tempat tinggalnya sendiri.
Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin, untuk secara bersama-sama membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid dan memcerminkan persatuan dan kesatuan umat. Dimasjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagai urusan, mendirikan shalat berjemaah, membacakan al-Quran, maupun membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan demikian masjid itu merupakan pusat pendidikan dan pengajaran.
B.    MATERI PENDIDIKAN ISLAM DI MADINAH
Pada fase Madinah materi pendidikan yang diberikan cakupannya lebih komplek dibandingkan dengan mAteri pendidikan fase Makkah. Di antara pelaksanaan pendidikan Islam di Madinah adalah :

1.     Pembentukan dan Pembinaan Masayarakat Baru

Tugas Selanjutnya yang dihadapi oleh Nabi Muhammad adalah membina dan mengembangkan persatuan dan kesatuan masyarakat islam yang baru tumbuh tersebut sehingga mewujudkan satu kesatuan sosial dan satu kesatuan politik. Nabi Muhammad pun mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu. Dasar-dasar tersebut diantaranya :

a.  Nabi SAW mengikis habis sia-sia permusuhan atau pertenyangan antar suku dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara mereka.
b. Nabi SAW menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
c. Adanya syariat zakat dan puasa yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial baik secara material maupun moral.
d.  Dalam pembinaan di Madinah disyariatkan pula media komunikasi berdasarkan wahyu yaitu shalat jum’at berjamaah. Dengan shalat jum’at berjamaah warga berkumpul langsung dan mendengarkan khutbah Nabi SAW dan shalat jum’at telah memupuk rasa solidaritas sosial yang sangat tinggi dalam menangani masalah bersama.[3]

2.     Pendidikan Sosial Politik dan Kewarganegaraan

Materi pendidikan sosoal dan kewarganegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung didalam Konstitusi Madinah yang prakteknya disempurnakan dengan ayat-ayat yang turun selama periode Madinah.
Pelaksanaan atau praktek pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan secara ringkas dapat dikemukakan sebgai berikut :

a.       Pendidikan ukhwah ( persaudaraan) antara kaum muslimimin
Dalam melaksanakan pendidikan ukhwah ini, nabi Muhammad saw bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. Untuk mempersatukan keluarga itu nabi Muhammad saw berusaha untuk mengikatnya menjadi satu kesatuan yang terpadu. Mereka dipesaudarakan karena Allah bukan karena yang lain-lain. Sesuai dengan isi kontitusi Madinah pula, bahwa antara orang yang beriman, tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban hidup dan utang yang berat di antara sesama mereka. Anatara orang yang beriman satu sama lainnya harusla saling bantu membantu dalam menghadapi segala persoalan hidup. Mereka harus bekerja sama dalam mendatangkan kebaikan, mengurus kepentingan bersama dan menolak kemudaratan atau kejahatan yang akan menimpa
b.      Pendidikan Kesejahteraan Sosial
Terjaminnya kesejahteraan sosial, tergantung pertama-tama pada terpenuhinya kebutuhan pokok daripada kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap orang harus bekerja mencari nafkah. Untuk mengatasi masalah pekerjaan tersebut, nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada kaum Muhajirin yang telah dipersaudarakan dengan kaum Ansor, agar mereka bekerja bersama dengan saudara-saudaranya tersebut. mereka kaum Muhajirin yang biasa betani silakan mengikuti pertanian, yang biasa berdaganga silakan mengikuti saudara yang berdagang.
Untuk pengamanan nabi Muhammad Saw membentuk satuan-satuan pengamat yang mendapat tugas untuk menjaga kemungkinan-kemungkinban terjadinya serangan dan gangguan terhadap kehidupan kaum muslimin. Satuan-satuan ini adalah merupakan embrio dari pasukan yang bertugas untuk mengamankan dan mempertahankan serta mendukung tugas-tugas da`wah Islam lebih lanjut.
c.       Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Kaum Kerabat
Yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri dan anak-anaknya. Nabi Muhammad Saw berusaha untuk memperbaiki keadaan itu dengan memperkenalkan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan dan kekerabatan baru, yang berdasarkan taqwa kepada Allah. Diperkenalkannya sistem kekeluargaan dan kekerabatan yang berdasarkan pada pengakuan hak-hak individu, hak-hak keluarga dan kemurniaan keturunannya dalam kehidupan kekerabatan dan kemasyarakatan yang adil dan seimbang.[5]
Hubungan kekerabatan, terbentuk dengan sendirinya sebagai akibat dari aturan tentang muhrim dan ahli waris bagi seorang yang meninggal dunia serta aturan perwalian. Dalam hubungan kekerabatan ini, ciri-ciri individu dan keluarga tampak jelas dan menonjol dengan hak milik terhadap harta kekeyaan, sedangkan ciri kekerabatan hanya nampak pada hakekatnya hubungan antar individu yang ditandai dengan tidak boleh melaksanakan perkawinan intern kerabat.



