Halaman Terbaru

Sunday 3 September 2017

Riyadhus Shalihin Bab 119 -_- Sifat Panjangnya Gamis, Iubang Tangan Baju, Sarung, Hujung Sorban Dan Haramnya Meleretkan Sesuatu Dari Yang Tersebut Di Atas Kerana Maksud Kesombongan Dan Kemakruhannya jikalau Tidak Kerana maksud Kesombongan

787. Dari Asma' binti Yazid al-Anshari radhiallahu 'anha, kata-nya: "Lubang tangan gamisnya Rasulullah s.a.w. itu sampai pada pergelangan tangan."  
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.  
788. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:  
"Barangsiapa yang menarik bajunya - yakni melemberehkan sampai menyentuh tanah, baik yang berupa baju, sarung dan Iain-lain - kerana maksud kesombongan, maka ia tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat - maksudnya tidak akan dilihat dengan rasa keredhaan dan kerahmatan."  
Abu Bakar lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya sarungku itu selalu melembereh saja - kerana kurusnya badan, kecuali kalau saya membenarkan lagi letaknya, misalnya dengan diikat keras-keras atau diangkat ke atas." Maksudnya, apakah diancam dengan tindakan sebagaimana di atas itu.
Rasulullah s.a.w. lalu menjawab: "Sesungguhnya anda tidak termasuk golongan orang yang melakukan semacam rtu dengan maksud kesombongan," jadi tidak apa-apa hukumnya.  
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebahagiannya.   
789. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Allah tidak akan melihat - dengan pandangan keredhaan dan kerahmatan - kepada orang yang menarik sarungnya - yakni melemberehkannya sampai menyentuh tanah - kerana maksud kebongkakan." (Muttafaq 'alaih)  
790. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Apa yang ada di bahagian bawah dari kedua mata kaki, maka akan dimasukkan dalam neraka." (Riwayat Bukhari)  
791. Dari Abu Zar r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Ada tiga macam orang yang tidak diajak bicara oleh Allah - dengan pembicaraan keredhaan, tetapi dibicarai dengan nada kemarahan - pada hari kiamat dan tidak pula dilihat olehNya - dengan pandangan keredhaan dan kerahmatan, serta tidak pula disucikan olehNya -yakni dosa-dosanya tidak diampuni - dan mereka itu akan mendapatkan siksa yang menyakitkan sekali." Katanya: Rasulullah s.a.w. membacakan kalimat di atas itu sampai tiga kali banyaknya.  
Abu Zar kemudian berkata: "Mereka itu merugi serta menyesal sekali. Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?" Rasulullah s.a.w. bersabda: "Iaitu orang yang melemberehkan - pakaiannya sampai menyentuh tanah, orang yang mengundat-undat - yakni sehabis memberikan sesuatu seperti sedekah dan Iain-Iain lalu menyebut-nyebutkan kebaikannya pada orang yang diberi itu dengan maksud mengejek orang tadi - serta orang yang melakukan barangnya -maksudnya membuat barang dagangan menjadi laku atau terjual -dengan jalan bersumpah dusta - seperti mengatakan bahawa barangnya itu amat baik sekali atau tidak ada duanya lagi." (Riwayat Muslim)  
Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Almusbilu izarahu yakni yang pertama ialah orang yang melemberehkan sarungnya - sampai menyentuh tanah.  
792. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:  
"Melemberehkan itu ada pada sarung, gamis dan sorban. Barangsiapa yang menarik sesuatu - yakni melemberehkan sarung, gamis atau sorban - dengan maksud kesombongan, maka Allah tidak akan melihatnya - dengan pandangan keredhaan dan kerahmatan -pada hari kiamat."  
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad yang baik.  
793. Dari Abu Juraij iaitu Jabir bin Sulaim r.a., katanya: "Saya melihat ada seorang lelaki yang orang-orang semuanya sama mengeluarkan huraiannya berpokok pangkal dari pendapat orang tersebut. Orang itu tidak mengucapkan sesuatu, melainkan orang-orang sama mengeluarkan huraiannya dengan berpedoman dari ucapan orang tersebut. Saya bertanya: "Siapakah orang itu?" Orang-orang sama menjawab: "Itu adalah Rasulullah s.a.w." Saya lalu mengucapkan '"Alaikas salam, ya Rasulullah," sampai dua kali. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Jangan mengucapkan: 'Alaikas-salam, sebab 'Alaikas-salam adalah sebagai penghormatan kepada orang-orang mati. Ucapkanlah: Assalamu 'alaik."  
Jabir berkata: "Saya lalu bertanya: "Apakah anda itu Rasulullah." Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, saya adalah Rasulullah yakni utusan Allah. Allah ialah yang apabila engkau ditimpa oleh sesuatu bahaya, kemudian engkau berdoa padanya - supaya bahaya itu dilenyapkan, maka Allah pasti melapangkan engkau dari bahaya tadi. ]uga jikalau engkau ditimpa oleh tahun paceklik - bahaya kelaparan - lalu engkau berdoa padaNya, maka Allah akan menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu dan jikalau engkau berada di suatu tanah gersang atau di daerah yang tandus, kemudian engkau kehilangan kenderaanmu, kemudian engkau berdoa padaNya - mohon supaya diselamatkan, maka Allah akan mengembalikan kenderaanmu itu padamu."  
