I. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW
SEKITAR SHALAT
1.
Selalu shalat sunnah fajar
2.
Meringankan shalat sunnah fajar
3.
Membaca surat Al-Ikhlas dan
Al-Kafirun dalam shalat fajar (ayat lain yang dibaca Nabi dalam shalat sunnah
fajar)
4.
Berbaring sejenak setelah shalat sunnah
fajar
5.
Mengerjakan shalat sunnah di rumah
6.
Selalu shalat sunnah empat rakaat
sebelum dhuhur
7.
Mengganti dengan empat rakaat
setelah duhur jika tidak sempat shalat sebelumnya
8.
Shalat sunnah dua atau empat rakaat
sebelum ashar
9.
Shalat sunnah dua rakaat sesudah
maghrib
10.
Shalat sunnah setelah Isya’
11.
Mengakhirkan shalat Isya’
12.
Memanjangkan rakaat pertama dan
memendekkan rakaat kedua
13.
Selalu shalat malam (waktu shalat
malam Rasulullah saw)
14.
Menggosok gigi apabila bangun malam
15.
Membuka shalat malam dengan 2 rakat
ringan
16.
Shalat malam sebelas rakaat (format
shalat malam Nabi sebelas rakaat)
17.
Memanjangkan shalat malamnya
18.
Membaca surat Al-A’la, Al-Kafirun
dan Al-Ikhlas dalam shalat witir
19.
Mengganti shalat malam di siang hari
jika berhalangan
20.
Shalat dhuha empat rakaat
21.
Tetap duduk hingga matahari bersinar
setelah shalat subuh
22.
Meluruskan shaf sebelum mulai shlaat
jama’ah
23.
Mengangkat kedua tangan saat
takbiratul ihram, akan ruku’ dan bangun dari ruku’
24.
Meletakkan tangan kanan di atas
tangan kiri
25.
Mengarahkan pandangan ke tempat
sujud
26.
Merenggangkan kedua tangan ketika
sujud hingga tampak ketiaknya yang putih
27.
Memberi isyarat dengan jari telunjuk
ketika tasyahhud dan mengarahkan pandangan ke arah jari telunjuk
28.
Meringankan tasyahhud pertama
29.
Meringankan shalat jika berjama’ah
30.
Menghadap ke arah kanan makmum
selesai shalat jama’ah
31.
Bersegera ke masjid begitu masuk
waktu shalat
32.
Selalu memperbarui wudhu setiap kali
akan shalat
33.
Tidak menshalatkan jenazah yang
masih berhutang
34.
Menancapkan tombak sebagai pembatas
jika shlaat di tanah lapang
35.
Mengajari shalat kepada orang yang
baru masuk Islam
II. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DI
HARI JUM’AT DAN DUA HARI RAYA
1.
Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan
dalam shalat subuh di hari Jum’at
2.
Memotong kuku dan kumis setiap hari
Jum’at
3.
Mandi pada hari Jum’at
4.
Memakai pakaian terbaik untuk shalat
jum’at
5.
Memendekkan khutbah Jum’at dan
memanjangkan shalat
6.
Serius dalam khutbahnya dan tidak
bergurau
7.
Duduk di antara dua khutbah Jum’at
8.
Membaca surat Al-A’la dan
Al-Ghasyiyah dalam shalat Jum’at
9.
Shalat sunnah setelah jum’at
10.
Tidak langsung shalat sunnah setelah
Jum’at
11.
Mandi sebelum berangkat shalat Id
12.
Memakai pakaian teraik ketika shalat
Id
13.
Makan terlebih dahulu sebelum
berangkat shalat Idul Fitri
14.
Baru makan sepulang dari
melaksanakan shalat Idul Adha
15.
Shalat Id di tanah lapang
16.
Mengajak semua keluarganya ke tempat
shalat Id
17.
Memperlambat pelaksanaan shalat Idul
Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat Idul Adha
18.
Langsung shalat Id tanpa Adzan dan
Iqomah
19.
Dua kali khutbah dengan diselingi
duduk
20.
Pergi dan pulang melalui jalan yang
berbeda
21.
Berjalan kaki menuju tempat shalat
Id
22.
Membaca surat Qaaf dan Al-Qamar
dalam shalat Id
23.
Menyembelih hewan kurban di tempat
pelaksanaan shalat Id
III. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW
DALAM MASALAH PUASA
1.
Puasa dan berbuka secara seimbang
2.
Berbuka puasa sebelum shalat maghrib
3.
Berbuka dengan korma
4.
Tetap puasa meskipun bangun dalam
keadaan junub
5.
Berpuasa jika tidak mendapatkan
makanan di pagi hari
7.
Banyak puasa di bulan sya’ban
8.
Puasa enam hari syawal
9.
Puasa hari Arafah
10.
Puasa Asyura atau sepuluh muharam
11.
Puasa hari senin dan kami
12.
Puasa tanggal 13, 14 dan 15 setiap
bulan
13.
Mencium istri di siang hari
IV. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DI
BULAN RAMADHAN
1.
Memperbanyak sedekah
2.
Memperbanyak membaca Al-Qur’an
3.
Mengakhirkan waktu sahur
4.
Puasa wishal
5.
Memperbanyak shalat malam
(menghidupkan malam ramadhan)
6.
I’tikaf
7.
Menghidupkan sepuluh malam terakhir
dan membangunkan keluarganya
8.
Menyuruh para sahabat agar
bersungguh-sungguh mencari lailatul qadar
V. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM
MAKAN DAN MINUM
1.
Tidak pernah mencela makanan
2.
Tidak makan sambil bersandar
3.
Makan dan minum dengan tangan kanan
4.
Makan dengan tiga jari
5.
Menjilati jari-jemari dan tempat
makan selesai makan
6.
Mengambil nafas tiga kali ketika
minum
7.
Minum dengan duduk dan berdiri
8.
Mulai makan dari pinggir tempat
makan
9.
Berdo’a sebelum dan sesudah makan
10.
Tidak pernah kenyang dua hari
berturut-turut
11.
Tidak pernah makan di depan meja
makan
VI. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW
DALAM TIDURNYA
1.
Tidur dalam keadaan suci
2.
Tidur di atas bahu sebelah kanan
3.
Meletakkan tangan di bawah pipi
4.
Meniup kedua tangan dan membaca do’a
lalu mengusapkannya ke badan
5.
Tidak suka tidur sebelum Isya’
6.
Tidur pada awal malam dan bangun di
sepertiga akhir
7.
Berwudlu dulu jika akan tidur dalam
keadaan junub
8.
Berdo’a sebelum dan setelah bangun
tidur
9.
Membaca do’a jika terjaga dari tidur
10.
Tidur matanya namun tidak tidur
hatinya
11.
Menyilangkan kaki jika tidur di
masjid
12.
Tidur hanya beralaskan tikar
13.
Tidak menyukai tidur tengkurap
VII. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW
DALAM BEPERGIAN
1.
Berlindung kepada Allah dari beban
perjalanan jika hendak bepergian
2.
Sengang bepergian pada hari kamis
3.
Senang pergi pada pagi hari
4.
Menyempatkan tidur dalam perjalanan
di malam hari
5.
Melindungi diri atau menjauh jika
buang haajt
6.
Berada di barisan belakang saat
bepergian
7.
Bertakbir tiga kali ketika telah
berada di atas kendaraan
8.
Bertakbir saat jalanan naik dan
bertasbih saat jalanan menurun
9.
Berdo’a jika tiba waktu malam
10.
Berdo’a jika melihat fajar dalam
perjalanan
11.
Berdo’a ketika kembali dari
bepergian
12.
Mendatangi masjid terlebih dahulu
saat baru tiba dan shalat dua raka’at
13.
Mengundi istri-istrinya jika
bepergian
14.
Shalat di atas kendaraan
15.
Menghadap ke arah kiblat terlebih
dahulu jika shalat di atas kendaraan
16.
Mendo’akan orang yang ditinggal
pergi
17.
Mendo’akan orang yang akan bepergian
18.
Memberi bagian tersendiri kepada
orang yang diutus pergi
VIII. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW
DALAM DZIKIR DAN DO’ANYA
1.
Senang berdoa dengan do’a yang
ringkas
2.
Membaca istighfar tiga kali dan
berdzikir selepas shalat
3.
Membaca istighfar tujuh puluh kali
hingga seratus kali setiap hari
4.
Membaca shalat dan salam atas
dirinya jika masuk dan keluar dai masjid
5.
Membaca do’a di pagi dan sore hari
6.
Membaca do’a di akhir majlis
7.
Membaca do’a saat keluar rumah
8.
Berdo’a jika masuk dan keluar kamar
kecil
9.
Berdoa jika memakai pakaian baru
10.
Berdo’a jika merasa sakit
11.
Berdo’a jika melihat bulna
12.
Memanjatkan do’a di saat sulit
13.
Berdo’a jiika takut pada suatu kaum
adan saat bertemu musuh
14.
Berdo’a jika bertiup angin kencang
IX. PERNIK-PERNIK KEBIASAAN NABI SAW
1.
Selalu mengingat Allah di setiap
waktu
2.
Mengulangi perkataan hingga tiga
kali dan bicara dengan suara yang jelas
3.
Selalu mendahulukan yang kanan
4.
Menutup mulut dan merendahkan suara
apabial bersin
5.
Tidak menolak jika diberi minyak
wangi
6.
Tidak pernah menolak hadiah
7.
Selalu memilih yang lebih mudah
8.
Bersujud syukur jika mendapat kabar
gembira
9.
Bersujud tilawah jika membaca ayat
sajdah
10.
Tidak datang ke rumah pada wkatu
malam melainkan pada pagi dan sore hari
11.
Tidak suka berbincang-bincang
setelah Isya’
12.
Tidak senang menyimpan harta dan
selalu memberi jika ada yang meminta
13.
Mengulang salam hingga tiga kali
14.
Turut mengerjakan pekerjaan rumah
15.
Pergi ke masjid Quba setiap sabtu
16.
Sangat marah jika hukum Allah
dilanggar namun tidak marah jika dirinya disakiti
17.
Berubah warna mukanya jika tidak menyukai
sesuatu
18.
Memilih waktu yang tepat dalam
menasehati
19.
Tidak bohong dalam bergurau
20.
Berdiri apabila melihat iringan
jenazah
21.
Baru mengangkat pakaian jika telah
dekat dengan tanah saat buang hajat
22.
Buang air kecil dengan jongkok
23.
Bermusyawarah jika membicarakan
suatu masalah yang penting
24.
Menyuruh istrinya agar memakai kain
jika ingin menggaulinya dalam keadaan haidh
(Akaha, Abduh Zulfidar, 160
Kebiasaan Nabi saw, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur, cetakan I, 2002)
Imam Muslim
Nama lengkap beliau ialah Imam Abdul Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Dia dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Sebagaimana dikatakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya "Ulama'ul Amsar. Imam Muslim adalah penulis kitab syahih dan kitab ilmu hadits. Dia adalah ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal sampai kini.
