BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Isra’ Mi’raj
Isra’ Mi’raj (Arab : الإسراء والمعراج, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj) adalah dua bagian dari
perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam waktu satu malam
saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam ,
karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat
perintah untuk menunaikan shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Isra’secara
etimologi atau menurut bahasa artinya berjalan di waktu malam. Isra’ secara
terminologi atau menurut istilah artinya perjalanan Nabi Muhammad s.a.w.
diwaktu malam hari dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya
masjid yang jauh (di Palestina).
Mi’roj secara etimologi atau menurut bahasa artinya tangga, atau alat untuk naik dari bawah ke atas. Mi’raj secara terminologi atau menurut istilah adalah perjalanan nabi saw dari alam bawah (bumi) ke alam atas (langit) sampai langit yang ke tujuh sampai ke sidratul muntaha, yakni dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke alam atas melalui beberapa langit dan ke sidratul muntaha dan terakhir sampai ke Arasyi dan Kursy dimana beliau menerima wahyu dari Allah yang mengandung perintah shalat lima waktu.
B. Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj
Mi’roj secara etimologi atau menurut bahasa artinya tangga, atau alat untuk naik dari bawah ke atas. Mi’raj secara terminologi atau menurut istilah adalah perjalanan nabi saw dari alam bawah (bumi) ke alam atas (langit) sampai langit yang ke tujuh sampai ke sidratul muntaha, yakni dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke alam atas melalui beberapa langit dan ke sidratul muntaha dan terakhir sampai ke Arasyi dan Kursy dimana beliau menerima wahyu dari Allah yang mengandung perintah shalat lima waktu.
B. Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj
Para ulama
tarikh banyak berselisih tentang waktu terjadinya isra’ mi’raj.Sebagian ulama
berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 7 Rabiul awal,sebagian lagi
pada tanggal 17 Rabiul awal, sebagian lagi pada tanggal 27 Rabiul akhir
dan sebagian lagi berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal tanggal
27 rajab. Tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi
pada tanggal 27 Rajab .
Sedangkan
tahun terjadinya Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah
sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Yaitu pada
malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Wallahu a’lamu bis-shawab…
C. Konteks Situasi
Terjadinya Isra’ Mi’raj
Kita kenal
Isra' wal Mi'raj terjadi sekitar setahun sebelum Hijrahnya Rasulullah SAW ke
Madinah (Yatsrib ketika itu). Ketika itu, Rasulullah SAW dalam situasi yang
sangat "sumpek", seolah tiada celah harapan masa depan bagi agama
ini. Selang beberapa masa sebelumnya, isteri tercinta Khadijah r.a. dan paman
yang menjadi dinding kasat dari penjuangan meninggal dunia. Yang kita kenal
dengan Ammul husni (tahun duka cita). Sementara tekanan fisik maunpun
psikologis kafir Qurays terhadap perjuangan semakin berat. Rasulullah seolah
kehilangan pegangan, kehilangan arah, dan pandangan itu berkunang-kunang tiada
jelas.
Dalam
sitausi seperti inilah, rupanya "rahmah" Allah meliputi segalanya,
mengalahkan dan menundukkan segala sesuatunya. "warahamatii wasi'at kulla
syaei", demikian Allah deklarasikan dalam KitabNya. Beliau di suatu malam
yang merintih kepedihan, mengenang kegetiran dan kepahitan langkah perjuangan,
tiba-tiba diajak oleh Pemilik kesenangan dan kegetiran untuk
"berjalan-jalan" (saraa) melihat langsung kebesaran singgasana
Ilahiyah di "Sidartul Muntaha". Sungguh sebuah "penyejuk"
yang menyiram keganasan kobaran api permusuhan kaum kafir. Dan kinilah masanya
bagi Rasulullah SAW untuk kembali "menenangkan" jiwa, mempermantap
tekad menyingsingkan lengan baju untuk melangkah menuju ke depan.
D. Kronologi Terjadinya
Isra’ Mi’raj
Suatu hari
malaikat Jibril datang menemui Nabi dan kemudian didatangkan buraq,
'binatang' berwarna putih yang lebih besar daripada keledai. Sekali melangkah
langkahnya sejauh pandangan mata. Dengan buraq itu Nabi melakukan isra' dari
Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina.
Nabi menambatkan buroqnya dengan tali dimana para nabi sering menambatkan
kendaraannya di tempat itu. Kemudian Nabi Muhammad SAW salat dua rakaat
di Baitul Maqdis, setelah selesai sholat beliau keluar dan Jibril mendatanginya
dengan membawa segelas khamer (minuman keras) dan segelas susu. Nabi Muhammad
SAW memilih susu. Kata malaikat Jibril, "Engkau dalam kesucian, sekiranya
kau pilih khamer, sesatlah ummat engkau."