3.     Pendidikan Anak dalam Islam

Nabi SAW memperingatkan agar anak diberikan bimbigan dan pendidikan agar ia tumbuh dan berkembang dalam rangka mempersiapkan anak-anak agar mampu menerima warisan islam dan bertanggungjawab untuk mengemban tugas-tugasnya,
Adapun gari-garis besar materi pendidikan anak dalam Islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad adalah sebagaimana yang disyari’atkan oleh Allah dalam surat Luqman ayat 13-19, adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan tauhid
b. Pendidikan Shalat
c. Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
d. Pendidikan adab dan sopan santun dalam bermasyarakat (kehidupan sosial)
e. Pendidikan kepribadian

4.     Pendidikan Hankam (pertahanan dan keamanan) Dakwah Islam

Masyarakat kaum muslimin merupakan satu state (negara)  di bawah bimbingan nabi Muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha dakwahnya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia secara bertahap. Oleh karena itu setelah masyarakat kaum muslimin di Madinah berdiri dan berdaulat, usaha nabi Muhammad Saw berikutnya adalah memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak kabilah-kabilah sekitar Madinah untuk mengakui konstitusi Madinah. Ajakan tersebut disampaikan dengan baik-baik dan bijaksana.
Pertama-tama diajaknya untuk masuk islam dengan penjelasan-penjelasan yang meyakinkan tentang kebaikan ajaran islam dan kebenarannya, serta menunjukkan ketidakbenaran mereka. Kalau mereka tidak mau maka mereka tidak dipaksa karena islam tidak akan memaksakan agama kepada mereka, sebagaimana dalam qur’an surat al-baqarah ayat 256.
Kepada mereka yang tidak mau masuk islam beliau berusaha untuk mengikat perjanjian damai. Untuk mereka yang tidak mau mengikat perjanjian damai ada dua kemungkinan tindakan Nabi Muhammad Saw yaitu
a.  kalau mereka tidak menyatakan permusuhan atau tidak menyerang kaum muslimin atau kaum kabilah yang telah mengikat perjanjian dengan kaum muslimin, maka mereka dibiarkan saja;
b. tetapi kalau mereka menyatakan permusuhan dan menyerang kaum muslimin atau menyerang mereka yang telah mengikat perjanjian damai dengan kaum muslimin, maka harus ditundukan/diperangi, sehingga mereka menyatakan tunduk dan mengakui kedaulatan kaum muslimin.

C.    KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI MADINAH

Kurikulum pendidikan Islam yang dipakai di Mekkah dan Madinah adalah sama, yaitu Al-Qur’an yang dijelaskan oleh Hadits Nabi Muhammad SAW yang diturunkan berangsur-angsur sesuai dengan situasi dan kondisi, dan hanya Kurikulum di Madinah yang lebih komplit seiringan dengan bertambahnya wahyu yang diturunkan oleh Allah  kepada Rasulullah.