Jabir berkata: "Saya lalu berkata: "Berilah saya suatu perjanjian yang wajib saya penuhi!" Beliau s.a.w. bersabda: "Jangan sekali-kali engkau mencaci-maki kepada seseorang pun."  
Jabir berkata: "Sesudah saat itu saya tidak pernah lagi mencaci-maki kepada siapapun, baik ia orang merdeka atau hamba sahaya, ataupun kepada unta dan kambing."  
Beliau s.a.w. melanjutkan sabdanya: "Janganlah engkau meremehkan sedikit pun dari perbuatan yang baik - yakni sekali pun nampaknya tidak bererti dan kurang berharga, tetapi lakukanlah itu. Hendaklah engkau berbicara dengan saudaramu dan engkau senantiasa menunjukkan muka yang manis padanya, kerana sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk perbuatan yang baik. Angkatlah sarungmu sampai ke pertengahan betis, tetapi jikalau engkau enggan berbuat semacam itu, maka bolehlah sampai pada kedua mata kaki. Takutlah pada perbuatan melemberehkan sarung, sebab sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk kesombongan dan sesung-guhnya Allah itu tidak suka kepada kesombongan. Jikalau ada seseorang yang mencaci-maki padamu atau mencela dirimu dengan sesuatu yang ia tahu bahawa cela tadi memang ada dalam dirimu, maka janganlah engkau membalas mencela padanya dengan sesuatu yang engkau tahu bahawa cela itu memang ada dalam dirinya, sebab hanyasanya tanggungan- yakni dosa - perbuatan itu adalah pada diri orang yang mencela saja."  
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnad yang shahih dan Imam Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.
794. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Pada suatu ketika ada seorang lelaki bersembahyang dengan melemberehkan sarungnya lalu Rasuiullah s.a.w. bersabda padanya: "Pergilah dulu dan ber-Wudhu'lah." Kemudian orang tersebut lalu pergi dan berwudhu'. Setelah itu ia datang lagi, lalu beliau s.a.w. bersabda pula: "Pergilah dan berwudhu'lah! "Selanjutnya ada seorang lelaki lain berkata: "Ya Rasulullah, mengapakah Tuan memerintahkan orang itu berwudhu' kemudian Tuan berdiam saja padanya - yakni tidak menyuruh apa-apa lagi padanya. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya orang itu bersembahyang dan ia melemberehkan sarungnya dan sesungguhnya Allah itu tidak akan menerima shalatnya seseorang yang melemberehkan sarungnya itu."  
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang shahih atas syarat Imam Muslim.  
795. Dari Qais bin Bisyr at-Taghlibi, katanya: "Saya diberitahu oleh ayahku dan ia adalah kawan erat pada Abuddarda', katanya: "Di Damsyik ada seorang lelaki dari golongan para sahabat Nabi s.a.w. yang bernama Ibnul Handhaliyah. Ia adalah seorang yang suka menyendiri dan jarang sekali duduk-duduk bersama dengan orang-orang banyak. Hanyasanya kerjanya ialah bersembahyang dan jikalau selesai, maka kerjanya lagi hanyalah bertasbih dan bertakbir, sehingga ia mendatangi tempat keluarganya lagi. Pada suatu ketika ia berjalan melalui kita dan kita di saat itu berada di tempat Abuddarda', kemudian Abuddarda' berkata padanya: "Berikanlah kepada kita sesuatu huraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula menyebabkan bahaya bagi anda. "Orang itu lalu berkata: "Pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. mengirimkan sepasukan tentera, lalu datang. Ada seorang lelaki yang termasuk juga dalam kalangan pasukan tadi datang terus duduk di tempat duduk yang diduduki oleh Rasulullah s.a.w. kemudian orang itu berkata kepada orang yang ada di dekatnya: "Andaikata anda mengetahui keadaan ketika kita bertemu muka, yakni kita semua dan musuh, maka ada seseorang yang menyerang musuhnya lalu menusuknya. Kemudian orang itu berkata: "Ambillah ini daripadaku. Saya adalah anak keturunan al-Ghifari." Bagaimanakah pendapat anda dalam hal ucapannya itu?" Orang yang ada di dekatnya itu menjawab:
"Saya tidak mempunyai pendapat lain, kecuali bahawa pahala orang itu sudah batal - yakni musnah kerana kesombongannya dengan ucapannya tadi. Ada orang lain yang juga mendengarkannya lalu ia berkata: "Saya tidak menganggap bahawa ada sesuatu yang tidak baik kerana adanya ucapannya yang sedemikian tadi." Kedua orang - yakni yang berpendapat bahawa orang yang membunuh itu lenyap pahalanya dan yang mengatakan tidak apa-apa - saling bertengkar faham, sehingga Rasulullah s.a.w. mendengar persoalan tadi, kemudian bersabda: "Maha Suci Allah! Tidak ada halangannya jikalau ia diberi pahala dan dipuji." Saya - Bisyr -melihat pada Abuddarda' dan ia merasa gembira dengan keterangan orang tersebut - yakni Ibnul Handhaliyah. Abuddarda' lalu mengangkat kepalanya melihat orang itu dan bertanya: "Anda mendengar sendirikah yang sedemikian itu dari Rasulullah s.a.w.?" la menjawab: "Ya." Abuddarda' mengulang-ulangi kata-katanya itu, sehingga saya pasti akan berkata: "Hendaklah ia duduk saja pada kedua lututnya."  