Kehidupan dan Pengembaraannya
Kehidupan Imam Muslim penuh dengan kegiatan mulia. Beliau merantau ke berbagai negeri untuk mencari hadis. Dia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dia belajar hadis sejak masih kecil, yakni mulai tahun 218 H. Dalam perjalanannya, Muslim bertemu dan berguru pada ulama hadis.
Di Khurasan, dia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray, dia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Di Irak, dia belajar kepada Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz, berguru kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mas'ab. Di Mesir, belajar kepada 'Amar bin Sawad dan Harmalah bin Yahya dan berguru kepada ulama hadis lainnya.
Imam Muslim berulangkali pergi ke Bagdad untuk belajar hadis, dan kunjungannya yang terakhir tahun 259 H. Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, Muslim sering berguru kepadanya. Sebab dia mengetahui kelebihan ilmu Imam Bukhari. Ketika terjadi ketegangan antara Bukhari dengan az--Zuhali, dia memihak Bukhari. Sehingga hubungannya dengan az-Zuhali menjadi putus.
Nama lengkap beliau ialah Imam Abdul Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Dia dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Sebagaimana dikatakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya "Ulama'ul Amsar. Imam Muslim adalah penulis kitab syahih dan kitab ilmu hadits. Dia adalah ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal sampai kini.
Kehidupan dan Pengembaraannya
Kehidupan Imam Muslim penuh dengan kegiatan mulia. Beliau merantau ke berbagai negeri untuk mencari hadis. Dia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dia belajar hadis sejak masih kecil, yakni mulai tahun 218 H. Dalam perjalanannya, Muslim bertemu dan berguru pada ulama hadis.
Di Khurasan, dia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray, dia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Di Irak, dia belajar kepada Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz, berguru kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mas'ab. Di Mesir, belajar kepada 'Amar bin Sawad dan Harmalah bin Yahya dan berguru kepada ulama hadis lainnya.
Imam Muslim berulangkali pergi ke Bagdad untuk belajar hadis, dan kunjungannya yang terakhir tahun 259 H. Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, Muslim sering berguru kepadanya. Sebab dia mengetahui kelebihan ilmu Imam Bukhari. Ketika terjadi ketegangan antara Bukhari dengan az--Zuhali, dia memihak Bukhari. Sehingga hubungannya dengan az-Zuhali menjadi putus.
Dalam
kitab sahihnya mahupun kitab lainnya, Muslim tidak memasukkan hadis yang
diterima dari az-Zuhali, meskipun dia adalah guru Muslim dan dia pun tidak
memasukkan hadis yang diterima dari Bukhari, padahal dia juga sebagai gurunya.
Bagi Muslim, lebih baik tidak memasukkan hadis yang diterimanya dari dua
gurunya itu. Tetapi dia tetap mengakui mereka sebagai gurunya.
Wafatnya
Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat pada hari Ahad sore, dan di makamkan di kampong Nasr Abad daerah Naisabur pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun. Selama hidupnya, Muslim menulis beberapa kitab yang sangat bermanfaat.
Para Gurunya
Imam Muslim mempunyai guru hadits sangat banyak sekali, diantaranya adalah: Usman bin Abi Syaibah, Abu Bakar bin Syaibah, Syaiban bin Farukh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harab, 'Amar an-Naqid, Muhammad bin Musanna, Muhammad bin Yasar, Harun bin Sa'id al-Aili, Qutaibah bin sa'id dan lain sebagainya.
Murid yang meriwayatkan Hadisnya
Banyak para ulama yang meriwayatkan hadits dari Imam Muslim, bahkan di antaranya terdapat ulama besar yang sebaya dengan dia. Di antaranya, Abu Hatim ar-Razi, Musa bin Harun, Ahmad bin Salamah, Abu Bakar bin Khuzaimah, Yahya bin Said, Abu Awanah al-Isfarayini, Abi isa at-Tirmidzi, Abu Amar Ahmad bin al-Mubarak al-Mustamli, Abul Abbas Muhammad bin Ishaq bin as-Sarraj, Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al-Faqih az-Zahid. Nama terakhir ini adalah perawi utama bagi Syahih Muslim. Dan masih banyak lagi muridnya yang lain.
Pujian para Ulama
Apabila Imam Bukhari sebagai ahli hadis nombor satu, ahli tentang ilat-ilat (cacat) hadts dan seluk beluk hadis, dan daya kritiknya sangat tajam, maka Muslim adalah orang kedua setelah Bukhari, baik dalam ilmu, keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak menghairankan, kerana Muslim adalah salah satu dari muridnya.
Wafatnya
Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat pada hari Ahad sore, dan di makamkan di kampong Nasr Abad daerah Naisabur pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun. Selama hidupnya, Muslim menulis beberapa kitab yang sangat bermanfaat.
Para Gurunya
Imam Muslim mempunyai guru hadits sangat banyak sekali, diantaranya adalah: Usman bin Abi Syaibah, Abu Bakar bin Syaibah, Syaiban bin Farukh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harab, 'Amar an-Naqid, Muhammad bin Musanna, Muhammad bin Yasar, Harun bin Sa'id al-Aili, Qutaibah bin sa'id dan lain sebagainya.
Murid yang meriwayatkan Hadisnya
Banyak para ulama yang meriwayatkan hadits dari Imam Muslim, bahkan di antaranya terdapat ulama besar yang sebaya dengan dia. Di antaranya, Abu Hatim ar-Razi, Musa bin Harun, Ahmad bin Salamah, Abu Bakar bin Khuzaimah, Yahya bin Said, Abu Awanah al-Isfarayini, Abi isa at-Tirmidzi, Abu Amar Ahmad bin al-Mubarak al-Mustamli, Abul Abbas Muhammad bin Ishaq bin as-Sarraj, Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al-Faqih az-Zahid. Nama terakhir ini adalah perawi utama bagi Syahih Muslim. Dan masih banyak lagi muridnya yang lain.
Pujian para Ulama
Apabila Imam Bukhari sebagai ahli hadis nombor satu, ahli tentang ilat-ilat (cacat) hadts dan seluk beluk hadis, dan daya kritiknya sangat tajam, maka Muslim adalah orang kedua setelah Bukhari, baik dalam ilmu, keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak menghairankan, kerana Muslim adalah salah satu dari muridnya.
Al-Khatib
al-Bagdadi berkata: "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, mengembangkan ilmunya
dan mengikuti jalannya." Pernyataan ini bukanlah menunjukkan bahwa Muslim
hanya seorang pengikut saja. Sebab ia mempunyai ciri khas tersendiri dalam
menyusun kitab, serta memperkenalkan metod baru yang belum ada sebelumnya.
Imam
Muslim mendapat pujian dari ulama hadis dan ulama lainnya. Al-Khatib al-Bagdadi
meriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, katanya "Saya melihat Abu Zur'ah dan
Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dari pada guru- guru hadis
lainnya. Ishak bin Mansur al-Kausaj berkata kepada Muslim: "Kami tidak
akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau bagi kaum
muslimin."
Ishak
bin Rahawaih pernah mengatakan: "Adakah orang lain seperti Muslim?".
Ibnu Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadis. Saya menulis
hadis dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia ini, orang
yang benar- benar ahli hadis hanya empat orang. Di antaranya adalah
Muslim." Maksudnya, ahli hadis terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli
hadis itu cukup banyak jumlahnya.
Kitab tulisan Imam Muslim
Imam muslim mempunyai kitab hasil tulisannya yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya:
1. Al-Jamius Sahih
2. Al-Musnadul Kabir Alar Rijal
3. Kitab al-Asma' wal Kuna
4. Kitab al-Ilal
5. Kitab al-Aqran
6. Kitab Sualatihi Ahmad bin Hanbal
7. Kitab al-Intifa' bi Uhubis Siba'
8. Kitab al-Muhadramain
9. Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahidin
10. Kitab Auladus Sahabah
11. Kitab Auhamul Muhadisin.
Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius Sahih atau Sahih Muslim.
Kitab Sahih Muslim
Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami’ as-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.
Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadis-hadis yang diriwayatkan, membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbezaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya.
Bukti konkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahwa ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadis."
Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadis.
Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz, bahwa jumlah hadis Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadis. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, iaitu bahwa perhitungan pertama memasukkan hadis-hadis yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadis-hadis yang tidak disebutkan berulang.
Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya: "Tidak setiap hadis yang sahih menurutku, aku cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadis-hadis yang telah disepakati oleh para ulama hadis."
Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas kurnia Tuhan yang diterimanya: "Apabila penduduk bumi ini menulis hadis selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini."
Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadts yang diriwayatkan dalam Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut : "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadis dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadis daripadanya melainkan dengan alasan pula."
Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian nashkah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematik babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.
Sumber: Kitab Hadis Sahih yang Enam, Muhammad Muhammad Abu Syuhbah
Kitab tulisan Imam Muslim
Imam muslim mempunyai kitab hasil tulisannya yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya:
1. Al-Jamius Sahih
2. Al-Musnadul Kabir Alar Rijal
3. Kitab al-Asma' wal Kuna
4. Kitab al-Ilal
5. Kitab al-Aqran
6. Kitab Sualatihi Ahmad bin Hanbal
7. Kitab al-Intifa' bi Uhubis Siba'
8. Kitab al-Muhadramain
9. Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahidin
10. Kitab Auladus Sahabah
11. Kitab Auhamul Muhadisin.
Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius Sahih atau Sahih Muslim.
Kitab Sahih Muslim
Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami’ as-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.
Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadis-hadis yang diriwayatkan, membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbezaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya.
Bukti konkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahwa ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadis."
Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadis.
Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz, bahwa jumlah hadis Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadis. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, iaitu bahwa perhitungan pertama memasukkan hadis-hadis yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadis-hadis yang tidak disebutkan berulang.
Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya: "Tidak setiap hadis yang sahih menurutku, aku cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadis-hadis yang telah disepakati oleh para ulama hadis."
Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas kurnia Tuhan yang diterimanya: "Apabila penduduk bumi ini menulis hadis selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini."
Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadts yang diriwayatkan dalam Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut : "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadis dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadis daripadanya melainkan dengan alasan pula."
Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian nashkah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematik babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.