D.   METODE PENGAJARAN DAN SISTEM EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM DI MADINAH

Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam mengajar para sahabatnya, Rasulullah SAW. Menggunakan bermacam-macam metode, hal itu dilakukan untuk menghindarkan kebosanan dan kejenuhan siswa. Di antara metode yang diterapkan Rasulullah adalah:
a.    Metode Ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-penjelasan serta keterangan-keterangannya;
b.    Metode Dialog misalnya dialog antara Rasulullah dengan Mu’adz ibn Jabal ketika Mu’adz akan diutus sebagai kadi kenegeri Yaman;
c.    Metode Diskusi atau Tanya Jawab, sering sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang suatu hukum dan Rasulullah menjawabnya. Metode diskusi misalnya diskusi antara Rasulullah dengan para sahabatnya tentang hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang Badar;
d.   Metode demonstrasi, misalnya Hadits Rasulullah,”sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku sembahnyng”;
e.    Metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satu tubuh, bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya akan turut merasakannya;
f.     Metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan mi’raj dan kisah pertemuan antara Nabi Musa as dengan Nabi Khidir As;
g.    Metode pembiasaan, membiasakan kaum muslimin untuk salat berjemaah;
h.    Metode hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga Al-Qur’an dengan hafalan.
Metode pendidikan akhlak, disampaikan Nabi dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi kisah-kisah umat yang terdahulu supaya diambil pengajaran dan iktibar dari kisah itu. Orang-orang yang taat dan patuh mengikuti Rasulullah, akan mendapatkan kebahagiaan dan orang-orang yang durhaka akan mendapat siksa, seperti kisah Qarun dan Musa yang berbuat baik kepada putri Su’aib dan lain-lain.
Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, Nabi Muhammad SAW juga mengevaluasi sahabat-sahabatnya. Dengan mengevaluasi sahabat-sahabatnya, Rasulullah SAW dapat mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agama dan menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan, Rasulullah sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat Al-Qur’an di hadapannya dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru. Selain itu, Nabi Muhammad SAW menggunakan system pengukuran, namun tidak menggunakan sistem laboratorial seperti dalam dunia ilmu pengetahuan modern sekarang. Nabi Muhammad SAW melakukan pengukuran terhadap perilaku manusia dengan tanda-tanda orang beriman ialah mencintai orang lain sesama mukmin, seperti mencintai dirinya sendiri. Ketika menyaksikan perbuatan mungkar, ia berusaha mengubah dengan kekuatan fisiknya, lisannya atau dengan hatinya, tetapi yang terakhir ini menunjukkan selemah-lemahnya iman.



BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan  :
-          Lembaga pendidikan islam di Madinah
Program pertama yang beliau lakukan adalah pembangunan sebuah masjid. Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin.Dengan demikian, masjid itu merupakan sustu tempat atau lembaga sebagai pusat pendidikan serta pengajaran.
-          Materi pendidikan islam di Madinah
a.       Pembentukan dan Pembinaan Masayarakat Baru
b.      Pendidikan Sosial Politik dan Kewarganegaraan
c.       Pendidikan Anak dalam Islam
d.      Pendidikan Hankam (pertahanan dan keamanan) Dakwah Islam
-          Kurikulum pendidikan islam di Madinah
Kurikulum pendidikan Islam yang dipakai di Mekkah dan Madinah adalah sama, yaitu Al-Qur’an yang dijelaskan oleh Hadits Nabi Muhammad yang diturunkan berangsur-angsur sesuai dengan situasi dan kondisi, dan hanya Kurikulum di Madinah yang lebih komplit seiringan dengan bertambahnya wahyu yang diturunkan oleh Allah  kepada Rasulullah.
-          Metode Pengajaran Dan Sistem Evaluasi pendidikan islam di Madinah
Metode yang diterapkan Rasulullah adalah : Metode Ceramah, Metode Dialog, Metode Diskusi atau Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Demonstrasi, Metode Perumpamaan, Metode Kisah, Metode Pembiasaan, Metode hafalan.


DAFTAR PUSTAKA


Zuhairini,dkk. Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara.2006)

No comments: