Huraian Kesangatan
Haramnya Menyaksikan Kepalsuan
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan jauhilah perkataan palsu." (al-Haj:30)
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Janganlah engkau turut sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengertian dalam hal itu." (al-lsra': 36)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Tidaklah seseorang itu mengucapkan sesuatu ucapan, melainkan di sisinya ada malaikat Raqib - pencatat kebaikan - dan malaikat 'Atid - pencatat keburukan." (Qaf: 18)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Sesungguhnya Tuhanmu itu tetap mengadakan pengintipan."(Al-Fajr: 14)
"Dan mereka itu adalah orang-orang yang tidak suka menjadi saksi palsu." (al-Furqan:72)
Allah Ta'ala berfirman pula:
1547, Dari Abu Bakrah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidakkah engkau semua suka kalau saya memberitahukan kepadamu semua tentang sebesar-besarnya dosa besar." Kita -yakni para sahabat - berkata: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu menyekutukan kepada Allah, berani melawan kedua orang tua," semula beliau s.a.w. bersandar lalu duduk, kemudian bersabda: "Ingatlah, juga perkataan palsu dan menjadi saksi palsu." Tidak henti-hentinya beliau s.a.w. itu mengulang-ulangi sabdanya yang terakhir ini, sehingga kita mengucapkan: "Alangkah baiknya kalau beliau diam." (Muttafaq 'alaih)
"Janganlah engkau turut sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengertian dalam hal itu." (al-lsra': 36)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Tidaklah seseorang itu mengucapkan sesuatu ucapan, melainkan di sisinya ada malaikat Raqib - pencatat kebaikan - dan malaikat 'Atid - pencatat keburukan." (Qaf: 18)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Sesungguhnya Tuhanmu itu tetap mengadakan pengintipan."(Al-Fajr: 14)
"Dan mereka itu adalah orang-orang yang tidak suka menjadi saksi palsu." (al-Furqan:72)
Allah Ta'ala berfirman pula:
1547, Dari Abu Bakrah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidakkah engkau semua suka kalau saya memberitahukan kepadamu semua tentang sebesar-besarnya dosa besar." Kita -yakni para sahabat - berkata: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu menyekutukan kepada Allah, berani melawan kedua orang tua," semula beliau s.a.w. bersandar lalu duduk, kemudian bersabda: "Ingatlah, juga perkataan palsu dan menjadi saksi palsu." Tidak henti-hentinya beliau s.a.w. itu mengulang-ulangi sabdanya yang terakhir ini, sehingga kita mengucapkan: "Alangkah baiknya kalau beliau diam." (Muttafaq 'alaih)
No comments:
Post a Comment