Sumber: Kitab Hadis Sahih yang Enam, Muhammad Muhammad Abu Syuhbah
Diambil
dari http://nippontori.multiply.com/reviews/item/9 dengan sedikit
pengubahsuaian terutama dari segi penggunaan bahasa oleh KoleksiHadis
Muslim yang Baik
1. Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a : Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw, “Orang Islam yang bagaimanakah yang paling baik?” Jawab Rasulullah saw, “Ialah orang-orang yang menjaga orang-orang Islam lainnya dari bencana lidah dan perbuatannya”. (0033)
2. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, "Belum sempurna iman seseorang kamu sebelum ia mencintaiku melebihi daripada cintanya kepada anaknya, kepada bapanya dan kepada manusia semuanya. (0035)
3. Dari Abu Hurairah r.a dan dari Abu Syuraikh Al-Khuza’iy r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya. Siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, hendaklah dia memuliakan tetamunya, dan siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (0038 & 0039)
4. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Kamu tidak dapt masuk syurga, sebelum kamu beriman, dan kamu belum dapat dikatakan mukmin sebelum kamu kasih mengasihi satu sama lain. Sukakah kamu aku tunjukkan jalan untuk berkasih-kasihan? Galakkanlah salam antara sesamamu.” (0042)
Tanda-Tanda Munafik
5. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tanda-tanda munafik itu ada tiga,
(1) Apabila berbicara, dia dusta
(2) Apabila berjanji dia mungkir
(3) Apabila dipercayai, dia khianat.” (0049)
Mengatakan Orang Muslim Kafir
6. Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang berkata kepada saudaranya, ‘Hai Kafir!’ maka ucapan itu kembali kepada salah seorang antara keduanya. Jika apa yang diucapkannya benar, maka ucapan itu tertuju kepada orang yang dipanggil. Jika tidak, maka ucapan itu tertuju kepada yang mengucapkan.” (0049)
Membenci Bapa
7. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kamu membenci bapa kamu. Sesiapa yang benci pada kepada bapanya, maka dia kafir.” (0051)
8. Dari Saad bin Abu Waqqash r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mengaku ‘Bapa’ pada orang lain, padahal dia sedar bahawa orang itu bukan bapanya, maka haram syurga baginya.” (0052)
Mencaci Orang Mukmin
9. Dari Abdullah bin Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Hati-hatilah kamu! Jangan lah kamu kafir kembali sepeninggalanku, di mana sebahagian kamu membunuh sebahagian yang lain (perang saudara).” (0054)
10. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ada dua perkara pada manusia yang keduanya dapat menyebabkan mereka kafir, (1) Mencela keturunan (2) Meratapi mayat.” (0055)
Hujan dan Bintang
11. Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani r.a : Rasulullah saw mengimami kami solat subuh di Hudaibiyah, sesudah tadi malamnya hujan turun. Setelah selesai solat, Nabi saw menghadap kepada orang ramai, lalu bersabda, “Tahukan anda sekalian, apa yang telah difirmankan oleh Tuhan anda?” Jawab mereka, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Sabda Nabi saw, “Allah berfirman; Ketika hamba-hambaKu bangun pagi-pagi, diantaranya ada yang mukmin ada yang kafir.
Siapa yang berkata hari hujan kerana kurnia dan nikmat Allah, maka dia itu mukmin (iman) dengan-Ku, kafir dengan bintang-bintang. Siapa yang berkata hari hujan kerana bintang ini dan bintang itu, maka dia kafir dengan-Ku, iman dengan bintang-bintang.” (0058)
12. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila anak Adam membaca ayat sajdah lalu dia sujud; maka syaitan jatuh sambil menangis. Katanya, ‘Celaka aku! Anak Adam disuruh sujud, lalu mendapat syurga. Aku disuruh sujud, tetapi aku menolak, maka untukku neraka’.” (0062)
Istilah Kafir bagi yang Meninggalkan Solat
13. Dari Jabir r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tali penghubung antara seseorang dengan syirik dan kafir, ialah meninggalkan solat.” (0063)
Amal yang Paling Utama
14. Dari Abu Hurairah r.a : Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Iman dengan Allah.”
Tanyanya pula, ‘Kemudian apa?’ Jawab Nabi saw, “Jihad fi Sabilillah.” Tanyanya pula, ‘Kemudian apa lagi?’ Jawab Nabi saw, “Haji yang mabrur.” (0064)
15. Dari Abu Dzar r.a : Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Iman dengan Allah dan jihad di jalan-Nya.” Tanyaku, ‘Budak yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Yang disenangi majikannya dan yang paling mahal harganya.” Tanyaku, ‘Jika aku tidak sanggup?’ Jawan Nabi saw, “Menolong orang bertukang, atau menyudahkan bengkalai orang yang tak sanggup menyelesaikannya.”
Tanyaku, ‘Bagaimana pendapat Anda (Nabi saw), jika aku tidak sanggup melakukan sesuatu?’ Jawab Nabi saw, “Jagalah jangan sampai engkau berbuat jahat kepada orang lain. Maka yang demikian itu merupakan sedekah darimu untuk dirimu sendiri.” (0065)
16. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a : katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawabnya, “Solat pada waktunya.” ‘Kemudian itu apa?’ tanyaku. Jawab Nabi saw, “Berbuat kebajikan pada ibu bapa.” ‘Kemudian itu apa?’ tanyaku lagi. Jawab beliau (Nabi saw), “Jihad fi Sabilillah!” ‘Aku sebenarnya hendak bertanya lagi, tetapi aku cukupkan sedemikian.’ (0066)
Dosa yang Paling Besar
17. Dari Abdullah r.a : katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?” Jawab Nabi saw, “Menyekutukan Allah, padahal Dia sendiri yang menjadikanmu.” ‘Yang demikian itu sangat besar dosanya,’ kataku. ‘Kemudian apa lagi?’ Jawab Nabi saw, “Membunuh anakmu sendiri kerana takut melarat (miskin-pent).” ‘Kemudian apa lagi,’ tanyaku pula. Jawab beliau (Nabi saw), “Berzina dengan isteri tetanggamu.” (Lihat Surah Al-Furqan [25] : 68) (0067)
18. Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah r.a , dari bapanya, katanya : ‘Kami berada di sisi Rasulullah saw, lalu beliau bersabda, “Perhatikanlah! Ku beritahukan kepada kamu sekalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar. (Rasulullah saw mengucapkannya tiga kali) :
(1) Mempersekutukan Allah
(2) Derhaka kepada ibu bapa
(3) Sumpah palsu.” (0068)
19. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan :
(1) Mempersekutukan Allah
(2) Sihir
(3) Membunuh orang yang telah dilarang membunuhnya, kecuali kerana alas an yang dibenarkan Allah (seperti qisas)
(4) Memakan harta anak yatim
(5) Memakan riba
(6) Lari dari medan pertempuran
(7) Menuduh wanita mukminah yang baik dan tahu memelihara diri, berbuat jahat (zina).” (0069)
20. Dari Abdullah bin Amru bin Ash : Rasulullah saw bersabda, “Mencaci ibu bapa termasuk dosa besar.” Para sahabat bertanya, ‘Adakah orang yang mencaci ibu bapanya?’ Jawab Nabi saw, “Ya, ada! Dicacinya bapa orang lain, lantas orang itu mencaci bapanya pula. Dicacinya ibu orang lain, lalu orang itu mencaci ibunya pula.” (0070)
Sifat Sombong
21. Dari ‘Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak dapat masuk neraka seseorang yang terdapat iman di dalam hatinya walaupun hanya seberat biji bayam; dan tidak akan masuk syurga seorang yang terdapat di dalam hatinya kesombongan walaupun hanya seberat biji bayam.” [0072]
Mengacukan Senjata dan Menipu Kaum Muslimin
22. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang menodongkan (mengacukan) senjata kepada kita, mereka itu tidak termasuk golongan kita, dan siapa yang menipu kita, tidak termasuk golongan kita juga.” [0078]
Berita yang Mengacaukan
23. Dari Hudzaifah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak dapat masuk syurga, orang-orang yang menyiar-nyiarkan berita untuk mengacau (merusuh).” [0082]
Orang yang Tidak Dipedulikan Allah
24. Dari Abu Dzar r.a :Nabi saw bersabda, “Ada tiga golongan di mana Allah tidak akan bercakap dengan mereka pada hari kiamat. Mereka itu ialah:
(1). Orang yang suka memberi (menderma), tetapi suka menyebut-nyebut pemberiannya itu.
(2). Orang yang menawar-nawarkan dagangannya (peniaga) dengan sumpah palsu.
(3). Orang yang suka berpakaian berjela-jela kerana sangat luasnya. [0083]
Keterangan Hadis Orang Bernombor (3) : Rasulullah saw melarang berpakaian demikian kerana ada pakaian bangsa Arab yang labuh untuk menunjukkan dirinya orang kaya atau bangsawan. Dilarang kerana kesombongan.
Tambahan Blog : Sesuai dengan sebuah hadis dari Imam Malik dalam Al-Muwattho’:
Dari ‘Abdullah ibn Umar : Nabi saw bersabda, “Seseorang yang menyeret (labuh) pakaiannya kerana kesombongan tidak akan dilihat oleh Allah pada Hari Kebangkitan.” [Hadis 0009]
Bunuh Diri
25. Dari Tsabit bin Dhahhak r.a : Nabi saw bersabda, “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama selain Islam, baik sumpahnya itu dusta atau sengaja, maka orang itu akan mengalami sumpahnya sendiri. Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.” [0088]
Amal Sebelum Islam
27. Dari Abdullah r.a : Orang banyak bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Ya Rasulullah! Apakah kami akan disiksa kerana perbuatan kami pada masa jahiliyah?’ Jawab Nabi saw, “Siapa yang baik Islamnya, dia tidak akan disiksa kerana amalnya masa jahiliyah. Akan tetapi siapa yang buruk Islamnya (munafik), maka dia akan disiksa kerana amalnya pada masa jahiliyah dan masa Islam.” [0097]
Bisikan-Bisikan Hati
28. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan ambil peduli terhadap umatku, selama yang berbicara hatinya, tetapi belum diucapkannya atau belum dilaksanakannya.” [0101]
29. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Apabila hamba-Ku berniat hendak melakukan suatu kebajikan tetapi belum dilaksanakannya, Aku tulis untuknya sepuluh sampai tujuh ratus ganda kebajikan.
Apabila dia berniat hendak melakukan suatu kejahatan, tetapi belum dilaksanakannya, tidak Ku tulis apa-apa baginya. Jika dilaksanakannya, Ku tulis untuknya satu kejahatan.” [0103]
30. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Syaitan akan datang kepada anda bertanya, siapakah yang menciptakan ini dan itu? Sehingga akhirnya dia bertanya, siapa pula yang menciptakan Tuhanmu itu? Apabila sudah sampai ke situ, maka berlindunglah dengan Allah (mengucapkan A’udzubillahi minasy syaito nirrojim), dan sudahilah.” [0109]
Islam Akan Kembali Asing Seperti Mulanya
31. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Islam pada mulanya asing dan akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah kiranya yang terasing.” [0118]
32. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Belum akan terjadi kiamat, selama masih ada orang yang iman kepada Allah di muka bumi ini.” [0121]
Wajib Beriman Dengan Risalah Nabi Muhammad saw
33. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Setiap Nabi yang diutus Allah dibekali dengan bukti-bukti, sebagai mukjizat bagi mereka agar umat manusia beriman kepada mereka. Sedangkan aku dibekali dengan wahyu yang diwahyukan Allah kepadaku (Al-Quran). Kerana itu aku penuh harap bahawa umatkulah nanti yang terbanyak di hari kiamat.” [0124]
34. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, setiap orang yang telah mendengar Risalahku, baik ia Yahudi atau Nasrani, kemudian dia mati tanpa iman dengan Risalahku itu, maka dia pasti masuk neraka.” [0125]
Menjelang Kiamat - Apabila Nabi Isa Turun
35. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masa Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu.
Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi yang bersedia menerima pemberian.” [0127]
36. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Akan senantiasa ada hingga hari kiamat, segolongan umatku yang berjuang menegakkan kebenaran dan mereka pasti menang.”
Kata Nabi saw selanjutnya : “Sementara itu Nabi Isa a.s akan turun ke tengah-tengah umat. Lalu pemimpin-pemimpin mereka berkata kepadanya, ‘Sudilah Anda solat dan menjadi pemimpin kami.’
Jawab Nabi Isa a.s, ‘Tidak! Masing-masing kamu boleh menjadi pemimpin bagi yang lain, selaku suatu kehormatan yang dilimpahkan Allah kepada umat ini.” [0128]
37. Dari Abu hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Belum akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari barat. Apabila matahari telah terbit di barat, manusia akan iman semuanya. Tetapi ketika itu imannya tiada berguna lagi apabila sebelumnya dia tiada beriman, atau tiada berbuat kebajikan dengan imannya itu.” [0129]
38. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga perkara, apabila ketiganya terwujud, maka iman seseorang tiada berguna lagi apabila dia belum iman sebelumnya atau tiada berbuat kebajikan dengan imannya itu. Iaitu;
[1]. Apabila matahari terbit dari barat.
[2]. Dajjal keluar.
[3]. Dabbah (binatang melata) berkeliaran di muka bumi.” [0130]
39. Dari Abu Dzar r.a : Nabi saw bersabda, “Tahukah anda semua, ke manakah matahari itu pergi?” Jawab mereka, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Sabda Nabi saw, “Dia (matahari) berjalan sampai ke perhentiannya di bawah Arasy, lalu di sana dia sujud. Dia senantiasa sujud sampai datang perintah: Bangkitlah, dan kembali ke tempatmu semula.
Dia pun pergi dan muncul lagi di tempatnya semula. Kemudian dia berjalan sampai hingga sampai pula di tempatnya di bawah Arasy, lalu di sana dia sujud sampai datang pula perintah: Bangkitlah dan kembali ke tempatmu semula. Dia pun pergi dan terbit di tempatnya semula.
Kemudian ia berputar pula, tidak pernah membantah sedikit jua pun hingga ia sampai pula kembali di tempatnya di bawah Arasy. Tiba-tiba ia mendapat perintah: Bangkitlah, dan muncullah di tempat engkau biasa tenggelam. Maka terbitlah ia di barat.”
Sabda Rasulullah saw, “Tahukah anda semua, bilakah itu akan terjadi? Ialah (ia terjadi) pada hari di mana iman seseorang tiada berguna lagi jika sebelumnya dia tidak beriman, atau tidak berbuat suatu kebajikan dengan imannya itu.” [0131]
Perihal Melihat Allah
41. Dari Masruq r.a, katanya : Aku bertanya kepada ‘Aisyah r.a, ‘Bagaimana pendapat anda tentang firman Allah ‘Kemudian dia mendekat dan bertambah dekat. Maka jaraknya kini hanya antara dua anak panah atau lebih dekat. Lalu Dia mewahyukan kepada hamba-Nya’ (Surah An-Najm [53] : 8-10).
Jawab ‘Aisyah r.a, ‘Itu adalah Jibril ‘alaihis salam. Dia biasanya datang dalam bentuk seorang lelaki, tetapi kali ini dalam bentuknya yang asli, sehingga menutupi ufuk langit. [0145]
42. Dari Abu Dzar r.a, katanya : Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Adakah anda melihat Allah?’ Jawab beliau (Nabi saw), “Dia Maha Cahaya, bagaimana aku mungkin melihat-Nya?” [0146]
43. Dari Abu Musa r.a, katanya : Pada suatu ketika Rasulullah saw mengajarkan kepada kami empat perkara;
(1). Allah ‘azza wa jalla tidak pernah tidur dan mustahil Dia tidur.
(2). Allah yang menentukan tinggi atau rendahnya nilai amal seseorang.
(3). Allah menerima amal yang diperbuat seseorang di waktu malam pada siang hari dan menerima amal siang di waktu malam.
(4). Tirai-Nya ialah cahaya. (Di dalam riwayat Abu Bakar r.a , perawi lain-disebutkan api). Jikalau tirai itu dibuka, maka terbakarlah segala yang ada, di mana penglihatan Allah sampai kepada-Nya. [0146]
44. Dari Abu Hurairah r.a : Rasululullah saw bersabda, “Sekurang-kurang (serendah-rendah) kedudukan seseorang di syurga, seperti firman Allah kepadanya : ‘Mintalah apa yang kamu inginkan!’ Maka dimintanyalah apa yang diinginkannya.
Kemudian Allah berfirman pula, ‘Adakah permintaan mu yang lain?’ ‘Ya, ada.’ Jawabnya. Maka berfirman Allah kepadanya, ‘Untukmu segala yang kamu inginkan dan Ku tambah sebanyak itu pula.’” [0150]
Maksudnya : Serendah-rendah kedudukan penghuni syurga adalah ia mendapat segala apa yang diinginnya. Bagaimana pula kurniaan kepada penghuni syurga yang tinggi kedudukannya? Sesuatu yang tidak dapat dibayangkan. Betapa Maha Pemurah, Maha Penyayang dan Maha Pengasihnya Allah kepada makhluknya.
Syafaat (Pembelaan)
45. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat biji gandum. Kemudian orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dan di dalam hatinya terdapat iman seberat beras. Kemudian yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dan di dalam hatinya terdapat iman seberat debu.” [0154]
46. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Aku adalah orang yang pertama-tama menjadi pembela di syurga. Tidak seorang pun di antara para Nabi yang mempunyai pengikut sebanyak umatku. Bahkan ada Nabi yang pengikutnya hanya seorang.” [0157]
47. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Setiap Nabi mempunyai doa mustajab, kerana itu para Nabi segera memanfaatkan doanya itu. Tetapi aku, akan ku manfaatkan nanti untuk membela (memberi syafaat) umat ku di hari kiamat. Insya Allah doa ku itu akan mencapai setiap umat ku yang mati dengan tidak menyekutukan Allah.” [0159]
Mengutamakan Amal Ibadat yang Konsisten
48. Dari Aisyah r.a, katanya : Rasulullah saw pernah ditanya oleh orang, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling disukai Allah?’ Jawab Rasulullah saw, “amal yang dikerjakan secara tetap walaupun sedikit (berterusan).” [0755]
49. Dari Aisyah r.a : (Diringkaskan).. Rasulullah saw bersabda, “Beribadatlah sesuai dengan kemampuan mu. Demi Allah! Dia tidak pernah bosan memberi pahala, sehingga kamu sendiri yang bosan mengerjakan amal ibadat mu. Dan amal yang paling disukai Allah ialah yang dikerjakan secara tetap (berterusan) oleh pelakunya.” [0757]
Keutamaan Pembaca Al-Quran
50. Dari Abu Musa r.a : Nabi saw bersabda, “Sering-seringlah (amalkanlah) membaca Al-Quran, kerana demi Allah, dia (Al-Quran itu) lebih cepat lepas daripada unta di tambatannya.” [0763]
Penjelasan : Membaca Al-Quran merupakan satu kemahiran dan apabila tidak diamalkan, kemahiran itu dengan mudah akan hilang. Sama juga kepada para penghafal Al-Quran, apabila tidak diamalkan, ingatannya pada ayat-ayat Al-Quran itu akan hilang. Wallahu’alam.
51. Dari ‘Aisyah r.ha : Rasulullah saw bersabda, “Orang (mukmin) yang mahir membaca Al-Quran maka kedudukannya di akhirat ditemani para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al-Quran padahal dia gagap sehingga sulit baginya membacanya (kurang mahir), maka dia mendapat pahala ganda.” [0767]
Keutamaan Surah Al-Ikhlas
52. Dari Abu Darda’ r.a : Nabi saw bersabda, “Tidak sanggupkah kamu membaca sepertiga Quran dalam semalam?” Mereka balik bertanya, ‘Bagaimana cara membaca sepertiganya?’ Jawab Nabi saw, “Qul huwallahu ahad.....(Surah Al-Ikhlas) sama dengan sepertiga Al-Quran.” [0777]
Keutamaan Mu’awwidzatain
53. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tahukah kamu beberapa ayat yang diturunkan Allah tadi malam dan yang belum pernah ada bandingannya? Ayat-ayat itu ialah : (Surah Al-Falaq dan An-Naas).” [0781]
PERHATIAN : Setiap ayat Al-Quran kesemuanya adalah utama, mulia dan penuh kehebatannya. Ditulis di sini hanyalah sebahagian ayat yang mudah kita amalkan sahaja.
Mengamalkan Ajaran Al-Quran
54. Dari ‘Amir bin Watsilah r.a, katanya : Bahawasanya Nafi’ bin ‘Abdul Harits pada suatu ketika bertemu dengan Khalifah Umar r.a di Usfan.
(Diringkaskan – Hadis ini mengenai Umar r.a bertanya kepada Nafi’, mengapa diangkat Ibnu Abza (hamba yang dimerdekakan) menjadi ketua bagi penduduk Wadi. Lalu Nafi’ menerangkan, bahawa Ibnu Abza mempunyai kefahaman mengenai Al-Quran dan pakar ilmu faraid kerana itulah dia diangkat menjadi ketua di situ)
Kata Umar r.a, ‘Benar! Nabi saw pernah bersabda, “Bahawasanya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan Kitab ini (Al-Quran) dan menghinakan yang lain.” [0783]
Penjelasan : Sesuatu kaum hanya akan dimuliakan apabila mereka berpegang kepada Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman sebenar. Berpegang kepada selain daripada itu hanyalah kehinaan.