Bisyr - ayah Qais yang meriwayatkan Hadis ini - berkata: "Ibnul Hanzhalah lalu berjalan melalui kita lagi pada suatu hari yang lain. Abuddarda' berkata padanya: "Sudilah kiranya anda memberikan kepada kita suatu huraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak menyebabkan bahaya kepada anda." Orang itu berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada kita: "Orang yang memberikan perbelanjaan kepada kuda - untuk perang iaitu dengan jalan menggembalanya, memberi minurn, makan dan segala yang diperlukan dalam perawatannya - adalah sebagai orang yang membeberkan tangannya dengan mengeluarkan sedekah tanpa menggenggamnya sama sekali." Selanjutnya pada hari yang lain lagi orang itu berjalan pula melalui kita, lalu Abuddarda' berkata padanya: "Sudilah kiranya anda menghuraikan suatu huraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula membahayakan anda." Orang itu berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda; "Sebaik-baik orang lelaki ialah Khuraim al-Usaidi, andaikata tidak panjang rambut kepalanya dan tidak pula melemberehkan sarungnya." Sabda beliau s.a.w. sampailah pada Khuraim, lalu cepat-cepat ia mengambil pisau kemudian ia memotong rambut kepalanya dengan pisau tadi sampai pada kedua telinganya serta mengangkat sarungnya sampai di pertengahan kedua betisnya. Pada suatu hari yang lain lagi orang itu berjalan melalui kita pula, lalu Abuddarda' berkata padanya: "Sudilah kiranya anda memberikan sebuah huraian kepada kita yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula membahayakan anda." Orang itu berkata: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya engkau semua itu akan mendatangi saudara-saudaramu - yakni sesama kaum mu'minin - maka perbaguskanlah kenderaan-kenderaanmu serta perbaguskan pulalah pakaian-pakaianmu, sehingga engkau semua itu merupakan seolah-olah sebagai tahi lalat - yakni menonjol tentang keindahan tubuh dan pakaiannya - di kalangan para manusia, kerana sesungguhnya Allah itu tidak menyukai kepada keburukan-baik dalam ucapan, pakaianmu.kelakuan dan Iain-Iain-juga tidak menyukai sesuatu yang sengaja dimaksudkan untuk mengakibatkan keburukan."  
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud isnad hasan, kecuali Qais bin Bisyr, maka para ahli Hadis berselisih tentang dapatnya ia dipercaya atau tentang kelemahannya dalam membawakan Hadis. Imam Muslim pernah meriwayatkan orang ini.  
796. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:  
 "Cara bersarungnya seseorang Muslim itu ialah sampai pertengahan betis dan tidak ada halangan serta tidak ada dosa untuk bersarung di antara pertengahan betis itu sampai kepada kedua mata kaki. Apa yang ada di bahagian bawah dari kedua mata kaki, maka itulah yang akan dimasukkan dalam neraka. Juga barangsiapa yang menarik - yakni melemberehkan sarungnya sampai menyentuh tanah - dengan maksud kesombongan, maksud kesombongan, maka ia tidak akan dilihat oleh Allah -dengan pandangan keredhaan dan kerahmatan."  
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.  
797. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya berjalan melalui Rasulullah s.a.w. dan sarungku ada yang mengelembereh, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Hai Abdullah, angkatlah sarungmu itu!" kemudian saya mengangkatnya. Kemudian beliau bersabda lagi: "Tambahkanlah - mengangkatnya!" Lalu saya me- nambahkannya. Maka tidak henti-hentinya saya membenarkan letaknya sesudah itu." Sebahagian orang-orang sama berkata: "Sampai di manakah mengangkatnya?" Ibnu Umar menjawab: "Sampai pada pertengahan kedua betis." (Riwayat Muslim)  
798. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang menarik pakaiannya - yakni melemberehkannya - kerana maksud kesombongan, maka Allah tidak akan melihatnya - dengan pandangan keredhaan dan kerahmatan - padanya pada hari kiamat." Ummu Salamah bertanya: "Bagaimanakah kaum wanita berbuat dengan hujung pakaiannya," maksudnya bahawa oleh sebab kaum wanita itu diperintah menutupi seluruh tubuhnya kerana merupakan aurat, maka apakah melemberehkan pakaian untuk kaum wanita itu juga berdosa? Beliau s.a.w. menjawab:
"Iaitu kalau mereka melemberehkannya itu sejengkaI." la berkata: "Kalau begitu masih dapat terbuka kaki mereka itu." Beliau s.a.w. bersabda; "Bolehlah melemberehkannya sampai sehasta dan jangan menambahkan lagi."  
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

No comments: