Kemajuan Eropa (Barat) memang
bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir Islam yang
rasional. Di anatar saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah Perang
Salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika Islam
mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana,
kemudian menerjemahkan karya-karya umat Islam. Hal ini dimulai sejak abd
ke-12M. Dalam perkembangan selanjutnya, keadaan ini melahirkan renaissance, reformasi
dan rasionalisme di Eropa. (Badri Yatim, 2004: 169)
Renaissance
merupakan gerakan pemikiran dan kebangkitan kembali kebudayaan klasik di Eropa
melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke
bahasa Latin; dan dari terjemahan-terjemahan inilah orang-orang Eropa
menegtahui kebudayaan Yunani. (Fatah Syukur, 2009: 161)
Gerakan-gerakan
renaissance melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad
ke-16 dan 17M merupakan abad yang paling penting bagi Eropa, sementara pada
akhir abad ke-17 itu pula dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Dengan
lahirnya renaissance, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka
pada masa kebodohan dan kegelapan.
Banyak
penemuan-penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang
mereka peroleh. Christoper Columbus menemukan Benua Amerika (1492M), Vasco da
Gama menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan (1498M). Dengan temuan
ini, Eropa memperoleh kemajuan dalam dunai perdagangan, karena tidak tergantung
lagi kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam.
Melalui
jalur laut Eropa mengembangkan dan meluaskan pengaruhnya di dunia. Eropa
menginginkan kekuasaan terhadap daerah yang disinggahinya dalam rangka
mendapatkan devisa bagi negara mereka yang saat itu membutuhkan banyak dana
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka mulai saat itu pula
mereka melakukan ekspansi dan berusaha menjajah daerah lain, terutama daerah/
negara muslim.
Perekonomian
bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka baginya.
Tak lama setelah itu, mulailah kemajuan Barat melampaui kemajuan Islam yang
sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan Barat itu dipercepat oleh penemuan
dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. (Badri Yatim, 2004: 175)
Dengan
organisasi dan persenjataan modern pasukan peang Eropa mampu melancarkan
pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti kerajaan Usmani
dan Mughal. Daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya juga mulai berjatuhan ke
tangan Eropa; seperti Asia Tenggara dan di Anak Benua India, bahkan Mesir oleh
Napoleon Bonaparte dari Perancis pada tahun 1798M. Sementara, negeri-negeri
Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Usmani, baru
diduduki Eropa pada masa berikutnya.
Imperialisme Dunia Barat Ke Dunia Islam
1. Penjajahan dunia Barat terhadap dunia Islam di Anak
Benua India dan Asia Tenggara
India,
pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil
pertanian. Hal ini mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk
berdagang ke sana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan
kaki di India. Pada tahun 1611M, Inggris mendapat izin menanamkan modal; dan
pada tahun 1617M Belanda mendapat izin yang sama. (Badri Yatim, 2004: 176)
Kongsi
dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai berusaha menguasai
wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat. Penguasa setempat mencoba
mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris. Namun, mereka tidak
berhasil mengalahkan kekuatan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibukota
kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah bayang-bayang
kekuasaan Inggris. Pada tahun 1842M, Keamiran Muslim Sind di India dikuasai.
Tahun 1857M, kerajaan Mughal dikuasai secara penuh, dan raja yang terakhir
dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada di bawah kekuasaan Inggris
yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879M, Inggris berusaha
menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899M, Kesultanan Muslim Baluchistan
dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.
Asia
Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah
penghasil rempah-rempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan
negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya
di negeri ini. Hal itu mungkin karena, dibandingkan dengan Mughal,
kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah
dapat ditaklukkan.
Kerajaan
Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis
merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai,
ditaklukkan Portugis pada tahun 1511M. Sejak itu peperangan-peperangan antara
Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar.
Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan
rempah-rempah.
Pada
tahun 1521M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil
menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti
Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu. Akhir abad ke-16 M, giliran
Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis, datang ke Asia Tenggara. Namun,
Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai negeri di Asia Tenggara dan hanya
datang untuk berdagang. Belanda dating tahun 1592M dan dengan segera dapat
memonopoli perdaganagn di kepulauan Nusantara. Sedangkan kekuasaan Inggris
tertancap di Semenajung Malaya, termasuk Singapura sekarang, dan Kalimantan
Barat, termasuk Brunai. Inggris bahkan sempat menguasai seluruh Indonesia untuk
jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal abad ke-19 M.
Sebagaimana
di India, di Asia Tenggara politik negara-negara Eropa itu berlanjut terus
sampai pertengahan abad ke-20 M.
2. Ekspansi Barat ke Timur Tengah
Ketika
Perang Dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman yang kemudian mengalami
kekalahan. Akibatnya, kekuasaan kerajaan Turki Usmani semakin ambruk.
Peperangan-peperangan melawan Barat di Eropa Timur terus berkecamuk, memakan
dan menguras tenaga, yang berakhir dengan kekalahan di pihak Turki. (Badri
Yatim, 2004: 180)
Di
pihak lain, satu demi satu daerah-daerah di Asia dan Afrika yang sebelumnya
dikuasai Turki Usmani, melepaskan diri dari Konstantinopel. Dari sekian banyak
faktor yang menyebabkan kemunduran Turki Usmani itu, yang tak kalah pentingnya ialah
timbulnya perasaan nasionalisme pada bangsa-bangsa yang berada di bawah
kekuasaannya. Bangsa Armenia dan Yunani yang beragama Kristen berpaling ke
Barat, memohon bantuan Barat untuk kemerdekaan tanah airnya. Bangsa Kurdi di
pegunungan dan Arab di padang pasir dan lembah-lembah juga bangkit untuk
melepaskan diri dari cengkeraman penguasa Turki Usmani.
Demikianlah,
keadaan dunia Islam pada abad ke19 M, sementara Eropa sudah jauh
meningalkannya. Eropa dipersenjatai dengan ilmu modern dan penemuan yang membuka
rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke
tangan Barat. Dalam waktu yang tidak lama, kerajaan-kerajaan besar Eropa sudah
membagi-bagi seluruh dunia Islam. Inggris merebut India dan Mesir. Rusia
menyeberangi Kaukasus dan menguasai Asia Tengah. Perancis menaklukkan Afrika
Utara, dan bangsa-bangsa Eropa lainnya mendapat bagiannya dari warisan itu.
Penetrasi
Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua
bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis, yang memang sudah bersaing.
Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India. Perancis merasa perlu
memutuskan hubungan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh
Karena itu pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di bawah
kekuasaannya. Mesir dapat ditaklukkan Perancis tahun 1987M. Alasan lain
Perancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-hasil industrinya.
Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis juga dapat menjadi sentral
aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki, Syiria hingga ke timur
jauh.
Persaingan
antara Inggris dan Perancis di Timur Tengah memang sudah lama dan terus
berlangsung. Persaingan ini terlihat dari penaklukkan wilayah Islam di Timur
Tengah dan Afrika, yakni: (Karen Armstrong, 2002: 200)
- 1820M :
Oman dan Qatar, oleh Inggris
- 1830-1857M
: Aljazair, oleh Perancis
- 1839M :
Aden, oleh Inggris
- 1881-1883M
: Tunisia, oleh Perancis
- 1882M :
Mesir, oleh Inggris
- 1898M :
Sudan, oleh Inggris
- 1900M :
Chad, oleh Perancis
Pada abad ke-20M, Italia dan Spanyol
ikut bersama Inggris dan Perancis memperebutkan wilayah-wilayah di Afrika,
yaitu:
- 1906M :
Kesultanan Muslim Nigeria Utara, oleh Inggris
- 1912-1913M
: Kesultanan Tripoli dan Cyrenaica, oleh Italia
- 1912M :
Maroko, oleh Perancis dan Spanyol
- 1912-1915M
: Maroko, oleh Spanyol
- 1914M :
Kuwait, oleh Inggris
- 1919-1921M
: Sisilia, oleh Perancis
- 1920M :
Irak, oleh Inggris
- 1920M :
Syiria dan Libanon, oleh Perancis
- 1926-1927M
: Somalia, oleh Italia
Sedangkan negeri-negeri muslim yang jatuh ke tangan
Rusia, diantaranya:
- 1834-1859M
: Kaukasus, oleh Rusia
- 1853-1865M
: Khoakand dan jatuhnya Tashkent, oleh Rusia
- 1866-1872M
: Daerah sekitar Samarkand dan Bukhara, oleh Rusia
- 1873-1887M
: Uzbekistan, oleh Rusia
- 1941-1946M
: Pendudukan Anglo-Rusia di Iran
Dari
sisi ekonomi, kedatangan bangsa Barat bertujuan untuk berdagang, menjual produk
yang mereka hasilkan, selain mencari bahan-bahn mentah yang sebagin besar
terdapat di negara-negara Islam di Timur. Tapi lama-kelamaan, tujuan mereka
berubah, yang merambah pada masalah politik. Perubahan orientasi ini disebabkan
adanya persaingan di anatar bangsa-bangsa Barat itu sendiri yang ingin
memonopoli sistem perdagangan. Selain itu terdapat pula motif lain yakni
Spanyol dan Portugis dalam menyebarkan agama Kristen. Portugis membawa tiga
misi, yaitu: Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), dan Gospel
(menyebarkan agama Kristen).
Faktor
utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara muslim
adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang industri menyebabkannya
membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah. Mereka juga membutuhkan
negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri mereka. Untuk menunjang
perekonomian tersebut, kekuatan politik diperlukan sekali. Akan tetapi
persoalan agama seringkali terlibat dalam proses politik penjajahan barat atas
negeri-negeri muslim. Trauma Perang Salib masih membekas pada sebagian orang
barat, terutama Portugis dan Spanyol, karena kedua negara ini dalam jangka
waktu lama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Islam. (Badri Yatim, 2004:
183)
Menurut
Fatah Syukur (2009: 166) motif utama Eropa menjelajah dan menjajah wilayah
Islam, yaitu:
- Menyebarkan
Kristen dan sekaligus untuk menghambat serta menaklukkan Islam sebagai
kekuatan yang dapat mengancam Eropa
- Membuka
lahan baru untuk memasarkan komoditi mereka dengan cara memonopoli
perdagangan
- Mengambil
aset negara jajahan, untuk memberikan devisa kepada Eropa
- Mengeksploitasi
rakyat negara jajahan untuk kepentingan mereka
Dampak Penjajahan Bangsa Barat atas Dunia Islam
Bahaya
Bidang Politik
- Penjajahan
itu menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajahnya.
- Politi
kapitalisme membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk
keuntungan tanpa menghiraukan penderitaan orang lain, rakyat kecil jadi
tertindas.
- Paham
komunisme yang menumbuhkan sikap yangg menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan hingga merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
serta umat Islam.
Bahaya Bidang Ekonomi
- Dengan
berkembangnya sistem kapitalisme, kemiskinan akan terus bertambah.
Kesengsaraan Umat Islam akan makin parah.
- Sistem
kapitalisme ini akan menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber
daya manusia secara besar-besaran.
Bidang Sosial Pendidikan
- Penjajah
senantiasa membuat jurang pemisah antara kaum bangsawan dengan rakyat
kecil, sehingga diantara mereka tidak ada persatuan.
- Kaum
agamis tidak diperbolehkan berpolitik. Penjajah khawatir jika ada
orang-orang Islam menggerakkan organisasi untuk kemajuan umatnya. Rakyat
kecil tidak diberi hak untuk sekolah, yang boleh sekolah hanya anak-anak
pejabat saja.
Bahaya Bidang Budaya
- Budaya
yang disebarkan penjajah dapat merusak agama yang dimiliki bangsa yang
dijajahnya; seperti minum arak, berjudi, pergaulan bebas dan budaya
negatif lainnya yang disebarkan.
- Pelajar
jauh dari agama, mereka dijauhkan dari agama.
- Di
Indonesia, adanya PKI atas pengaruh paham komunisme.
Fakta Sejarah yang Dapat Diambil sebagai Ibrah
- Ibrah
yang dapat diambil dari peristiwa imperialisme dunia Barat ke dunia Islam,
diantaranya:
- Kita
harus dapat menata perekonomian bangsa dengan kuat. Kondisi perekonomian
yang rapuh akan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya dan imperialisme
akan dengan mudah menjajah bangsa kita.
- Kita
harus membendung segala bentuk imperialisme dan mempertahankan tanah air
kita.
- Kita
harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia
Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam II, Pustaka
Riski Putra, Semarang,2009
Karen Amstrong, Islam Sejarah Singkat, Jendela,
Yogyakarta, 2002
Murodi, SKI MA kelas XII, Karya Toha Putra, Semarang,
2009
https://garisbawahku.wordpress.com/2013/05/23/imperialisme-dunia-barat-ke-dunia-islam/