Jumaat
55. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Adalah suatu (kewajipan) bagi setiap orang Muslim terhadap Allah, mandi (sekurang-kurangnya) sekali seminggu, iaitu mencuci kepala dan seluruh tubuhnya.” [0801]
56. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Bila engkau berkata kepada kepada sahabatmu, ‘Diam!’, padahal imam sedang berkhutbah, maka sesungguhnya percuma sajalah Jumaat kamu.” (Maksudnya : Dilarang bercakap ketika khutbah kerana boleh menyebabkan hilang pahala Jumaat itu) [0803]
57. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya pada hari Jumaat itu ada suatu saat, apabila seseorang memohon kebajikan (berdoa) kepada Allah pada saat itu, nescaya Allah akan mengabulkan permohonannya itu dan saat itu hanya sebentar.” [0804]
58. Dari Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari r.a : Abdullah bin ‘Umar pernah bertanya kepadaku, ‘Pernahkah anda mendengar bapa anda menyampaikan hadis Rasulullah saw tentang suatu saat (yang makbul) di hari Jumaat?’
Jawabku, ‘Ya, aku pernah dengar beliau (Nabi saw) mengatakan, bahawa dia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Saat itu ialah di antara imam duduk hingga selesai solat (Jumaat).” [805]
59. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Sebaik-baik hari ialah hari Jumaat, kerana pada hari itu Adam dijadikan. Pada hari itu dia masuk syurga, pada hari itu pula dia keluar daripadanya dan tidak terjadi kiamat melainkan pada hari Jumaat.” [806]
60. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila hari Jumaat telah tiba, para malaikat berdiri di setiap pintu masjid, mencatat orang yang pertama-tama datang dan seterusnya. Apabila imam telah datang (naik mimbar), mereka (malaikat) tutup buku (catatan) mereka dan sesudah itu mereka pergi mendengarkan khutbah.
Perumpamaan orang yang datang pertama-tama, ialah (pahalanya) seperti orang yang bersedekah unta.
Kemudian orang yang datang sesudah itu seperti orang yang bersedekah lembu. Kemudian seperti orang yang bersedekah kibasy (kambing).
Kemudian seperti orang yang bersedekah ayam dan kemudian seperti orang yang bersedekah telur.” [0809]
61. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang berwudhuk dan menyempurnakan wudhuknya, sesudah itu dia pergi ke (masjid untuk solat) Jumaat dan mendengarkan khutbah dengan tenang, maka diampuni Allah dosa-dosanya hingga Jumaat yang akan datang, tambah tiga hari (lagi).
Dan siapa yang memegang-megang kerikil (memegang tasbih atau seumpamanya untuk berzikir ketika imam berkhutbah) maka percuma sajalah Jumaatnya (iaitu, hilang pahala Jumaatnya).” [0811]
Penjelasan : Apabila imam sedang berkhutbah hendaklah mendengar dengan khusyuk dan tidak boleh berbuat apa-apa walaupun dengan membaca Al-Quran atau berzikir, apalagi bercakap, makan pisang, bermain-main karpet masjid dan seumpamanya agar mendapat pahala Jumaat tersebut.
Ancaman Bagi yang Meninggalkan Solat Jumaat
62. Dari Ibnu Umar r.a dan Abu Hurairah r.a : Keduanya mengkhabarkan bahawa mereka mendengar dari Rasulullah saw ketika Beliau sedang berkhutbah di atas mimbar, sabdanya, “Hendaklah orang yang suka meninggalkan Jumaat menghentikan perbuatan mereka itu ataukah mereka ingin Allah membutakan hati mereka dan sesudah itu mereka betul-betul menjadi orang yang lalai?” [0818]
Solat Tahiyatul Masjid
63. Dari Jabir bin Abdullah r.a, katanya : Sulaik Al-Ghathafani pernah datang ke (solat) Jumaat ketika Rasulullah saw sedang berkhutbah, lalu dia terus duduk. Maka bersabda Rasulullah saw kepadanya,
“Hai, Sulaik! Berdirilah lalu solatlah terlebih dahulu dengan singkat dua rakaat.” Kemudian Beliau (Nabi saw) menambahkan, “Apabila kamu datang ke (solat) Jumaat dan imam sedang berkhutbah maka solatlah lebih dahulu dengan singkat dua rakaat.” [0825]
Doa Ketika Mendapat Musibah
64. Dari Ummu Salamah r.anha : Rasulullah saw bersabda, “Tidak seorang pun di antara orang-orang Muslim yang ditimpa musibah lalu dibacanya apa yang diperintahkan Allah :
62. Dari Ibnu Umar r.a dan Abu Hurairah r.a : Keduanya mengkhabarkan bahawa mereka mendengar dari Rasulullah saw ketika Beliau sedang berkhutbah di atas mimbar, sabdanya, “Hendaklah orang yang suka meninggalkan Jumaat menghentikan perbuatan mereka itu ataukah mereka ingin Allah membutakan hati mereka dan sesudah itu mereka betul-betul menjadi orang yang lalai?” [0818]
Solat Tahiyatul Masjid
63. Dari Jabir bin Abdullah r.a, katanya : Sulaik Al-Ghathafani pernah datang ke (solat) Jumaat ketika Rasulullah saw sedang berkhutbah, lalu dia terus duduk. Maka bersabda Rasulullah saw kepadanya,
“Hai, Sulaik! Berdirilah lalu solatlah terlebih dahulu dengan singkat dua rakaat.” Kemudian Beliau (Nabi saw) menambahkan, “Apabila kamu datang ke (solat) Jumaat dan imam sedang berkhutbah maka solatlah lebih dahulu dengan singkat dua rakaat.” [0825]
Doa Ketika Mendapat Musibah
64. Dari Ummu Salamah r.anha : Rasulullah saw bersabda, “Tidak seorang pun di antara orang-orang Muslim yang ditimpa musibah lalu dibacanya apa yang diperintahkan Allah :
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepada-Nya lah kami kembali)
اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْنِي خَيْرًا مِنْهَا
(Ya Allah, berilah aku pahala pada mushibahku, dan gantilah darinya dengan yang lebih baik),
(Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepada-Nya lah kami kembali)
اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْنِي خَيْرًا مِنْهَا
(Ya Allah, berilah aku pahala pada mushibahku, dan gantilah darinya dengan yang lebih baik),
Melainkan Allah menukar baginya dengan lebih baik. Ketika Abu Salamah meninggal, Ummu Salamah sering bertanya kepada dirinya sendiri, orang Muslim manakah lagi yang lebih baik daripada Abu Salamah (suaminya)?
Dia (Abu Salamah) orang yang pertama-tama hijrah kepada Rasulullah saw. Pertanyaan itu sering diulang-ulangnya. Lalu Allah menukar baginya dengan Rasulullah saw sendiri. Kata Ummu Salamah menceritakan, “Beliau (Nabi saw) mengutus Hathib bin Abu Balta’ah melamarku untuk Beliau sendiri (Diringkaskan).... [0865]
Penjelasan : Apabila ditimpa sesuatu musibah hendaklah kita mengamalkan doa ini. Kesannya, sesuatu musibah itu akan diganti dengan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik dari apa yang dapat kita bayangkan.
Contohnya, Ummu Salamah bersedih kerana kehilangan suaminya yang diantara para sahabat yang berhijrah bersama Nabi saw, lalu Allah menggantikannya dengan seorang yang lebih hebat dari semua manusia, Nabi Muhammad saw sebagai suaminya. Subhanallah.
Sahih
Bukhari hal 1
Senin,
11 Maret 20130 komentar
Pendahuluan Sahih Bukhari
Dari Umar bin Khathab r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap amal harus disertai dengan niat. Balasan bagi setiap amal manusia ialah pahala bagi apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa (niat) hijrahnya kerana Allah dan Rasul-Nya, baginya pahala hijrah kerana Allah dan Rasul-Nya.
Dan barangsiapa (niat) hijrahnya kerana dunia yang hendak diperolehnya atau kerana perempuan yang hendak dikahwininya, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya, untuk apa dia hijrah.” [0001]
Wahyu
1. Dari ‘Aisyah r.ha : Harits bin Hisyam r.a pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Bagaimanakah caranya wahyu turun kepada anda (Rasulullah saw)? Jawab Rasulullah saw, “Kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku (kedengaran) seperti bunyi loceng. Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah bunyi tu berhenti, lantas aku mengerti apa yang dikatakannya.
Kadang-kadang malaikat menjelma seperti seorang laki-laki datang kepadaku. Dia berbicara kepadaku dan aku mengerti apa yang dikatakannya.
Kata ‘Aisyah r.ha, “Aku pernah melihat Nabi saw, ketika wahyu turun kepada beliau pada suatu hari yang amat dingin. Setelah wahyu itu berhenti turun, kelihatan dahi Nabi saw bersimbah peluh.” (Hadis 0002)
2. Dari ‘Aisyah r.ha : Wahyu yang mula-mula turun kepada Rasulullah saw ialah berupa mimpi-mimpi baik waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik hendak mengasingkan diri ke Gua Hira.
(a) Video GUA HIRA
(b) Imej satelit GUA HIRA
Di situ beliau saw beribadat beberapa malam, tidak pulang ke rumah isterinya. Untuk itu beliau saw membawa perbekalan secukupnya. Setelah perbekalan itu habis, beliau kembali kepada Khadijah (Khadijah binti Khuwailid, isteri Rasulullah saw yang pertama), untuk mengambil perbekalan secukupnya. Kemudian beliau kembali ke Gua Hira, hingga suatu ketika datang kepadanya Al Haq (kebenaran atau wahyu), iaitu sewaktu beliau saw berada di Gua Hira itu.
Malaikat datang kepadanya, lalu katanya, “Bacalah!” Jawab Nabi saw, “Aku tidak pandai membaca.” Kata Nabi saw selanjutnya menceritakan, “Aku ditarik dan dipeluknya sehingga aku kepayahan. Kemudian aku dilepaskannya dan disuruh pula membaca. “Bacalah!” katanya. Jawabku, “Aku tidak pandai membaca.” ........ (dan seterusnya)
Aku ditarik dan dipeluknya untuk ketiga kalinya, kemudian dilepaskannya seraya berkata :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan nama
tuhanmu yang menjadikan
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Yang menjadikan manusia
dari segumpal darah
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
Bacalah! Demi Tuhanmu
Yang Maha Mulia“
(Al-'Alaq : 1-3)
Setelah itu Nabi saw pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid, lalu berkata, “Selimuti aku! Selimuti aku!” Lantas oleh Khadijah hingga hilang rasa takutnya. Kata Nabi saw kepada Khadijah (setelah diceritakan semua kejadian yang baru dialaminya itu), “Sesungguhnya aku cemas atas diriku (akan binasa).”
Kata Khadijah, “Jangan takut! Demi Allah! Tuhan sekali-kali tidak akan membinasakan anda (Nabi saw). Anda selalu menghubungkan tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan (mengadakan) barang yang belum ada, memuliakan tetamu, menolong orang yang kesusahan kerana menegakkan kebenaran.”
Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi saw menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, iaitu anak pakcik Khadijah yang memeluk agama nasrani (kristian) pada masa jahiliyyah itu. Dia pandai menulis buku dalam bahasa Ibrani (Hebrew / Bahasa Yahudi). Maka disalinnya kitab Injil dari bahasa Ibrani seberapa dikehendaki Allah dapat disalinnya (tidak pasti berapa banyak yang telah disalinnya. Usianya telah lanjut dan matanya telah buta.
Kata Khadijah kepada Waraqah, “Hai anak pakcikku! Dengarkanlah khabar dari anak saudara anda (Nabi Muhammad saw) ini.” Kata Waraqah kepada Nabi saw, “Wahai anak saudaraku! Apakah yang telah terjadi atas diri anda?” Lalu Rasulullah saw menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialamiya.
Berkata Waraqah, “Inilah Namus (Malaikat) yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Wahai, semoga saya masih hidup ketika itu, iaitu ketika anda diusir oleh kaum anda.” Maka bertanya Rasulullah saw, “Apakah mereka akan mengusirku?” Jawab Waraqah, “Ya, betul! Belum pernah seorang jua pun yang diberi wahyu seperti anda, yang tidak dimusuhi orang.Apabila saya masih mendapati hari itu, niscaya saya akan menolong anda sekuat-kuatnya.”
Tidak berapa lama kemudian, Waraqah meninggal dunia dan wahyu pun terputus untuk sementara waktu.
Kata Ibnu Syihab, Abu Salamah bin Abdurrahman mngkhabarkan kepadanya bahawa Jabir bin Abdullah Al-Anshari menceritakan tentang terputusnya wahyu, katanya Rasulullah saw berkata dalam hadisnya : “Pada suatu waktu, ketika aku sedang berjalan-jalan, tiba-tiba kedengaran olehku suatu suara dari langit.
Maka kuangkat pandanganku ke arah datangnya suara itu. Kelihatan olehku malaikat yang pernah datang kepadaku di Gua Hira dahulu. Dia duduk di kerusi antara langit dan bumi. Aku terperanjat kerananya dan terus pulang. Aku berkata kepada Khadijah, selimuti aku!” Lalu Allah SWT menurunkan ayat :
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
“Wahai orang yang
berselimut!
قُمْ فَأَنذِرْ
Bangunlah serta berilah peringatan dan
amaran (kepada umat manusia)
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
Dan Tuhanmu, maka ucaplah
dan ingatlah kebesaranNya!
وَثِيَابَكَ فَطَهِّر
Dan pakaianmu, maka
hendaklah engkau bersihkan
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
Dan segala kejahatan,
maka hendaklah engkau jauhi”
(Al-Muddaththir : 1-5)
Maka semenjak itu, wahyu selalu turun berturut-turut. (Hadis 0003)
Iman
3. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang kamu sebelum ia menyukai untuk saudaranya (sesama Islam) apa yang disukainya untuk dirinya sendiri." (Hadis 0010)
4. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Tanda orang munafik ada tiga :
• Apabila berbicara ia dusta
• Apabila ia berjanji ia menyalahi janji
• Apabila dipercaya ia berkhianat." (Hadis 0027)
5. Dari Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Memaki orang muslim adalah derhaka (fasik) dan membunuhnya kafir." (Hadis 0040)
6. Dari Abu Mas’ud r.a : Nabi saw bersabda,”Apabila seorang laki-laki memberikan nafkah kepada keluarganya dengan ikhlas, maka (pahala) nafkah itu sama dengan (pahala) sedekah.” [Hadis 0045]
Ilmu
7. Dari Abu Hurairah r.a : Pada suatu ketika Nabi saw sedang berbicara dengan orang ramai (memberi ceramah atau pengajian), tiba-tiba datang seorang Arab Dusun menanyakan kepada beliau, ‘Bilakah datangnya saat (kiamat)?’
Nabi saw tidak langsung menjawab, tetapi beliau meneruskan pembicaraannya dengan orang ramai. Kerana sikap Nabi saw yang demikian itu, sementara orang mengatakan Nabi saw mendengar pertanyaan itu, tetapi beliau tidak menyukainya dan setengah lagi mengatakan beliau tidak mendengarnya.
Setelah Nabi saw selesai berbicara, beliau bertanya, “Di mana orang yang bertanya perkara saat (kiamat) tadi?”
Orang itu menyahut, “Saya! Ya Rasulullah!”
Rasulullah saw bersabda, “Apabila amanah telah disia-siakan orang, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat).”
Tanya orang itu, “Bagaimanakah caranya disia-siakannya amanah?”
Jawab Nabi saw, “Apabila suatu urusan (pekerjaan) diserahkan kepada orang bukan ahlinya, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat/kehancuran)[Hadis 0049]
Pengajaran Hadis:
(a). Menyerahkan sesuatu urusan atau pekerjaan kepada orang bukan ahlinya bermaksud menyerahkan sesuatu urusan atau pekerjaan kepada orang yang tidak mengerti, tidak cekap, tidak jujur lalu akibatnya adalah kehancuran atau kebinasaan.
(b). Mengajarkan kita tatatertib bertanya dalam majlis, iaitu jika bertanya janganlah memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara, kerana ia dapat mengganggu pembicara dan pendengar. Tunggulah saat yang bersesuaian untuk bertanya.
8. Dari Humaid bin Abdurrahman r.a : Beliau mendengar Muawiyah berkhutbah, katanya Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah akan beroleh kebaikan, diberi-Nya pengertian dalam hal agama. Saya (Nabi saw) hanya membagi-bagikan, sedang yang memberi ialah Allah(1).
Selama (umat Islam) berdiri teguh di atas agama Allah, tidak satu pun penentang-penentang mereka yang sanggup membinasakan mereka sampai kiamat datang.” [Hadis 0058]
NOTAKAKI : (1)Maksud Nabi saw membagi-bagikan adalah menyiarkan, menyampaikan ilmu; sedang yang memasukkan ilmu itu ke dalam hati manusia ialah Allah SWT.
9. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jangan merasa iri hati, kecuali kepada dua orang:
(a). Orang yang diberi Allah harta, kemudian dipergunakannya untuk yang hak, dan
(b). Orang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu yang hak), kemudian dipergunakannya (untuk yang hak) serta diajarkannya.” [Hadis 0059]
10. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw merangkul saya (Ibnu Abbas) dan mendoakan, “Ya Allah, ajarkanlah kepadanya al-kitab (kitab Al-Quran).” [Hadis 0061]
12. Dari Abu Hurairah r.a : Ada orang bertanya kepada Nabi saw, ‘Siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaat (pertolongan) Anda (Nabi saw) di hari kiamat?’
Jawab Nabi saw, “Saya kira, hai Abu Hurairah, belum ada orang bertanya perkara ini kepadaku sebelum ini. Mungkin barangkali kerana saya lihat engkau sangat rakus (ingin mendapat sesuatu dengan banyak) mendapatkan hadis.
Orang yang paling beruntung mendapat pertolonganku hari kiamat, ialah orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’, benar-benar ikhlas dari hati sanubari dan seluruh jiwanya.” [Hadis 0075]
Penjelasan Hadis : Mengucapkan kalimah ‘Laa ilaaha illallaah’ dengan ikhlas akan membuahkan keperibadian yang baik. Dari keperibadian yang baik timbul amal yang baik. Oleh sebab itu mereka akan memperoleh syafaat Nabi saw di hari kiamat. Ikhlas beerti juga bebas syirik.
13. Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a : Nabi saw bersabda, “Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan jalan mencabutnya dari hati manusia, tetapi dengan jalan mematikan orang-orang berpengetahuan (ulama).
Apabila orang berpengetahuan telah punah (hilang/lenyap), maka masyarakat akan mengangkat orang-orang bodoh menjadi pemimpin yang akan dijadikan tempat bertanya. Orang-orang bodoh ini akan berfatwa tanpa ilmu; mereka sesat dan menyesatkan. [Hadis 0076]
Penjelasan Hadis : Kemajuan sesuatu umat bergantung kepada jumlah ulama dan orang terpelajarnya, kerana merekalah yang memimpin dan membimbing umat itu. Pemimpin yang bodoh akan memimpin umatnya (masyarakat) menuju kebinasaan.
14. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Namailah dirimu dengan namaku (Muhammad) dan jangan memakai gelaranku.
Siapa yang bermimpi melihat aku dalam tidurnya, sebenarnya ia melihatku kerana syaitan tidak mampu menjelma seperti aku.
Dan siapa yang sengaja berdusta (membuat hadis palsu) atas namaku, maka biarlah dia menempati tempatnya di neraka.” [Hadis 0080]
Hari Raya
15. Dari Anas r.a : Biasanya Nabi saw sebelum pergi solat aidilfitri, lebih dahulu beliau memakan buah kurma beberapa butir. [Hadis 0512]
16. Dari Ibnu Abbas r.a : Saya (Ibnu Abbas) pernah solat hari raya bersama Rasulullah saw, Abu Bakar r.a, Umar r.a dan Utsman r.a. Mereka itu semuanya solat lebih dahulu sebelum berkhutbah. [Hadis 0516]
17. Dari Ibnu Abbas r.a : Nabi saw bersolat ‘Idul Fitri dua rakaat. Beliau tidak solat sebelum dan sesudahnya.
Kemudian beliau pergi ke tempat para wanita bersama bilal. Beliau menyuruh mereka bersedekah. Maka mereka bersedekah; ada yang menyedekahkan anting-anting dan ada pula yang menyedekahkan kalungnya. [Hadis 0517]
18. Dari Ummu ‘Athiyah r.ha : Kami diperintahkan pergi solat ‘Id (solat Hari raya) bahkan anak-anak gadis keluar dari pingitannya (dalam jagaan).
Begitu juga wanita-wanita yang sedang haid, tetapi mereka ini hanya berdiri saja di belakang orang ramai, turut bertakbir dan berdoa bersama-sama. Mereka mengharapkan beroleh berkat dan kesucian pada hari itu. [Hadis 0520]
19. Dari Jundab r.a : Nabi saw mula-mula melakukan solat (bersolat terlebih dahulu) ‘Idul Adha, kemudian beliau berkhutbah dan sesudah itu beliau menyembelih korban.
Nabi saw bersabda, “Siapa yang menyembelih korban sebelum solat, hendaklah menyembelih lagi yang lain (sesudah solat) sebagai gantinya. Siapa yang belum menyembelih, hendaklah menyembelih dengan nama Allah.” [0524]
20. Dari Jabir r.a : Biasanya pada hari raya, Nabi saw menempuh (melalui) jalan pulang, lain daripada jalan yang telah ditempuh (dilalui) beliau untuk pergi. [0525]
Solat Tahajjud
21. Dari Ibnu Abbas r.a : Apabila Rasulullah saw bangun tengah malam hendak solat tahajjud, Nabi saw membaca :
(Wahai Allah.. Untuk-Mulah segala puji. Engkau penanggung langit dan bumi beserta isinya. Untuk-Mulah segala puji. Penguasa langit dan bumi dan segala isinya. Untuk-Mulah segala puji ; Cahaya langit dan bumi.
Untuk-Mulah segala puji. Engkau Maha Benar, janji-Mu Maha Benar, menemui Engkau (di akhirat) Maha Benar, syurga Maha Benar, neraka Maha Benar, para Nabi Maha Benar dan Muhammad sollallaahu ‘alaihi wassalam Maha Benar dan hari kiamat Maha Benar.
Wahai Allah.. Saya pasrah kepada-Mu dan dengan Engkau aku beriman, kepada Engkau aku menyerah dan kepada Engkau aku kembali; dan kerana (mempertahankan agama) Engkau aku bermusuhan dan kepada Engkau aku meminta hukum.
Kerana itu ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu dan terakhir, ampunilah apa yang ku rahsiakan mahupun yang ku nyatakan. Engkaulah yang mendahulukan dan yang mengemudiankan, tidak ada tuhan melainkan hanya Engkau dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan di tangan Engkau ). [0581]
22. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Waktu seseorang sedang tidur, syaitan membuat tiga buah simpul di kepalanya. Untuk setiap simpul ia (syaitan) mengatakan, ‘Tidurlah engkau sepanjang malam’.
Ketika terbangun, lalu dia (orang yang tidur) menyebut nama Allah, maka lepaslah satu simpul. Jika berwudhu’, lepas pulalah satu simpul. Dan jika dia solat terbukalah seluruh simpul.
Maka waktu bangun pagi ia akan merasa penuh semangat dengan badan yang segar bugar. Jika tidak, dia akan bangun pagi dengan perasaan serba tak enak dan malas.” [0599]
23. Dari Samurah r.a : Diceritakannya dari Nabi saw perihal mimpi. Nabi saw bersabda, “Barangsiapa bermimpi seolah-olah kepalanya dipukul orang dengan batu, ertinya orang itu mempelajari Al-Quran tetapi tidak diamalkannya dan solat wajib ditinggalkannya.” [0600]
24. Diberitakan oleh Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah tabaaraka wa ta’aala (Allah yang Maha Suci lagi Tinggi) turun ke langit dunia pada sepertiga yang akhir di setiap malam.(Notakaki)
Dia (Allah) berfirman : ‘Barangsiapa berdoa kepada-Ku akan Ku perkenankan doanya. Barangsiapa meminta kepada-Ku akan Ku beri dia. Siapa yang minta ampun, akan Ku ampuni dia.” [0602]
(Tambahan oleh Koleksi Hadis : Notakaki : Turunnya Allah ke langit dunia – Hendaklah kita biarkan seperti mana adanya, iaitu tanpa:
(1). Takyif (mempersoalkan kaifiatnya/hakikatnya)
(2). Tasybih (penyerupaan)
(3). Ta’thil (penolakan)
Wajar saya tambahkan kata-kata Na’im bin Hammad al-Khuza’i (guru Imam al-Bukhari). Beliau mengatakan, ‘Barangsiapa menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, maka ia kafir. Dan barangsiapa mengingkari sifat yang telah Allah berikan untuk diri-Nya sendiri, bererti ia juga telah kafir.”
Barangsiapa yang menetapkan bagi Allah Ta’ala setiap apa yang disebutkan oleh Al-Quran yang jelas dan hadis-hadis sahih dengan pengertian yang sesuai dengan kebesaran Allah, serta menafikan kekurangan-Nya, bererti ia telah menempuh jalan petunjuk. (RUJUKAN : Tafsir Ibn Katsir – Tafsir Surah Al-A’raaf [7] : Ayat 54 pada mukasurat : 392)
Solat Istikharah
25. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw mengajarkan kepada kami solat istikharah untuk segala urusan, seperti dia mengajarkan kepada kami surah Al-Quran.
Sabda Beliau (Nabi saw), “Apabila seseorang kamu hendak melakukan sesuatu pekerjaan, lebih dahulu hendaklah solat dua rakaat yang bukan fardhu (solat sunat), kemudian membaca doa:
Terjemahan : Wahai Allah. Sesungguhnya aku mohon pilihan kepada Engkau dengan ilmu Engkau, dan mohon kuasa kepada Engkau dengan kekuasaan Engkau, dan aku meminta kepada Engkau kurnia-Mu yang Maha Agung. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak (ber)kuasa. Dan Engkau Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Dan Engkau Maha Tahu segala yang ghaib.
Wahai Allah. Jika menurut pengetahuan-Mu pekerjaan ini baik bagi agamaku, bagi kehidupanku dan akibat kesudahannya, maka berilah aku kesanggupan untuk melaksanakannya serta mudahkanlah ia bagiku, kemudian berikan berkat bagiku padanya.
Dan jika menurut pengetahuan-Mu pekerjaan ini tidak baik bagi agama, kehidupan serta akhir kesudahannya, maka singkirkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku daripadanya serta tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya, kemudian redhailah dia bagiku .” [0612]
26. Dari Abu Qatadah bin Rib’i Al- Anshari r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila seseorang kamu masuk ke dalam masjid, janganlah duduk lebih dahulu sebelum solat dua rakaat.” [0613]
27. Dari Jabir r.a : Rasulullah saw bersabda ketika Beliau sedang berkhutbah, katanya “Apabila seseorang kamu masuk masjid dan imam sedang berkhutbah, atau dia telah datang untuk itu, solatlah kamu lebih dahulu dua rakaat (sebelum duduk).” [0615]
28. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw berpesan kepadaku supaya aku melakukan solat dhuha dua rakaat. [0616]
29. Dari ‘Aisyah r.ha : Tidak ada solat Nawafil (sunat) yang lebih diutamakan oleh Nabi saw dari solat sunat lainnya selain daripada dua rakaat sunat fajar. [0617]
30. Dari ‘Aisyah r.ha : Rasulullah saw melakukan dua rakaat solat sunat sebelum subuh dengan cara yang ringan, sehingga aku tertanya-tanya dalam hatiku adakah Nabi saw membaca Al-Fatihah (atau tidak). [0618]
Madinah
31. Dari Anas r.a : Nabi saw bersabda, “Kota Madinah haram (kota suci) dari batas situ ke situ. Pohonnya tidak boleh ditebang dan tidak boleh melakukan kejahatan di dalamnya. Barangsiapa melakukan kejahatan, ia akan mendapat kutuk(an) Allah, kutuk malaikat dan manusia seluruhnya.” [0908]
32. Dari Abu Bakrah r.a : Nabi saw bersabda, “Tidak akan dapat masuk ke Madinah, Al-Masih Ad-Dajjal yang ditakuti. Madinah ketika itu mempunyai tujuh buah pintu. Pada tiap-tiap pintu terdapat dua orang malaikat.” [0919]
33. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Di jalan-jalan masuk ke Madinah ada malaikat. Kerana itu tidak dapat masuk ke dalamnya penyakit taun (penyakit berjangkit) dan tidak pula Dajjal. [0920]
34. Dari Anas bin Malik r.a : Nabi saw bersabda, “Semua negeri akan diinjak oleh Dajjal, melainkan Mekah dan Madinah. Di mana setiap jalan masuk ke dalam kedua kota itu dijaga oleh malaikat dengan berbaris. Kemudian Madinah goncang (dengan) tiga kali goncangan, maka ketika itu Allah SWT mengeluarkan semua orang kafir dan munafik.” [0921]
35. Dari Anas r.a : Nabi saw bersabda, “Wahai Allah, Turunkanlah berkah berganda di Madinah, sebagaimana yang telah Engkau turunkan di Mekah.” [0925]
Puasa
36. Dari Umar r.a, katanya : Siapakah yang hafal sebuah hadis dari Nabi saw berkenaan dengan fitnah?
Jawab Hudzaifah : Aku mendengar Nabi saw bersabda, “Fitnah seseorang dalam keluarganya, dalam hartanya dan tetangganya dapat ditutup (dihapuskan) oleh solat, puasa dan sedekah.” [0929]
37. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menafkahkan dua perkara pada jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari beberapa pintu syurga. Wahai hamba Allah! Inilah kebaikan!
Maka siapa yang mengerjakan solat ia akan dipanggil dari pintu solat; siapa yang ikut berperang ia akan dipanggil dari pintu jihad; siapa yang puasa ia akan dipanggil dari pintu Rayyaan; dan siapa yang bersedekah ia akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Kata Abu Bakar r.a, ‘Aku tebus engkau dengan bapa dan ibuku, hai Rasulullah. Tiadalah suatu kesukaran bagi orang-orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu, dan adakah seseorang dipanggil dari pintu-pintu itu semuanya?’
Jawab Nabi saw, “Ya, dan aku mengharapkan supaya engkau termasuk dalam golongan mereka itu.” [0931]
38. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila datang bulan Ramadhan, dibukakan semua pintu syurga.” [0932]
39. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila tiba bulan Ramadhan; dibukakan pintu langit, dikunci pintu neraka dan dibelenggu syaitan.” [0933]
Jual Beli
40. Dari Nu’man bin Basyir r.a : Nabi saw bersabda, “Yang halal sudah nyata, yang haram sudah nyata dan antara keduanya beberapa perkara yang meragukan. Barangsiapa meninggalkan apa yang diragukan tentang dosanya, biasanya orang itu meninggalkan pula apa yang sudah nyata berdosa.
Dan siapa yang berani melakukan apa yang masih diragukan tentang dosanya, dikhuatirkan ia jatuh pada perkara yang nyata dosanya.
Segala macam maksiat adalah larangan Allah. Barangsiapa bermain-main sekitar larangan Allah, dikhuatirkan ia akan jatuh ke dalamnya.” [1006]
41. Dari ‘Aisyah r.a : Bahawasanya orang banyak bertanya kepada Rasulullah saw, katanya, ‘Ya Rasulullah, suatu kaum memberi kami daging yang kami tidak tahu apakah mereka menyebut nama Allah (waktu menyembelih) atau tidak.’ Jawab Rasulullah saw, “Sebutlah nama Allah dan makanlah.” [1011]
42. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Bakal datang di suatu masa di mana orang tiada (ambil) peduli akan apa yang diambilnya; apakah dari yang halal ataukah dari yang haram.” [1012]
43. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa ingin supaya dipermudahkan (oleh Allah) rezekinya atau dipanjangkan (Allah) umurnya, maka hendaklah dia memperhubungkan silaturrahmi (hubungan kasih sayang).” [1016]
44. Dari Miqdam r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada makanan yang dimakan seseorang, sekali-kali tidak (ada) yang lebih baik daripada memakan makanan hasil usaha tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s makan dari hasil usaha tangan beliau sendiri.” [1019]
45. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah mengasihi orang yang murah hati ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih (hutang).” [1020]
46. Dari ‘Aisyah r.a, katanya : Ketika akhir surah Al-Baqarah diturunkan, Nabi saw membacakannya kepada kepada orang banyak di masjid, kemudian beliau mengharamkan perdagangan khamar (arak atau minuman yang memabukkan). [1026]
47. Dari ‘Aun bin Abu Juhaifah r.a, katanya : Saya melihat bapa saya membeli seorang hamba sahaya yang pandai membekam (ketika perhambaan masih dibolehkan), lalu saya bertanya kepada bapa.
Jawab beliau, “Nabi saw hanya melarang jual-beli anjing dan jual-beli darah; kemudian beliau melarang pula mencacah dan dicacah (mentatoo dan pembuat tattoo), memakan riba dan member orang supaya memakannya; dan beliau (Nabi saw) mengutuk orang yang membuat patung. [1027]
48. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sumpah itu melariskan dagangan, tetapi menghapus keberkatan.” [1028]
49. Dari Abu Musa r.a : Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan duduk dengan orang baik-baik dibandingkan dengan duduk berserta orang jahat, seumpama pemilik kasturi dengan dapur tukang besi.
(Ertinya), engkau tidak akan lepas dari (bau) pemilik kasturi itu. Adakalanya engkau membeli kasturi itu atau sekurang-kurangnya mencium-cium baunya. Sedangkan dapur tukang besi membakar tubuh mu atau sekurang-kurangnya engkau mencium bau busuk.” [1033]
50. Dari ‘Aisyah r.a : ‘Aisyah, Ummul Mukminin r.a menceritakan bahawa dia membeli sebuah bantal kecil yang bergambar-gambar. Ketika Rasulullah saw melihat bantal itu, beliau berdiri sahaja di pintu tidak jadi masuk. Kemudian ku lihat di wajah beliau bahawa beliau benci.
Lalu kata ku, “Ya Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apakah kiranya kesalahan ku?”
Jawab Rasulullah saw, “Apakah perlunya bantal itu?” Jawab ku, “Saya beli untuk Tuan, untuk tempat duduk Tuan dan untuk sandaran Tuan.”
Sabda Nabi saw, “Sesungguhnya pemilik gambar-gambar seperti itu bakal disiksa pada hari kiamat. Dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkanlah apa yang kamu buat’.” Selanjutnya Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar, tidak dimasuki malaikat.” [1037]
51. Dari Abu Sa’id r.a, menceritakan : Rasulullah saw melarang Munabazah. Iaitu, melemparkan kainnya kepada yang lain dalam jual beli, sebelum dibalik-balik atau dilihatnya kain itu dan beliau melarang Mulamasah, iaitu menyentuh kain yang tidak dilihat. [1061]
Penjelasan :
Munabazah : Seseorang yang menjual sesuatu barang kepada pembeli sebelum pembeli tersebut melihat-lihat barang tersebut.
Mulamasah : Memegang sesuatu barang yang hendak dibeli tanpa melihatnya. (Apabila menyentuh sesuatu barang, maka dikira atau dipaksa membelinya).
52. Dari Anas bin Malik r.a, katanya : Rasulullah saw melarang melakukan jual beli Muhaqalah, Mukhadharah, Mulamasah, Munabazah dan Muzabanah.” [1085]
Penjelasan :
a. Muhaqalah (sewa menyewa tanah dengan bagi hasil).
b. Mukhadarah (menjual buah-buahan di pokok yang belum pasti baik atau tidak, termasuk ‘Zuru’, iaitu padi, jagung, gandum dan sebagainya).
c. Mulamasah(Memegang sesuatu barang yang hendak dibeli tanpa melihatnya).
d. Munabazah (Seseorang yang menjual sesuatu barang kepada pembeli sebelum pembeli tersebut melihat-lihat barang tersebut).
e. Muzabanah (Menjual buah yang basah dengan buah yang kering atau menjual padi kering dengan padi yang basah atau apa-apa yang menipu dalam penjualan. Contoh zaman ini, menipu menjual suratkhabar lama dengan dibasahkan separuh atau menjual tin aluminium dengan meletakkan batu atau pasir supaya menjadi lebih berat).
53. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah yang diriku berada dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya akan turun kepada mu Ibnu Maryam (Nabi Isa a.s) menjadi halim yang adil. Maka dipecahnya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak dan harta kekayaan akan melimpah ruah sehingga tidak seorang pun yang mahu menerima.” [1090]
54. Dari Jabir bin Abdullah r.a, katanya : Ia mendengar Rasulullah saw bersabda di Mekah pada tahun penaklukan Mekah, sabdanya : “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan menjual minuman yang memabukkan, bangkai, babi dan berhala.”
Lalu ditanyakan orang kepada beliau, ‘Ya Rasulullah, bagaimanakah tentang lemak bangkai? Lemak itu gunanya untuk melumuri perahu, untuk meminyaki kulit dan dijadikan lampu oleh orang banyak.
Jawab Nabi saw, “Tidak boleh, itu haram.”
Kemudian beliau (saw) menambahkan, “Dikutuk Allah kiranya orang Yahudi. Setelah Allah mengharamkan lemaknya, mereka hancurkan kemudian mereka jual dan setelah itu mereka makan wang harganya.” [1096]
55. Dari Abu Mas’ud Al-Anshari, katanya : Rasulullah saw melarang tentang harga (jual beli) anjing, membayar mahar penzina dan membayar tukang tenung (peramal). [1097]
Tambahan : Termasuk larangan membayar tukang tenung zaman ini adalah mesin-mesin melihat peramal takdir seperti yang ada di pasaraya-pasaraya.
Ijarah (mengupah, menerima upah, menyewa atau mempersewakan)
56. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan orang itu gembala kambing. Para sahabat bertanya, ‘Dan anda sendiri bagaimana?’
Jawab Nabi saw, “Ya, aku pernah gembala kambing orang Mekah dengan (upah) beberapa qirath (nama mata wang lama). [1105]
Hawalah (memindahkah hak pembayaran hutang)
Contoh Hawalah : A berhutang pada B dan B berhutang pada C. Dengan persetujuan ketiga-tiganya, A terus membayar hutangnya kepada C.
57. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Orang kaya (berkemampuan) yang melambat-lambatkan (membayar hutang, zakat harta dan lain-lain kewajipan yang perlu dibayarnya) adalah zalim. Apabila seorang di antara mu dipindahkan hutang piutangnya kepada orang yang berpunya (kaya) hendaklah diturutinya (ditagih).” [1111]
Pertanian
58. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Seorang Muslim yang menanam pohon atau tanam-tanaman, lalu sebahagian hasilnya dimakan burung, manusia atau binatang maka orang yang menanam itu mendapat pahala.” [1126
59. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang memelihara anjing; selain anjing penjaga perkebunan atau penjaga ternak maka pahala amal orang itu berkurang setiap harinya satu ‘qirath’ (ukuran timbangan yang bermaksud sebahagian).
Dalam sebuah riwayat lain : “Selain anjing penjaga kambing, perkebunan atau untuk berburu.” [1128]
60. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mempunyai tanah, hendaklah tanah itu ditanaminya atau berikan kepada saudaranya. Seandainya ia tidak suka memberikannya kepada orang lain, maka hendaklah tanah itu tetap dimilikinya.” [1138]
Minuman
61. Dari Sahl Bin Sa’ad, katanya : Sebuah gelas dihidangkan kepada Rasulullah saw dan beliau minum dari situ. Di sebelah kanan beliau ada seorang anak kecil dan di sebelah kiri beliau ada seorang tua.
Beliau bersabda, “Hai anak kecil, relakah engkau kalau sisa saya ini saya berikan kepada orang tua ini?”
Anak itu menjawab, ‘Wahai Rasulullah, sayalah yang paling berhak mendapat sisa anda.’ Lalu Rasulullah saw memberikan kepadanya. [1140]
Pengajaran hadis :
(a). Hadis menunjukkan bahawa ajaran Islam; iaitu memberikan sesuatu kepada orang lain harus dimulakan dari sebelah kanan.
(b). Menghormati orang tua.
(c). Menjaga perasaan, walaupun seorang anak kecil.
62. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan dilihat dan tidak akan disucikan Tuhan pada hari kiamat dan mereka itu akan memperoleh siksa yang hebat.
Pertama, orang yang mempunyai kelebihan air tetapi tidak mahu memberikannya kepada orang yang kehausan dalam perjalanan.
Kedua, orang yang berjanji setia kepada Imam (Pemimpin/Penguasa), tetapi hal itu dilakukannya hanya kerana kepentingan dunia. Kalau Imam memberikan keuntungan dunia kepadanya, ia gembira. Tetapi jika tidak, ia menjadi marah.
Ketiga, orang yang berjualan setelah Asar, lalu berkata; ‘Demi Allah tiada tuhan selain-Nya. Barang-barang saya ini telah ditawar orang sekian.’ (Maksudnya : Membuat sumpah palsu) Lalu kata-katanya itu dipercaya orang lain.
Lalu Beliau (Nabi saw) membaca ayat yang bererti;
Surah Ali 'Imran [3] : 77
77. “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.” [1143]
Bertengkar
63. Dari Abu Said Al-Khudri r.a, katanya : Pada suatu waktu, ketika Rasulullah saw sedang duduk-duduk, datanglah seorang Yahudi berkata, ‘Hai Abu Qasim! Seseorang sahabat dari Tuan telah menampar muka saya.’ “Siapa?”, tanya Beliau (saw). Orang Yahudi itu menjawab, ‘Seorang Ansar.’ Kata Beliau (saw), “Panggillah orang itu!”
Lalu Beliau (saw) bertanya, “Engkaukah tampar dia?”
Orang itu menjawab, ‘Saya dengar ia (Yahudi itu) bersumpah di pasar dengan berkata, ‘Demi tuhan yang telah memilih Musa lebih dari segala manusia.’ Saya berkata, ‘Kamu telah berbuat jahat terhadap Rasulullah saw.’ Saya marah, lalu menampar mukanya.
Nabi saw berkata, “Janganlah kamu melebihkan seseorang dari pada Nabi. Pada hari kiamat seluruh manusia pengsan. Saya adalah orang yang pertama-tama sedar kembali. Tiba-tiba saya jumpai Musa berpegang pada salah satu tiang Arasy.
Saya tidak tahu apakah ia turut pengsan atau sudah tidak pengsan lagi (Maksudnya : dikecualikan dari pengsan).” [1161]
Penganiayaan dan Perampasan
64. Dari Abu Said Al-Khudri r.a : Rasulullah saw bersabda, “Kalau orang yang beriman itu telah bebas dari neraka, mereka ditahan pada jambatan antara syurga dan neraka, lalu orang saling membalas penganiayaan antara sesama mereka waktu di dunia.
Setelah mereka dibersihkan dan disucikan, barulah mereka diizinkan masuk syurga. Demi Allah yang diri Muhammad di tangan-Nya, orang lebih tahu tempatnya di syurga daripada (berbanding) tempatnya di dunia.” [1167]
No comments:
Post a Comment