Dengan buraq
pula Nabi SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril naik ke langit . Setelah
sampai di langit yang pertama,Jibril meminta kepada malaikat penjaga agar
dibukakan pintu langit tersebut, meraka ditanya oleh malaikat penjaga langit,
“Siapakah kamu?” Jibril Menjawab:”Saya Jibril” kemudian malaikat penjaga langit
bertanya kembali,”Dan siapa yang bersamamu?” Jibril menjawab,”Saya bersama
Muhammad”, ditanyakan lagi “Apakah Muhammad sudah diutus oleh Allah untuk
datang kesini?”, Jibril menjawab lagi,”ya,Muhammad sudah diutus oleh Allah”.
Kemudian dibukakanlah pintu langit tersebut, setelah mereka masuk ke langit
yang pertama itu, dijumpainya Nabi Adam. Nabi Adam menyambutnya dengan hangat
dan mendoakan baginya kebaikan. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua, dii
langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi
Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan
Nabi Harun di langit ke lima, dan Nabi Musa di langit ke enam. Di setiap
langit, Jibril meminta kepada malaikat penjaga langit agar dibukakan pintu
langit tersebut, mereka juga ditanya oleh penjaga masing-masing langit dengan
pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan pada waktu di langit yang pertama
tadi.Nabi-nabi tersebut menyambutnya dengan hangat dan juga mendoakan kebaikan
sebagaimana yang dilakukan nabi Adam tadi. Kemudian Nabi bersama Jibril
melanjutkan perjalanan ke langit ke tujuh,di sana nabi menjumpai nabi Ibrahim
yang sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’mur.Baitul Ma'mur adalah
tempat 70.000 malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali
memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.
Perjalanan
dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah suatu tempat yang
sangat indah, yang tidak bisa dibayangkan keindahannya oleh seorangpun.Dari
Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam .Dari sidratul muntaha dilihatnya pula
empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir)
di dunia: sungai Efrat dan sungai Nil. Lalu Jibril membawa tiga gelas berisi
khamr, susu, dan madu, dipilihnya susu. Jibril pun berkomentar, "Itulah
(perlambang) fitrah (kesucian) engkau dan ummat engkau." Jibril mengajak
Nabi melihat surga yang indah.
Puncak dari
perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya diwajibkan
salat lima puluh kali sehari-semalam.Kemudian Nabi menemui Nabi Musa,dan Nabi
Musa menyuruh nabi untuk meminta keringanan kepada Allah, karena Nabi musa
pernah memerintahkan hal itu kepada Bani Israil,dan mereka tidak sanggup
menjalankannya. Sehingga Nabi Musa yaqin bahwa ummat Nabi Muhammadpun tidak
sanggup menjalankannya. Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW meminta keringanan dan
diberinya pengurangan sepuluh- sepuluh setiap meminta.Akhirnya diwajibkan lima
kali sehari semalam. Nabi Muhammad kembali menemui Musa dan mengatakan bahwa
sholat wajib itu menjadi 5x shalat dalam sehari. Nabi Musa masih menyuruh Nabi
Muhammad agar kembali kepada Allah untuk meminta keringanan, Namun nampaknya
Nabi Muhammad enggan dan malu kepada Allah untuk meminta keringanan
."Saya telah meminta keringan kepada Tuhanku, kini saya rela dan
menyerah." Maka Allah berfirman, "Itulah fardlu-Ku dan Aku telah
meringankannya (menjadi 5x shalat) atas hamba-Ku. Setiap satu sholat (sebagai
pengganti dari ) sepuluh sholat, sehingga genaplah 50 kali sholat. Barang siapa
berniat melakukan kebaikan dan tidak melakukannya, maka diulis baginya satu
kebaikan.Dan barang siapa yang berniat kebaikan kemudian dia melakukannya,maka
ditulis baginya sepuluh kebaikan.Dan barang siapa berniat keburukan,dan ia
tidak melakukannya,maka tidak ditulis baginya satu keburukan. Dan barang siapa
yang berniat keburukan, kemudian dia mengerjakannya, maka ditulis baginya satu
keburukan”.Kemudian nabi pulang dari langit pada malam itu ke Masjidil Haram di
Makkah.
E. Tanggapan Kaum
Musyrikin Qurays
Keesokan
hari setelah nabi melakukan Isra’ mi’raj, beliau datang ke Masjidi Haram dan
akan menyampaikan kejadian itu pada khalayak ramai.Abu jahal pun tidak
ketinggalan menyaksikannx dengan congkak dan sombongnya.Nabi muhammad
menceritakan peristiwa tersebut pada Abu Jahal.Nabi bercerita bahwa semalam
tadi beliau pergi ke Baitul Maqdis. Tapi Abu Jahal tidak percaya,bagaimana
mungkin pada malam hari beliau di Baitul Maqdis dan paginya sudah di Makkah.
Abu Jahal menantang Nabi untuk menyampaikan hal tersebut pada semua kaum
Quraisy, dan beliau menyetujuinya.Beliau menyampaikan ceritanya .Ada yang
tertawa terbahak-bahak , ada yang keheranan, ada yang bertepuk tangan, bahkan
mengejek. Kemudian seseorang mendatangi Abu Bakar dan menceritakan kepadanya
bahwa Nabi Muhammad telah bercerita tentang kejadian malam itu.Abu bakar
membenarkan Nabi .Orang tadi keheranan karena Abu Bakar begitu mempercayai
Nabi. Sejak saat itu lah Abu Bakar diberi gelar As-Shiddiq .Sebagian dari
mereka mengemukakan berbagai prtanyaan kepada Nabi tentang keadaan Baitul
Maqdis .Bagaimana bentuk bangunannya, rupanya, jumlah pintu, jendela, tiang,
dan lain sebagainya.Sperti itu untuk menguji kebenaran Nabi dan sebagai
bantahan penghabisan bagi Nabi. Nabi menjelaskan dengan tenang karena seketika
itu Allah mengutus Jibril untuk menggambarkan Baitul Maqdis . Mereka juga
bertanya kepada Nabi tentang Iran, Irak, dan Habsy yang telah dilewatinya, dan
Nabi menjelaskan keadaannya dengan tenang dan benar. Skalipun demikian,mereka
tetap tidak percaya dan menganggap jawaban yg serta merta jelasnya itu adalah
sihir yang nyata.
F. Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat
F. Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat
Pada saat
isra’ dan Mi’raj, Nabi telah menerima wahyu dari Allah SWT. Wahyu tersebut
mengandung perintah wajib mengerjakan shalat lima kali (lima waktu) sehari
kepada beliau maupun kepada segenap ummatnya. Keesokan harinya, sesudah beliau
menyampaikan berita isra’ mi’raj kepada kaum musyrikin qurays dan terutama
kepada para sahabatnya dan pengikutnya, datanglah malaikat Jibril kepada beliau
untuk menjelaskan dan mengajarkan cara sholat yang wajib dikerjakan.
Malaikat
jibril datang kepada Nabi dan berkata , “Marilah sholat!” ,Nabi kemudian
melakukan shalat dzuhur 4 rakaat pada waktu matahari telah condong
(tergelincir).
Malaikat
Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu ashar dan berkata , “Marilah
shalat!”. Lalu Nabi shalat ashar 4 rakaat pada waktu bayangan menjadi sama
panjang dengan aslinya.
Malaikat
Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu magrib dan berkata, “Marilah sholat!”,
Lalu nabi sholat maghrib 3 rakaat pada waktu matahari telah masuk(terbenam).
Malaikat
jibril datang lagi kepada nabi pada waktu isya, dan berkata “Marilah sholat!”,
Lalu nabi sholat isya’ 4rakaat pada waktu telah hilang tanda merah tempat
matahari terbenam.
Kemudian
Jibril datang kepada nabi pada waktu isya’,sehabis tengah malam,Jibril berkata,
“Marilah sholat!”.Kemudian Nabi sholat isya’ 4 rakaat.
Kemudian
Jibril datang lagi pada waktu sebelum terbit matahari, Jibril berkata “marilah
sholat!”, kemudian beliau sholat subuh 2rakaat.
G. Isra’ Mi’raj Dengan
Ruh Atau Jasad
Banyak
sekali perbedaan pendapat para ulama tentang hal ini. Apakah Nabi Muhammad
menjalankan isra’ mi’raj dengan ruhnya saja ataukah dengan jasadnya juga. Orang
yang mengatakan bahwa Isra’ dan Mi’raj Muhammad dengan ruh itu berpegang
kepada keterangan dari Umm Hani’ dan Aisyah, beliau mengatakan : “Jasad
Rosulullah s.a.w. tidak hilang, tetapi Allah menjadikan Isra’ itu dengan
ruhnya”. Juga Mu’awiyyah bin Abi Sufyan ketika ditanya tentang Isra’ Rosul
menyatakan : “Itu adalah mimpi yang benar dari tuhan. Disamping semua itu,orang
berpegang pada firman Allah : “Tidak lain mimpi yang Kami perlihatkan kepada
kamu itu adalah ujian bagi manusia.”
Sebaliknya
orang yang berpendapat bahwa isra’ dari Makkah ke Baitul Maqdis itu dengan
jasad, landasanya ialah apa yang pernah dikatakan oleh Muhammad , bahwa
dalam isra’ itu ia berada di pedalaman. Sedangkan mi’raj ke langit adalah
dengan ruh. Disamping mereka ada lagi yang berpendapat bahwa isra’ dan mi’raj
itu semuanya dengan jasad dan ruh. Wallahu a’lamu bisshawaab...
H. Makna Pentingnya Isra’
Mi’raj
Bagaimanapun
ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra' mi'raj.
Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85).
Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi dan
dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji
keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib
secara langsung kepada Rasulullah SAW.
Makna
penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian
perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai
ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia
kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang
hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi
yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu keuangannya.
Salat lima
kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas
kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan:
"Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
I. Ibrah / Hikmah
Isra’ Mi’raj
Hikmah yang
dapat kita ambil dari peristiwa Isro’ dan Mi’roj:
a.
Menjaga Sholat 5 Waktu: Allah SWT memberikan
hadiah sholat 5 waktu kepada Nabi Muhammad dan umatnya supaya kita bisa
’berjumpa’ dengan Allah SWT melalui sholat, betapa besar cinta dan rindu Allah
kepada kita sehingga kita diperintahkan untuk sholat 5 waktu. Sebagaimana
hadits Rosulullah SAW diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : “barang siapa yang
melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap-cakap dan menghadap Allah
SWT”. Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy fatharassamaawaati wal ardhi….dst “
sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah hati ku, kepada yang menciptakan
langit dan bumi yaitu Allah subhanahu wata'ala..”
b.
Mempercayai, membenarkan, dan
meyakini semua apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW: Sebagaimana Sahabat
Abu Bakar ash-Shidiq yang selalu membenarkan apa yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW. Karena pada hakikatnya semua apa yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW berasal dari Allah SWT, dan tidak keluar dari hawa nafsunya.
J. Tujuan Isra’ Mi’raj
Tujuan yang sebenarnya dari Isra' dan Mi'raj adalah memuliakan Rasulullah dan
memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban ciptaan Allah sesuai dengan firman
Allah dalam surat al Isra' ayat 1 ( لنريهمنآياتنا)
Maknanya: "Agar kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
kebesaran kami".serta mengagungkan beliau sebagai Nabi akhir zaman dan
sebaik-baik nabi di antara para nabi, sekaligus sebagai penguat hati beliau
dalam menghadapi tantangan dan cobaan yang dilontarkan oleh orang kafir Quraisy
terlebih setelah ditinggal mati oleh paman beliau Abu Thalib dan isteri beliau
Khadijah. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari Isra' dan
Mi'raj bukanlah bahwa Allah ada di arah atas, lalu Nabi naik ke atas untuk
bertemu dengan-Nya. Karena Allah ada tanpa tempat dan arah, dan tempat adalah
makhluk sedangkan Allah tidak membutuhkan kepada makhluk-Nya. Allah ta'ala
berfirman :
( فإن
الله غني عن العالمين (سورة آل عمران : 97
Maknanya : "Maka sesungguhnya
Allah maha kaya (tidak membutuhkan) dari alam semesta". (Q.S. Ali-Imran :
97)
Allah tidak
disifati dengan salah satu sifat makhluk-Nya seperti berada di tempat, arah
atas, di bawahdan lain-lain. Juga perkataan Imam ath-Thahawi :
"Allah
tidak diliputi oleh salah satu arah penjuru maupun enam arah penjuru (atas,
bawah, kanan,kiri, depan, belakang), tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi
oleh enam arah penjuru tersebut" (lihat al 'Aqidah ath-Thahawiyyah karya al
Imam Abu Ja'far ath-Thahawi). Hal ini merupakan ijma' ulama Islam seluruhnya,
maka barang siapa yang berkeyakinan bahwa Allah bertempat dan berarah di atas
atau semua arah maka ia telah jatuh pada kekufuran.
BAB III
Penutup
Penutup
Bagaimanapun
ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra' mi'raj.
Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85).
Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi dan
dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji
keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib
secara langsung kepada RasulullahSAW.
Makna
penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian
perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai
ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia
kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang
hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi
yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu keuangannya.
Salat lima
kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas
kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan:
"Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
Daftar Pustaka
DR.Muhammad Sa’id Ramadhan
Al-Buthy; Sirah Nabawiyah;
analisis Ilmiah Mahajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah saw.
analisis Ilmiah Mahajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah saw.
http://www.dakwatuna.com/2011/06/21/12794/latar-belakang-isra-dan-miraj
No comments:
Post a Comment